,

Cerita Implementasi Digital Twin dalam Industri

Program Studi Teknik Industri UII melaksanakan monthly webinar dengan topik bahasan “Best Practice Enhacing Industrial System Through Dynamic Insight A Digital Twin Approach”. Program baru yang rencananya akan dilaksanakan rutin tiap bulannya ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada (10/5) dan dihadiri oleh 121 peserta umum, termasuk peserta dari luar UII dan luar DI Yogyakarta. Kegiatan ini menceritakan mengenai implementasi digital twin dalam berbagai sektor pada sistem industri. Peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana digital twin meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sistem industri.

Anisa Nur Aini sebagai pemandu acara pada pagi hari itu menyambut seluruh peserta yang hadir dengan hangat. Ia menjelaskan susunan acara secara singkat sekaligus memperkenalkan moderator yang akan memimpin jalannya diskusi dalam webinar ini. Kemudian, Didin Dwi Novianto, S.T., M.LSCM., sebagai moderator memberi sedikit pengantar dengan membacakan CV dari narasumber. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa berbagai industri telah menerapkan konsep digital twin, termasuk manufaktur, transportasi, perawatan, kesehatan, dan rekonstruksi.

“Jadi, konsep digital twin ini keuntungannya adalah dapat membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya dengan memberikan wawasan dan analitik secara digital.” ucapnya.

Apa itu Digital Twin?

Selanjutnya, sesi inti dari webinar tersebut ialah penyampaian materi oleh Ir. Muhammad Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., Ketua Program Studi Program Sarjana Teknik Industri. Beliau menjelaskan digital twin adalah konsep yang menunjukkan physical object itu sebagai representasi secara visual dari prosesnya. Lalu, berlanjut melakukan simulasi dalam rangka untuk memperbaiki physical system. Oleh karenanya, ketika menerapkan konsep tersebut harus memahami bagaimana menduplikasi, membuat twin dari physical object-nya, memahami harus mengekstrak data apa saja, dan juga membutuhkan sensor apa saja.

“Kalau kita bicara industri, pasti akan bersinggungan dengan physical system, pabrik juga physical system. Sehingga kalau kita lihat, ya, physical system itu diambil datanya secara real-time, masuk ke sistem komputer, maksudnya simulasi dari physical system-nya, merupakan twin dari physical system-nya. Kemudian, setelah data itu real-time terambil, maka pengambil keputusan dapat memperbaiki sistem secara real-time juga.” urainya.

Salah satu penerapan digital twin adalah pick and place system dalam smart manufacturing. Teori ini memungkinkan sistem tersebut terintegrasi dengan database yang ada pada departemen marketing. Fungsinya dapat mengontrol gerakan konveyor sehingga tidak bergerak secara statis yang terkadang mengakibatkan overstock maupun understock. Dalam hal itu, ketika demand sedang tinggi maka speed pada koveyor dapat bertambah secara otomatis sehingga dapat memproduksi lebih banyak. Sebaliknya, ketika demand rendah maka speed konveyor akan melambat menyesuaikan jumlah permintaan yang ada. Terakhir, sesi Q&A dan foto bersama menjadi penutup dalam rangkaian webinar bulanan itu.

Audiamara Vinka