Alumni TI berfoto bersama dalam malam puncak Reuni Akbar

Yogyakarta, June 26–28, 2025 — The Industrial Engineering Alumni Association (IKATI) of the Islamic University of Indonesia (UII) is once again holding the 2025 UII Industrial Engineering Grand Reunion with the theme “From Us (Alumni) for Us (Alumni and Students)”. The three-day event, held at the K.H. Mas Mansur Building, Faculty of Industrial Technology (FTI) UII, serves as a gathering for alumni, students, and the academic community of UII Industrial Engineering across generations.

IKATI, established in 2000, was pioneered by Muhammad Syaifudin Zuhry (class of 1982) along with fellow UII Industrial Engineering alumni from various regions. Since its inception, IKATI has been actively strengthening its network through professional forums, social activities, and intergenerational collaboration.

Day One: Alumni Talk Show and Graduation Briefing

Pemaparan narasumber sesi pertama Talkshow

The first day consisted of a talk show and graduation briefing featuring alumni from various batches as guest speakers. This activity was divided into two sessions.

The first session carried the theme “Career Opportunities: Take Off & Landing in Conquering Opportunities in the Industry 5.0 Era” with guest speaker Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. (alumnus of the class of 2003) presenting a paper titled “The Need for Now: Thriving in a Human Tech Workplace,” together with Aditya Cahya Ramdani, S.T. (alumnus of the class of 2013).

The second session, themed “Successful Work: Young People at Work,” featured Galih Febianto, S.T. (class of 2008) and Akbar Daffa Raharja, S.T. (class of 2017) as speakers. In closing the session, Akbar passionately advised,

“Take the risk, because the idea you postpone today might be taken by someone else tomorrow.”

The first day’s activities concluded at 12:00 PM with the presentation of souvenirs.

Day Two: Campus Nostalgia and Pilgrimage

The second day, Friday (6/27), was filled with the Journey Through the Lab activity, where UII Industrial Engineering alumni explored the campus laboratories, which are now more modern and representative.

Then, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., ASEAN.Eng., Dean of FTI and alumnus, expressed his hope that alumni meetings would be held regularly. He emphasized that alumni are important assets who can help develop study programs, share experiences, and open up job opportunities for students.

“Many of our alumni have become entrepreneurs or founded companies, so this network is very valuable,” he said.

Next, alumni and lecturers walked to Embung Pelangi to visit the graves of campus heroes. Joint prayers, flower offerings, and water sprinkling became symbols of respect. The orange evening sky added to the solemn atmosphere, leaving a deep impression and strengthening solidarity across generations.

Day Three: IKATI Meeting and Reunion Gala Night

The final day marked the culmination of the entire IKATI 2025 Grand Reunion event series. In the morning, the IKATI National Meeting was held at the K.H. Mas Mansur Auditorium, discussing plans for future work programs and alumni collaboration.

In the evening, activities continued with a lively Reunion Gala Dinner along Jl. Islamika. Each Industrial Engineering laboratory opened exhibition booths, showcasing student work and documentation of activities. The main stage featured various entertainment performances by alumni and students, creating a warm and nostalgic atmosphere. Then, the Chairman of IKATI, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM., expressed his gratitude for the success of the event.

“Alhamdulillah, this Grand Reunion series went smoothly. This is a remarkable moment because alumni from S1, S2, to S3 can gather and share the same vision to advance the Industrial Engineering department,” he said.

He emphasized that alumni play a vital role in strengthening the connection between academia and the professional world. He hopes that young alumni will become more active in IKATI activities. According to him, IKATI is a platform for all alumni to participate, help, and share information, including job opportunities. In the future, activities such as seminars and job fairs are expected to be held regularly to strengthen networking and collaboration among alumni.

The atmosphere became even more lively when Muhammad Syaifudin Zuhry, S.T., one of the senior alumni, was present to enjoy the performances. He considered this reunion event to be very memorable and inspiring.

