Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

By considering to the Universitas Islam Indonesia rector’s regulation No. 10 of 2020 about Guidelines of Mitigation and implementation of the New Normal in Universitas Islam Indonesia as a respond to Corona virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic, therefore, Industrial Engineering Study Program reviews the policies regarding to the implementation of Internship/Fieldwork as attached. Thank You.

IP Internship Guidelines amid Pademic

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) tuai prestasi di kancah nasional. Adalah Zakka Ugi Rizqi dan Naufal Alfareza meraih juara 3 pada CONSTRAIN (Competition of Industrial Engineering) yang diadakan pada tanggal 5-8 September 2019 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Kedua mahasiswa tersebut mengusung tema “Maritim Logistics” khususnya mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan Terminal Petikemas Makassar (TPM).

 

 

Download disini

Lomba Video Kreatif diadakan oleh Labma Scientific Fair 2019 dengan tahapan seleksi yakni tahap 1 seleksi video dan tahap 2 presentasi. Seleksi video diadakan dari bulan agustus sampai oktober 2019 dengan anggota puluhan peserta. Perwakilan dari Jurusan Teknik Industri berhasil meraih juara I pada kompetisi ini.

Tim yang beranggotakan Kresna Adji Setya Wardhana, Nadhita Az Zahrah dan Zain Akbar Rivaldhy membuat sebuah video kreatif berjudul Our Anxiety. pada video kreatif tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastic. Menurut World Bank, Sampah plastik di Dunia saat ini mencapai 150 juta ton. Sedangkaan di Indonesia, jumlah timbunan sampah sudah mencapai 65,2 juta ton pertahun.

Sampah plastik akan selalu meningkat jika tren urbanisasi, produksi, dan konsumsi selalu berlanjut. Dari keseluruhan sampah yang ada, 57 persen yang ditemukan di pantai adalah sampah plastik. Sampah plastik tidak mudah terurai, sehingga dapat menyebabkan masalah yang serius.

Video kreatif yang dibuat menampilkan latar belakang 5 tempat yang berbeda yang mengandung pesan tersirat di masing-masing tempat, yakni pantai, gumuk pasir, blue lagoon, hutan, dan kota. Nadhita berharap video yang dibuat dapat menjadikan penontonnya mengambil value  serta dapat .mengurangi konsumsi sampah plastik.

Pesatnya perkembangan zaman menjadikan banyak munculnya inovasi yang dapat dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang kerap terjadi. Kesempatan untuk berinovasi tersebut dipergunakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Indonesia, salah satunya pada ajang INDISCO (Industrial Design Seminar and Competition). INDISCO merupakan sebuah kompetisi dan seminar mengenai desain produk yang ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswi se-Asia Tenggara dan sekitarnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Diponegoro, Indonesia. Teknik Industri UII berhasil meloloskan 2 tim untuk berlaga di semifinal 20 besar dan membawa nama baik UII pada ajang tersebut.

Tahap semifinal merupakan tahap dimana tiap tim yang telah lolos seleksi berkas proposal diwajibkan untuk presentasi mengenai rancangan produk kepada dewan juri pada Jumat-Sabtu (2-3/11) di Hotel Grasia, Semarang. Setelah itu terdapat tahap 5 besar yang mana tim yang lolos diharuskan untuk mempromosikan ide mereka secara langsung kepada masyarakat melalui pameran pada hari Minggu (4/11) di Car Free Day, Jalan Simpang Lima, Semarang.

Tim dari UII adalah tim NAT 4.0 yang beranggotakan Muhammad Taufik Anugerah (Teknik Industri angkatan 2014), Adam Ferdian Farizky (Teknik Industri angkatan 2014), dan Nashtiti Aliafari (Teknik Industri angkatan 2014) serta tim Alif Lam Mim yang beranggotakan Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri angkatan 2015), Ahmad Hanif Faiz (Teknik Industri angkatan 2016), dan Dennis Kusuma (Teknik Industri angkatan 2016). Masing-masing tim membuat rancangan yang sesuai dengan tema INDISCO 10, yaitu “Inclusive Design for Convenient Daily Activities”. Rancangan produk dari Tim NAT 4.0 berhasil menjadi juara 2nd Runner Up pada INDISCO 2018. Rancangan yang diusung adalah shower yang multifungsi dan ergonomis yang diberi nama Wafles Shower. Wafles shower mempunya fungsi penyaring bakteri dan virus, penetralisir PH air, terdapat fitur pengatur tekanan air, terdapat brush yang adjustable dan dapat berputar secara otomatis untuk membersihkan bagian tubuh yang sulit dijangkau seperti punggung, dan shower tersebut dapat dibawa dan dipasang dimana saja. Tim Alif Lam Mim juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Favorite Team. Produk yang diusung adalah alat untuk mengangkat dan memasang galon air secara otomatis, sehingga pengguna dapat terhindar dari risiko cidera.

Penyandang disabilitas tuna wicara mempunyai keterbatasan untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan organ suara dengan orang di sekitarnya. Memang saat ini telah lama dikembangkan pemakaian bahasa isyarat bagi difabel tunawicara, namun tidak semua orang memahaminya. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk berinovasi.

Retno Gumilar (Teknik Industri) bersama 2 rekannya yakni Haryo Prawahandaru (Teknik Industri) dan Mufti Sayid Muqaffi (Teknik Industri) menciptakan jam yang dapat membantu komunikasi bagi tuna wicara dengan orang di sekitar melalui penerjemahan bahasa isyarat. Alat yang sedang dalam tahap monitoring dan evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI ini diberi nama “Teg Watch” (The Guider Watch).

Penggunaan jam pintar itu juga punya tujuan lain sebagai alat mempermudah komunikasi. Salah satunya yakni potensi terjadinya tindakan kriminal semakin hari semakin berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kejahatan dapat menyasar siapa pun korbannya, termasuk orang dengan kebutuhan khusus (difabel) yang juga dapat menjadi objek bagi pelaku tindak kejahatan. Guna mengurangi tindak kriminal pada kaum difabel terlebih tuna wicara, alat ini dirasa dapat menjadi salah satu solusi.

“Inovasi jam ini menjadi sebuah alat yang inovatif dan praktis untuk mengatasi permasalahan komunikasi antara tuna wicara dengan orang di sekitar serta dapat menghindarkan diri mereka dari tindak kejahatan,” ujar Retno Gumilar.

Disampaikan Retno Gumilar alat yang mereka rancang merupakan jam yang ada pada umumnya namun ditambahkan beberapa sensor flex yang menempel pada jari-jari difabel tuna wicara. Sehingga ketika seorang tuna wicara berkomunikasi melalui bahasa isyarat, sensor flex akan menterjemahkan bahasa isyarat menjadi suara.

Penggunaan dari alat ini pun cukup mudah. Kita hanya perlu menekan tombol penerjemah dalam jam dan bahasa isyarat akan otomatis menjadi suara lewat jam ini. “Bagi tuna wicara hanya perlu menekan satu tombol saja dan bahasa isyarat akan segera dapat dipahami oleh orang di sekitar lewat penerjemahan ke suara”, ungkapnya.

Saat ini inovasi yang mereka kembangkan memasuki tahap pembuatan aplikasi Teg Watch pada platform android dan juga pengoptimalan module GPS untuk mengetahui lokasi terkini pengguna dengan bimbingan dosen yakni Setyawan Wahyu Pratomo, S.T., M.T. Retno Gumilar dan rekan-rekan berharap inovasi ini dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat khususnya kaum difabel sehingga dapat memudahkan komunikasi serta menghindarkan mereka dari incaran pelaku kriminalitas. (ENI/ESP)