, , ,

Sinergi Doktor Rekayasa Industri dalam Mengupayakan Kesadaran Keselamatan Berkendara

Program Studi Doktor Rekayasa Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia berkolaborasi dengan PT Jasa Raharja Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan webinar internasional pada (24/7). Kegiatan tersebut mengusung tema “Effective Strategies for Increasing Road Traffic Awareness and Reducing Accidents in Yogyakarta” guna meningkatkan keselamatan berkendara. Acara dibuka Amel Aminuddin selaku MC yang dilanjutkan dengan pembacaan kalam illahi oleh Pardiya, S.T. Ketua Program Studi Program Doktor Rekayasa Industri, Prof. Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR-P, berharap acara yang berlangsung secara online itu dapat berkontribusi untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat. “Output dari kegiatan ini adalah rumusan akademis yang strategis untuk mensosialisasikan keselamatan lalu lintas sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran pengendara dan pejalan kaki Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya dan kota-kota lain Indonesia.” sampainya.

Selanjutnya, Muhammad Rizqy Abdurrahman Assyifa sebagai moderator menyapa dan mempersilakan Regy S. Wijaya., S.Kom., MMSI., AMII., Kepala PT Jasa Raharja cabang Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia untuk menyampaikan Keynote Speech mengenai statistik kecelakaan lalu lintas Yogyakarta, seperti jumlah kejadian, korban meninggal, dan luka-luka sebagai pembuka sesi webinar internasional pagi hari itu. “Rata-rata korban laka setiap harinya di Yogya ini adalah 19 orang dan korban meninggal rata-rata 1 orang korban setiap harinya.” ucapnya.

Budaya Lalu Lintas Negara Berbagai Belahan Dunia

Taiwan

Kemudian, memasuki sesi kedua, yakni sesi keynote yang disampaikan oleh beberapa speaker dari berbagai belahan dunia dengan moderator Rurry Patradhiani. Fietyata Yudha, S.Kom., M.Kom., yang berasal dari National Yang Ming Chiao Tung University, Taiwan menjelaskan mengenai sistem lalu lintas di Taiwan yang berkaitan dengan peraturan, jenis kendaraan, serta bagaimana penegakan hukum di sana. “Saat kamu mengendarai sepeda dan ada pejalan kaki yang akan melewati penyeberangan, maka kamu harus menunggu pejalan kaki menyeberang terlebih dahulu.” jelasnya. Maka dari itu, seorang pengendara harus selalu memprioritaskan pejalan kaki saat berada di jalanan.

Florida

Sesudahnya, speaker kedua, Rian Adam Rajagede, S.Kom., M.Cs., dari University of Central Florida, USA menceritakan bagaimana budaya berkendara di Florida yang sangat menekankan dua aturan penting, yakni berhenti di persimpangan dan menghormati pengemudi lain di jalan. Hampir setiap persimpangan ada rambu berhenti dan pengendara wajib memelankan kendaraan hingga berhenti, bukan hanya memperlambat laju kendaraannya. Hal tersebut juga berlaku meskipun terdapat persimpangan yang tak memiliki rambu, “Apabila tidak ada rambu untuk berhenti, aturan default masih berlaku. Jadi, kamu harus berhenti sebelum memasuki persimpangan.” ujarnya.

Australia

Pada kesempatan itu, Ir. Muhammad Ragil Suryoputro, S.T., M.Sc., IPM dari University of Wollongong, Australia yang juga turut memberi pengalaman mengenai budaya lalu lintas negara tersebut. Beliau menyampaikan bahwa pemerintah ingin mewujudkan strategi transportasi New South Wales, Australia bertujuan untuk mencapai nol fatalitas dan cedera serius pada tahun 2050. “Kami memiliki target Vision Zero untuk tahun 2050, yaitu kecepatan yang aman, batasan untuk area speeding, mempromosikan perilaku yang aman, dan juga sistem yang aman.” tuturnya.

Norwegia

Setelahnya lanjut pada materi oleh Ir. Andrie Pasca Hendradewa, S.T., M.T., IPM dari Norwegian University of Science and Technology, Norwegia yang menuturkan bahwa tantangan terbesar negara tersebut bukan pada jumlah penduduk, melainkan cuaca atau musim dingin karena salju sangat mengganggu lalu lintas. Salju jalanan sangat berbahaya bagi pengendara sehingga pemerintah selalu berupaya dengan pembersihan dan pemberian garam untuk menjaga keamanan jalan. Selain itu, para penduduk sana juga menggunakan ban khusus agar tidak tergelincir saat berkendara. “Jadi, biasanya orang harus mengganti ban mereka ke jenis ban musim dingin yang memiliki banyak paku.” urainya.

Jepang

Sementara itu, Galang Prihadi Mahardhika, S.Kom., M.Kom., dari Ibaraki University, Jepang mengutarakan mengenai 3Es atau Traffic Safety System. “Jadi sebagai informasi, 3Es adalah singkatan dari engineering, enforcement, dan education, salah satu dari beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan keselamatan lalu lintas.” ucapnya. Contoh dari penerapan engineering bisa berupa perbaikan jalan, enforcement berupa pemberian sanksi bagi pelanggar lalu lintas, dan education yang berupa kampanye keselamatan jalan raya.

Kemudian, keynote speaker terakhir, Ir. Ahmad Padhil, ST., MT., IPM.,ASEAN Eng dari Universitas Islam Indonesia, Indonesia yang menyampaikan mengenai cara-cara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut bermula dengan mengidentifikasi faktor penyebab insiden yang terjadi, seperti lack of regulations, lack of facilities, lack of awareness, dan terutama lack of compliance. “Apabila seseorang memiliki kesadaran tetapi tidak patuh, adanya regulasi, adanya fasilitas, itu tidak akan bekerja. Kepatuhan lalu lintas mengacu pada tindakan mengikuti peraturan lalu lintas dan peraturan yang telah ditetapkan oleh otoritas terkait.” ujar beliau.

Drowsiness Detector for Driving Safety

Sesi terakhir adalah penjelasan penelitian Zainudin Zukhri, S.T., MIT dan Kholid Haryono, S.T., M.Kom., dari Universitas Islam Indonesia, Indonesia mengenai pembuatan detektor kantuk karena banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat microsleep. Implementasi teknologi deteksi mengantuk dan peraturan lalu lintas yang mendukung dapat membantu mengurangi kecelakaan di jalan raya. “Terdapat 4 harapan dari alat detektor kantuk. Pertama, memperingatkan pengemudi tentang rasa kantuk dan risiko tidur mikro, membantu menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan, memberikan kesempatan kepada pengemudi lain untuk menghindari tabrakan, dan memaksa drivers untuk mengambil tindakan terbaik.” jelas beliau. Sesudahnya, kegiatan tanya jawab dengan seluruh speaker merupakan sesi untuk merampungkan acara webinar internasional mengenai peningkatan kesadaran dan keselamatan berkendara itu.

Audiamara Vinka