“Overall, this event was excellent, very good, creative, and touching. Moments like this are extraordinary and must continue,” he said.

He also gave a message to students to continue completing their studies and carry on the spirit of previous alumni.

Closing

After the entire series of events ended, Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM, as the chairperson of the 2025 Grand Reunion, expressed his pride in the solidarity of the committee and all participants. He hoped that young alumni would become more active in IKATI.

“IKATI is a forum for all of us. Let’s be active, help each other, and share information, including job opportunities. In the future, we want to continue holding activities such as seminars and job fairs,” he said.

In closing, the 2025 IKATI Grand Reunion became a strong symbol of togetherness and cross-generational collaboration. Through the spirit of “From Us for Us,” UII Industrial Engineering alumni demonstrated their commitment to continue contributing to the development of science, professional networks, and the value of togetherness in their beloved alma mater.

Rani Novalentina

Alumni TI berfoto bersama dalam malam puncak Reuni Akbar

Yogyakarta, 26–28 Juni 2025 — Ikatan Alumni Teknik Industri (IKATI), Universitas Islam Indonesia (UII), kembali menggelar Reuni Akbar Teknik Industri UII 2025 bertema “Dari Kita (Alumni) untuk Kita (Alumni dan Mahasiswa)”. Kegiatan tiga hari yang berlangsung di Gedung K.H. Mas Mansur, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, menjadi ajang silaturahmi lintas generasi antara alumni, mahasiswa, dan civitas akademika Teknik Industri UII.

IKATI yang berdiri sejak tahun 2000 dipelopori oleh Muhammad Syaifudin Zuhry (angkatan 1982) bersama rekan-rekan alumni Teknik Industri UII dari berbagai daerah. Sejak awal, IKATI aktif mempererat jaringan melalui forum profesional, kegiatan sosial, dan kolaborasi antar generasi.

Hari Pertama: Talkshow Alumni dan Pembekalan Wisuda

Rangkaian hari pertama merupakan talkshow dan pembekalan wisuda yang menghadirkan alumni lintas angkatan sebagai narasumber. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi.

Sesi pertama mengusung tema “Peluang Karir: Take Off & Landing dalam Menaklukkan Peluang di Era Industri 5.0” dengan narasumber Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. (alumni angkatan 2003) yang membawakan materi berjudul “The Need for Now: Thriving in a Human Tech Workplace”, bersama Aditya Cahya Ramdani, S.T. (alumni angkatan 2013).

Sesi kedua bertema “Sukses Berkarya: Yang Muda untuk Berkarya” menghadirkan Galih Febianto, S.T. (alumni angkatan 2008) dan Akbar Daffa Raharja, S.T. (alumni angkatan 2017) sebagai narasumber. Dalam penutup sesi, Akbar berpesan dengan penuh semangat, 

Take the risk, karena bisa jadi ide yang kamu tunda, besok sudah diambil orang lain.”

Rangkaian kegiatan hari pertama berakhir pada pukul 12.00 WIB dengan penyerahan cinderamata.

Hari Kedua: Nostalgia Kampus dan Ziarah

Hari kedua, Jumat (27/6), diisi dengan kegiatan Journey Through the Lab, di mana alumni Teknik Industri UII menjelajahi laboratorium kampus yang kini lebih modern dan representatif.

Kemudian, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., ASEAN.Eng., Dekan FTI sekaligus alumni, menyampaikan harapan agar rutin menggelar pertemuan alumni. Ia menekankan bahwa alumni adalah aset penting yang dapat membantu pengembangan program studi, berbagi pengalaman, dan membuka peluang kerja bagi mahasiswa. 

“Banyak alumni kita yang sudah menjadi pengusaha atau mendirikan perusahaan, sehingga jaringan ini sangat bernilai,” ujarnya.

