KESEIMBANGAN

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, al Malik, Al Haqq, Al Mubin yang memberikan kita iman dan keyakinan akan islam, sehingga kita masih istiqomah menjalankan sunnahNya, Teriring sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabid dan Rosul termulia, beserta sahabat dan keluarganya, serta kepada para pengukutnya yang setia samapai akhir zaman.

Dalam menjalani kehidupan selalu ada hal yang membuat kita bahagia dan ada hal yang membuat kita sedih, di setiap penyakit pasti ada obatnya (QS. Al-Isra`: 82), dalam setiap masalah pasti ada solusinya, dalam berputarnya bumi pada porosnya menhasilkan siang dan malam, dan dalam berputarnya bumi mengeliling matahari juga pasti ada maknanya. Semua ini di ciptakan Allah Azza Wajalla tentu untuk mejaga keseimbangan.

Allah telah mengisyaratkan agar kita hidup seimbang, sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan (Qs. Al-Mulk: 3). Adanya musibah yang membuat manusia bersedih, sehingga manusia bisa belajar dari kesedihanya, membuat manusia bisa lebih bersabar dan bangkit dari kesedihanya dengan bertawakal. Adanya kenikmatan yang membuat manusia bergembira, sehingga manusia bisa belajar dari kegembiraanya, membuat manusia bisa lebih bersyukur. Allah menjadikan siang dengan maksud agar manusia berusaha dan mencari kehidupan (QS. An-Naba’:11), dan Allah menjadikan malam agar manusia bisa beristirahat (QS. Al Mu’minun:61). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan (QS. Ar-Ruum:23).Dan itu semua di ciptakan Allah dalam keseimbangan.

Imbang, seimbang adalah sebanding; sama berat, derajat, ukuran, dan sebagainya (KBBI: imbang), sehingga kita harus bisa menempatkan kesimbangan ini dalam berbagai lini kehidupan. Keseimbangan (At Tawazun) merupakan salah satu prinsip ajaran Islam. Keseimbangan membuka jalan bagi nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Keseimbangan akan melahirkan kebahagiaan yang ditandai dengan adanya ketenteraman dan kesejahteraan yang merata (Qs. An Nahl: 78).  Keseimbangan menebarkan rasa aman, dan membebaskan manusia dari semua bentuk intimidasi dan rasa takut. Keseimbangan menjamin distribusi kekayaan Negara proporsional, memberi peluang bekerja dan berusaha secara merata (Qs. Albaqarah, 143) . Keseimbangan membebaskan, sedang ketimpangan atau ketidakseimbangan membelenggu. Keseimbangan membahagiakan, dan ketidakseimbangan menyengsarakan. Sesuai dengan fitrah Allah,manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani), al-aql (akal), dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang) (QS. Ar-Rahmaan:7-9).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong setiap perusahaan saling bersaing untuk meningkatkan produktivitas dalam memproduksi suatu produk. Perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitas memerlukan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, terutama dalam suatu perusahaan yang melibatkan sejumlah besar komponen yang dirakit. Salah satu akibat yang ditimbulkan bila tidak memiliki perencanaan dan pengendalian produksi yang baik adalah ketidakseimbangan pada waktu operasi setiap stasiun kerja. Ketidakseimbangan waktu operasi di setiap stasiun kerja akan mengakibatkan ketidakseimbangan lini produksi, lintasan perakitan menjadi tidak efisien, terjadi penumpukan material atau produk setengah jadi antara stasiun kerja yang tidak seimbang kecepatan produksinya, serta terdapat waktu menganggur di setiap stasiun kerja. Oleh karena itu, proses penyeimbangan lini perlu dilakukan untuk menciptakan keseimbangan dari jalur produksi sehingga proses produksi akan berjalan lancar. Tujuan dari penyeimbangan lini produksi adalah dapat meningkatkan efisiensi produksi. Efisiensi tersebut dapat tercapai dengan menemukan kombinasi pengelompokkan tugas produksi ke dalam beberapa stasiun kerja dengan memperhatikan keseimbangan waktu pada setiap stasiun kerja.

Menurut karakteristik proses produksinya, lini produksi dibagi menjadi lini fabrikasi dan lini perakitan. Kriteria umum keseimbangan lini produksi adalah memaksimalkan efisiensi atau meminimumkan balance delay. Tujuan pokok dari penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi atau meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada lini yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat. Tujuan perencanaan keseimbangan lini adalah mendistribusikan unit-unit kerja atau elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada suatu lini produksi dapat ditekan seminimum mungkin, sehingga pemanfaatan dari peralatan maupun operator dapat digunakan semaksimal mungkin. Dari analisa ini jika distribusi beban kerja yang tidak seimbang menyebabkan salah satu operator mendapatkan beban kerja yang lebih besar dari yang lain.

Jika di lihat dari kacamata islam, ketidakseimbangan beban kerja mencerminkan ketidakadilan. Islam menempatkan setiap manusia, apa pun jenis profesinya, dalam posisi yang mulia dan terhormat. Islam sangat mencintai umat Muslim yang gigih bekerja untuk kehidupannya (QS. Al-Jumu’ah: 10) . Hasil dari bekerja ada pemberian apresiasi berupa gaji /upah. “Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan” (Di riwayatkan Imam Al-Baihaqi). Sebegitu pentingnya masalah upah pekerja ini, Islam memberi pedoman kepada para pihak yang mempekerjakan orang lain bahwa prinsip pemberian upah harus mencakup dua hal, yaitu adil dan mencukupi11. Seorang pekerja berhak menerima upahnya ketika sudah mengerjakan tugas-tugasnya, maka jika terjadi penunggakan gaji pekerja, hal tersebut selain melanggar kontrak kerja juga bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Selain ketepatan pengupahan, keadilan juga dilihat dari proporsionalnya tingkat pekerjaan dengan jumlah upah yang diterimanya (http://pengusahamuslim.com/3577-tenaga-kerja-dan-upah-dalam-1823.html). Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. An-Nahl: 97)

Islam sangat menekankan adanya keseimbangan, dari lini produksi, yang jika tidak seimbang ada salah satu masalah yang timbul yaitu ketidak seimbangan beban kerja, sehingga operator yang mendapatkan beban kerja lebih mengalami “ketidak adilan”, antara beban kerja berbeda dan upah yang diterima. Allah menciptakan waktu siang untuk bekerja dan waktu malam untuk bersitirahat, sehingga keseimbangan waktu bekerja dan bersitirahat perlu di perhatikan, “sesungguhnya tubuhmu punya hak atas dirimu. Kedua matamu memiliki hak atas dirimu”(HR. Bukhari dan Muslim). Namun dalam hal dunia dan akhirat islam mempunyai penilain tersendiri dalam keseimbangan. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS.Al Qashash : 7), Allah memerintahkan kita agar memanfaatkan nikmat dunia yang Allah berikan, untuk meraih kemuliaan akherat. Jika di lihat dari firman Allah tersebut keseimbangan dunia akhirat tidak bisa di samakan ketika kita sedang berbuat di dunia. “Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku“(QS. Adz-Dzariyat: 56) Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah adalah tujuan utama kita diciptakan. Sehingga akhirat sebagai tujuan akhir dari perjalanan umat manusia memiliki porsi lebih besar “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka“(QS. Albaqoroh: 201) di ayat ini ada 1 permintaan untuk dunia dan 2 permintaan untuk kehiduap akhirat Inilah isyarat, bahwa kita harus lebih memikirkan kehidupan akherat, wallohu a’lam.

Penulis.
Muchamad Sugarindra, ST. MT.

Dosen Prodi Teknik Industri