Pengolahan Sampah Sekolah di TK SD Bina Anak Sholeh (BIAS)
Menurut Undang-undang Sampah No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dibedakan menjadi dua, yaitu sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik merupakan sampah yang sangat sulit untuk diurai sedangkan sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai oleh dekomposer. Kedua jenis sampah tersebut berasal dari aktivitas manusia di berbagai tempat seperti halnya sampah rumah tangga, sampah sekolah, sampah pabrik, dan lain sebagainya. Jika sampah-sampah tersebut tidak diolah dengan benar maka dapat menimbulkan banyak permasalahan lingkungan terutama permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah organik, seperti bau tidak sedap yang dihasilkan dari proses pembusukan oleh organisme pengurai yaitu lalat. Ditambah munculnya bibit penyakit pada makanan yang berasal dari lalat pada tempat sampah.
Untuk mengurangi permasalahan tersebut perlu dilakukan pengolahan sampah organik dengan menjadikannya sebagai pupuk organik. Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu Dosen Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, Bapak Yuli Agusti Rochman S.T., M.Eng., beliau melakukan pengabdian masyarakat mengenai pengolahan sampah organik di TK Bina Anak Sholeh (BIAS) Palagan, Yogyakarta pada hari Sabtu, 14 Januari 2023 didampingi Bapak Bambang Suratno, S.T., M.T., Ph.D. dan dihadiri oleh general service dari TK SD Bina Anak Sholeh (BIAS). Pengabdian masyarakat tersebut mengenai pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik dengan bantuan organisme pengurai yaitu lalat tentara hitam. Berdasarkan Journal of Tropical Biology, “Lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (Hermetia illucens) diketahui dapat digunakan untuk mengolah berbagai macam limbah organik melalui proses konsumsi oleh larva. Salah satu hasil utama dari proses ini adalah biomasa tubuh yang kaya akan protein dan lemak” (Intan J Purba, 2021).
Pengelolaan sampah tersebut dilakukan dengan cara menyatukan dua buah ember yang disusun bertingkat (ember tumpuk). Ember tumpuk tersebut digunakan untuk mengolah sampah dengan bantuan larva Hi (Hermetia illucens) pada skala rumah tangga. Setelah itu, ember tumpuk diberi tempat untuk proses penetasan telur Larva Hi yang menggunakan potongan bambu 3 lapis dan diletakkan diatas mulut ember bertingkat tersebut. Larva Hi akan membantu proses pengomposan aerob dan mempercepat proses penguraian sampah organik di reaktor tumpuk. Reaktor ember tumpuk juga memungkinkan aliran lindi terpisah dan material padat sehingga menghasilkan pupuk cair.
Dengan adanya pengabdian masyarakat mengenai pengolahan sampah sekolah organik ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk dapat lebih memahami mengenai pengolahan sampah sehingga dapat mengurangi permasalahan sampah yang ditimbulkan. Selain itu, diharapkan TK Bina Anak Sholeh (BIAS) Palagan, Yogyakarta menjadi pelopor pengolahan sampah organik sehingga sekolah lain dapat mencontoh kegiatan tersebut.
Sumber :
Intan J Purba, I. K. (2021). Pertumbuhan Larva Lalat Tentara Hitam (Hermetia Illucens) Dengan Pemberian Pakan Susu Kedaluwarsa Dan Alpukat. Journal of Tropical Biology, 89.