Selanjutnya, alumni dan dosen berjalan menuju Embung Pelangi untuk ziarah makam pahlawan kampus. Doa bersama, tabur bunga, dan siraman air menjadi simbol penghormatan. Langit sore yang jingga menambah khidmat suasana, meninggalkan kesan mendalam sekaligus memperkuat solidaritas lintas generasi.

Hari Ketiga: Rapat IKATI dan Malam Puncak Reuni

Hari terakhir menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara Reuni Akbar IKATI 2025. Pagi harinya, berlangsung Rapat IKATI Nasional di Auditorium K.H. Mas Mansur yang membahas rencana program kerja dan arah kolaborasi alumni ke depan.

Malam harinya, kegiatan berlanjut dengan Gala Dinner Reuni yang berlangsung meriah di sepanjang Jl. Islamika. Setiap laboratorium Teknik Industri membuka stand pameran, menampilkan karya dan dokumentasi kegiatan mahasiswa. Panggung utama menampilkan berbagai hiburan dari alumni dan mahasiswa, menciptakan suasana hangat dan penuh nostalgia.

Kemudian, Ketua IKATI, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM., mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan acara. 

“Alhamdulillah, rangkaian Reuni Akbar ini berjalan lancar. Ini menjadi momentum luar biasa karena alumni S1, S2, hingga S3 bisa bersilaturahmi dan punya visi yang sama untuk memajukan jurusan Teknik Industri,” ujarnya. 

Ia menekankan bahwa peran alumni sangat penting dalam memperkuat koneksi antara dunia akademik dan dunia kerja. Harapannya, para alumni muda semakin aktif dalam kegiatan IKATI. Menurutnya, IKATI merupakan wadah bagi seluruh alumni untuk saling berpartisipasi, membantu, dan berbagi informasi, termasuk peluang kerja. Ke depan, kegiatan seperti seminar dan job fair diharapkan terus digelar secara rutin untuk memperkuat jaringan dan kolaborasi antar alumni.

Suasana semakin semarak ketika Muhammad Syaifudin Zuhry, S.T, salah satu alumni senior, turut hadir menikmati penampilan pentas. Ia menilai acara reuni kali ini sangat berkesan dan inspiratif. 

“Secara keseluruhan acara ini ekselen, sangat bagus, kreatif, dan menyentuh. Momentum seperti ini luar biasa dan harus berlanjut,” tuturnya. 

Ia juga memberi pesan kepada mahasiswa untuk terus menyelesaikan studi dan meneruskan semangat alumni sebelumnya.

Penutup

Setelah seluruh rangkaian acara berakhir, Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM, selaku ketua pelaksana Reuni Akbar 2025, menyampaikan rasa bangga atas kekompakan panitia dan seluruh peserta. Ia berharap para alumni muda semakin aktif di IKATI.

“IKATI ini wadah kita semua. Ayo aktif, saling membantu, dan berbagi informasi, termasuk peluang kerja. Ke depan kami ingin terus mengadakan kegiatan seperti seminar dan job fair,” ujarnya.

Sebagai penutup, Reuni Akbar IKATI 2025 menjadi simbol kuat kebersamaan dan kolaborasi lintas generasi. Melalui semangat “Dari Kita untuk Kita”, alumni Teknik Industri UII menunjukkan komitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan keilmuan, jaringan profesional, dan nilai kebersamaan di lingkungan almamater tercinta.

Rani Novalentina

Yogyakarta, 26 Juni 2025 — Alumni Teknik Industri (TI), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) memberikan impact dari pengalaman berharga mereka. Melalui Reuni Akbar Jurusan Teknik Industri, IKATI merancang Talkshow yang menghadirkan empat narasumber. Dengan mengusung tema “Dari Kita (Alumni) untuk Kita (Alumni & Mahasiswa) dengan harapan alumni dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa TI FTI UII. Acara ini terlaksana di ruang Audiovisual gedung K.H. Mas Mansur, FTI UII. Kegiatan ini juga sebagai bentuk pembekalan calon wisudawan periode Juni 2025.

