Membangun Bisnis tanpa Riba Menuju Kebebasan Finansial
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Mengapa kita harus menjauhi riba, karena dalam hadits yang sudah disepakati keshahihannya dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ! وَذَكَرَ مِنْهُنَّ: آكِلَ الرِّبَا.
“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran,” dan beliau menyebutkan di antaranya, “Memakan riba.”
Dan telah datang ijma’ atas haramnya riba.
Imam ‘Ali bin Husain bin Muhammad atau yang lebih dikenal dengan sebutan as-Saghadi, menyebutkan dalam kitab an-Nutf bahwa riba menjadi tiga bentuk yaitu:
- Riba dalam hal peminjaman.
- Riba dalam hal hutang.
- Riba dalam hal gadaian.
Bagaimana sebagai seorang muslim/muslimah membangun bisnis yang tidak menggunakan riba?
Beberapa yang bisa diihtiarkan adalah memulai dari belajar sistem, dengan menjadi seorang karyawan pada perusahaan terbaik dikelasnya pada wilayah setempat. Kita bisa mempelajari konsep cashflow quadrant yang dikeukakan oleh Robert T Kiyosaki, dengan melakukan penyesuaian sebagaimana bisnis yang diajarkan oleh Rosululloh SAW.
Gambar 1 Cashflow Quadrant
Gambar 2 Income statement dan Balance sheet
Memulai usaha/bisnis bagi pemula atau fresh graduate, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menemukan ide bisnis yang bagus dan sesai dengan passionnya, bagaimana permodalannya, bagaimana mengelola customer, supplier, dan karyawan, dan lain sebagainya. Memulai bisnis tanpa ilmu dan pengalaman sangat beresiko tinggi, apalagi kalau membangun bisnis menggunakan utang bank dengan bunga riba, itu adalah keputusan MORON alias bodoh, karena mencadangkan atau membayar kepastian dengan ketidakpastian. Artinya pemasukan dari bisnis tidak pasti, tapi angsuran (pokok + riba) yang harus dibayar adalah pasti.
Langkah apa yang bisa dilakukan?
Mengutip dari konsep yang dikemukakan oleh Robert T Kiyosaki pada cashflow quadrant, bisa diambil langkah awal adalah menjadi seorang E(Employee). Artinya kita membidik bisnis yang akan dipilih, diawali menjadi karyawan pada bisnis yang sejenis. Menjadi E diniatkan untuk belajar bagaimana menjalankan bisnis.. Jadi niat utama adalah belajar sambl melakukan akumulasi modal. Dari gambar 2, kotak income statement terdapat income, setelah dikurangi expenses maka masih ada saldo. Saldo yang ada ini dibelikan asset, bukan dibelanjakan untuk liabilities. Dengan membeli asset ini maka kita berada pada kuadrant 4 yaitu investor. Hasilnya bisa menambah income pada income statement, sehingga saldo akan bertmbah. Dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun, penguasaan atas bisnis menjadi semakin matang dan bisa menjadi seorang konsultan. Otomatis kita berada pada kuadrant 2, yaitu self-employment. Hasilnya akan menambah deretan income.
Langkah berkutnya adalah memulai membangun bisnis dimulai dari kecil. Dengan berbekal pengetahuan, pengalaman, dan modal yang memadahi, bisnis level kecil bisa dibangun. Selalu menjaga agar bisnis jauh dari maksiat dan tidak menggunakan uang bank yang mengandung riba.
Langkah terakhir adalah menuju kebebasan finansial dengan memperbanyak dan memperkuat kuadran 4 yaitu menjadi seorang investor sehingga waktu untuk beribadah menjadi semakin longgar, tanpa adanya angsuran bank yang mengandung riba.
Referensi:
https://almanhaj.or.id/4044-riba-pengertian-dan-macam-macamnya.html
Robert T Kiyosaki, Cash flow Quadrant
Penulis
Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M.
Dosen Jurusan Teknik Industri