Pembuka

Rangga Pamungkas dan Zahwa Putri Aghniya sebagai Master of Ceremony membuka acara pada pukul 08.00 WIB. Acara hari pertama rangkaian Reuni Akbar ini menghadirkan Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. sebagai perwakilan Jurusan TI untuk memberikan sambutan. Selanjutnya, pembukaan oleh Ketua Pelaksana acara Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM.

Pemaparan materi akan berlangsung selama dua sesi dengan dua moderator. Moderator pertama, Nur Laily, Haryanti, S.T., M.T. akan menemani narasumber dan peserta.

Peluang Karir: Take off & Landing dalam Menaklukan Peluang Karir di Era Industry 5.0 

Pemaparan narasumber sesi pertama Talkshow 

Narasumber pertama dari alumni TI angkatan 2003, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. Beliau saat ini menjabat sebagai President of Human Resources dari PT Krakatau Posco. Perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 2010. PT Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan antara produsen baja terkemuka dunia, POSCO dan PT Krakatau Steel.

Kemudian, Ia menjelaskan bahwa Teknik Industri lahir sebagai jurusan yang berfokus menyelesaikan masalah dari berbagai sisi. Penyelesaian TI dapat melalui pendekatan psikologi, ekonomi, dan tentunya lingkup industri. Ilham juga memberikan analogi “memasak air panas” yang terjadi sebab-akibat. Namun, dalam TI harus mencari sebab-akibat yang bisa saja tidak umum.

Hal tersebut akan berguna dalam aplikasi pada lingkungan kerja. Permasalahan yang tidak terpikirkan dapat muncul kapan saja, sehingga lulusan TI nantinya harus bisa mengendalikan masalah yang timbul. Ilham mengatakan hal ini merupakan peluang dan tidak perlu merasa takut terhadap masalah yang timbul.

“Kalau masuk kubangan itu jangan hanya dapat kotornya (masalah) saja. Tapi, pastikan juga dapat lele (untung)” Sebutnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan insight tentang dunia profesional, tetapi juga menjadi bentuk nyata dari kontribusi alumni untuk membekali adik tingkatnya dalam menapaki karier.

Selanjutnya, Aditya Cahya Ramdani, S.T., alumni angkatan 2013 yang kini berkarir di PT Kawan Lama Group dengan jabatan Continuous Improvement & Culture Management Analyst. Beliau membawakan topik seputar kesiapan karier dalam dunia kerja melalui pendekatan yang ringan dan interaktif.

Aditya memulai dengan permainan berhitung sederhana yang menyiratkan pentingnya memahami pola dalam dunia profesional.

“Sama seperti permainan, dunia kerja juga punya pola. Yang bukan akan tergantikan oleh AI, melainkan yang tidak mampu beradaptasi dan memanfaatkannya,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa dalam proses rekrutmen, perusahaan tidak hanya mencari kandidat dengan kemampuan teknis, tetapi juga yang sesuai dengan budaya kerja mereka. Aditya memberikan wawasan tentang pentingnya culture fit, teknik wawancara dengan metode STAR (Situation, Task, Action, Result), serta memahami karakteristik DISC dalam forum diskusi kelompok.

Sukses Berkarya: Yang Muda Untuk Berkarya

Memasuki sesi kedua, Putri Dwi Annisa S.T., yang merupakan dosen sekaligus alumni TI angkatan 2010. Beliau memandu sesi kedua bersama narasumber alumni TI dengan prestasi gemilang lainnya.

Narasumber ketiga, Galih Febianto, S.T., alumni angkatan 2008 yang kini terkenal sebagai founder dari Resmi Pangan Indonesia, yang mencangkup Serabine Indonesia, Miesyapi, dan Kopi Resmi. Mengawali sesinya, Galih membuka topik “Bagaimana Kalau Tidak Tau Mau Kemana?” Ia menceritakan fase ketika menunggu wisuda dengan pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya, seperti “Ingin jadi apa?”, “Bagaimana setelah wisuda?”, hingga mempertanyakan jalan hidupnya.

Kemudian, ia membagikan cara menguraikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Langkah pertama adalah fokus “membuang apa yang harus dibuang” dan kedua fokus “tidak ingin jadi apa“. Galih berpendapat bahwa apa yang kita bisa dan orang lain tidak bisa merupakan bagian dari panggilan hidup. Berdasarkan pendapatnya, panggilan hidup bisa berupa skill yang dari setiap manusia.

“Saya yakin jika saya selalu melakukan yang saya sukai secara konsisten, mungkin 3-4 tahun ga ada uangnya. Tapi jika saya ahli pada bidang itu, uang yang mendatangi saya.” ungkap Galih.

Dengan hanya menyukai sesuatu tidak akan mendatangkan uang, tapi menjadi ahli dari sana dapat mendatangkan uang.

Sesi kedua berakhir dengan narasumber keempat, Akbar Daffa Raharja, S.T., alumni angkatan 2017. Akbar Daffa merupakan founder dari Akar Kreasi Nuswantara. Ia kini mengelola tiga lini usaha berbasis riset dan teknologi: Akar Nusantara, Agronesia, dan brand FnB Tuti Fruity. Beliau juga merupakan Chief Technical Officer PT Agronesia Multi Resources.

Akbar memaparkan tentang pentingnya riset, kolaborasi, dan crystal clear vision dalam membangun bisnis. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara agraris, namun minim dukungan teknologi dan kebijakan.

Selanjutnya, sesi tanya jawab menutupi acara kali ini. Peserta terlihat antusias menggali perspektif baru baik dari dunia industri maupun wirausaha. Acara ini memberi inspirasi dan menggambarkan secara nyata dunia pasca-kampus yang akan para lulusan Teknik Industri UII hadapi.

Take the risk. Karena bisa jadi ide yang kamu tunda, besok akan orang lain,” tutup Akbar dengan penuh semangat.

Penutup

Pada akhir acara, panitia menyerahkan cinderamata sebagai bentuk apresiasi kepada keempat narasumber. Sesi foto bersama seluruh peserta, moderator, dan alumni menjadi penanda berakhirnya acara secara resmi.

Talkshow kali ini menjadi pembuka rangkaian Reuni Akbar IKATI 2025 yang akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Lebih dari sekadar nostalgia alumni, acara ini menjadi ajang transfer pengalaman, memperkuat jejaring, dan membangun sinergi berkelanjutan antara alumni dan civitas akademika Teknik Industri UII.

Rani Novalentina

Sharing Session Alumni bidang PPIC

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Sharing Alumni pada Minggu (10/8). Dengan tema “Global Career Pathways for Industrial Engineers: How to Become a PPIC Specialist Abroad,” acara ini menghadirkan Muhammad Taufiq Sulistia, S.T., sebagai pembicara. Beliau merupakan perwakilan Ikatan Alumni Teknik Industri (IKATI). Kini ia merupakan bagian dari Pinehill Arabia Food Ltd, Arab Saudi sebagai Asisten Manajer. Mahasiswa dan alumni mengikuti kegiatan ini dengan antusias untuk memperoleh pengalaman langsung mengenai perjalanan karier dalam bidang Production Planning and Inventory Control (PPIC) pada kancah internasional.

Memasuki sesi diskusi, Putri Dwi Annisa, S.T., M.Sc., dosen Teknik Industri UII, memandu acara sebagai moderator. Pada kesempatan itu, Taufiq membagikan perjalanan kariernya hingga akhirnya memperoleh kesempatan bekerja pada perusahaan multinasional terkhusus industri makanan. Ia menekankan bahwa pengalaman kerja di Indonesia memberikan bekal penting sebelum ia melanjutkan karier ke Arab Saudi.

“Awalnya saya juga berangkat dari posisi staf biasa di Indonesia. Namun pengalaman selama dalam bidang produksi dan perencanaan memberikan peluang untuk melangkah ke level internasional,” ujar Taufiq.

SESI TANYA JAWAB KARIR BIDANG PPIC

Taufiq Sulistia, Alumni UII yang kini bekerja sebagai PPIC Specialist di Saudi Arabia

Selain membagikan perjalanan karier, Taufiq juga menyoroti tantangan bekerja dalam lingkungan global. Ia menjelaskan bagaimana ia beradaptasi dengan budaya kerja baru dan memenuhi standar internasional dalam sistem produksi. Taufiq juga menceritakan pengalaman sehari-hari sebagai PPIC Specialist, mulai dari menjalankan tugas hingga menanggung berbagai tanggung jawab.

Setelah sesi materi, suasana tanya jawab berlangsung hangat dan interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, terutama tentang tips dan strategi meniti karier global seperti yang ia jalani. Salah satu peserta menanyakan peluang untuk menempuh jalur karier serupa. Menanggapi pertanyaan itu, Taufiq menekankan pentingnya persiapan matang, mulai dari mengenali minat pribadi hingga memahami kualifikasi yang dunia industri tuntut saat ini, khususnya pada bidang PPIC.

Menutup acara, Taufiq menyampaikan pesan agar mahasiswa dan alumni Teknik Industri UII terus mengasah kompetensi. Ia menekankan perlunya penguasaan bahasa, kemampuan analisis, serta pemahaman sistem ERP sebagai kunci keberhasilan dalam pekerjaan PPIC. Melalui sharing session ini, peserta semakin terdorong untuk menyiapkan diri dalam menghadapi peluang karier global bidang teknik industri.

Syawarani Gayatri

A team of three Industrial Engineering students from UII won the 2025 LNC.

Mahasiswa Program Studi Teknik Industrii, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII), kembali menorehkan prestasi gemilang. Tim yang terdiri dari Ahmad Arro’uf Sulfuadi, Rajab Bullah Anggara Nasution, dan Muhammad Mahdy Fadhlullah meraih Juara 2 kategori Study Case dalam Logistic National Competition (LNC) 2025, yang berlangsung pada 26 Juni–7 Juli 2025. Prodi Teknik Logistik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)  menyelenggarakan kompetisi ini dengan fokus pada solusi logistik kemanusiaan, khususnya penyaluran bantuan ke daerah bencana.

Persiapan dan Tantangan dalam Bidang Logistik

Kesuksesan tim tidak lepas dari persiapan yang terstruktur meskipun waktunya singkat. Ketua tim, Ahmad Arro’uf, menjelaskan bahwa pembagian peran dilakukan dengan jelas agar setiap anggota dapat fokus pada keahliannya masing-masing Dengan kerja sama ini, tim mampu menyusun solusi yang relevan, empatik, dan realistis. 

“Dalam merancang solusi, kami berusaha menghadirkan ide yang relevan dengan empati pada penyelenggara, serta aspek implementasi yang realistis, namun tetap membawa unsur kebaruan,” ujar Arro’uf.

Lebih lanjut, meski sudah mempersiapkan diri, tim tetap menghadapi tantangan besar. Pengalaman yang masih minim dalam bidang bidang logistik kebencanaan dan ketidakpastian kondisi darurat menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, dukungan dari dosen Teknik Industri UII, Putri Dwi Annisa, S.T., M.Sc., menjadi kunci. Beliau membimbing tim memahami perspektif lapangan sehingga mereka bisa merancang solusi yang lebih tepat sasaran dan menyampaikan presentasi dengan lancar.

Kesan dan Pesan

Bagi Arrouf dan tim, Pengalaman mengikuti LNC 2025 memberikan pengalaman baru, terutama terkait penerapan teori Teknik Industri di dunia nyata. 

“Kami banyak belajar mengenai perbedaan manajemen logistik dalam dunia industri dengan logistik kemanusiaan. Perbedaan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana cara menerapkan keilmuan Teknik Industri pada realitas masyarakat,” jelas Arro’uf.

Menutup ceritanya, Arro’uf turut membagikan tips bagi mahasiswa yang ingin mengikuti ajang serupa. Ia menekankan pentingnya memiliki empati dan kemampuan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang. 

“Ide besar tanpa rencana realistis hanya akan menjadi ide. Sebaliknya, ide sederhana dengan implementasi yang tepat bisa memberi dampak besar,” tutupnya.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa mahasiswa Teknik Industri UII mampu mengubah teori menjadi solusi nyata. Mereka juga menunjukkan kontribusi nyata keilmuan Teknik Industri untuk isu kemanusiaan.

Syawarani Gayatri

LSebanyak 62 kelompok mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) memamerkan berbagai inovasi produk unggulan dalam EXPO Big Project RSKE 2025 yang digelar di Hall FTI UII pada Jumat (25/07). Mengusung tema “Innovation of Multifunctional and Sustainable Design for Easy Life and Eco Friendly”, kegiatan ini menjadi puncak dari mata kuliah Rekayasa Sistem Kerja Ergonomis (RSKE). Lebih dari sekedar pameran, EXPO ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menghadirkan solusi nyata lewat rancangan produk yang berbasis prinsip Sustainability, Ergonomics, dan Multifunction.

Acara dibuka secara resmi oleh Ulvi Sakinah dan Gerren Satrio Hariyudho selaku MC dari pihak penyelenggara, yakni Laboratorium Desain Sistem Kerja dan Ergonomi (DSK&E). Selanjutnya, suasana kegiatan semakin khidmat berkat pembacaan doa, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Dekan FTI UII, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU, ASEAN.Eng.

Dalam sambutannya, Beliau berbagi harapan agar EXPO ini menjadi ruang melatih mahasiswa agar tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu bersaing secara praktik di dunia kerja.

Menurutnya, “Expo ini bukan sekadar ajang tugas akhir mata kuliah, tetapi merupakan langkah awal bagi mahasiswa untuk menjadi inovator yang peka terhadap permasalahan di lingkungan sekitar serta mampu memberikan solusi melalui pendekatan teknologi dan ergonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.

Inovasi Mahasiswa

Acara dilanjutkan dengan pameran karya inovasi mahasiswa berupa prototype yang dinilai langsung oleh dewan juri. Salah satu yang menarik perhatian adalah karya dari kelompok D12, yang berhasil meraih gelar Best Innovation 1. Tim ini menciptakan traktor inovatif untuk memperbaiki postur kerja petani agar lebih ergonomis sehingga dapat mengurangi risiko cedera. Tak hanya itu, produk ini juga mengusung konsep sustainable design dengan memanfaatkan bahan ramah lingkungan. Selain itu, produk ini dilengkapi panel surya dan baterai lithium sebagai sumber energi alternatif.

Menariknya, ide ini berawal dari pengalaman salah satu anggota tim yang melihat langsung postur kerja petani di lingkungannya yang kurang tepat. Dari situ muncul keinginan untuk memberi solusi nyata bagi para pekerja di sektor pertanian. Lebih dari itu, inovasi ini juga diangkat untuk membangkitkan ketertarikan generasi muda terhadap dunia pertanian. 

“Kami ingin menciptakan sesuatu yang bukan hanya berguna, tapi juga mengajak Gen Z agar kembali peduli pada dunia pertanian,” ujar Hammam Rizqullah Maulana, selaku perwakilan tim.

Kata Mereka tentang EXPO RSKE 2025

Selain dihadiri mahasiswa Teknik Industri UII, expo ini juga terbuka untuk umum. Salah satu pengunjung adalah Maisya Thara Lail, mahasiswa Ilmu Komunikasi. Ia mengaku terkesan dengan inovasi yang ditampilkan. 

“Keren banget, jujur. Aku sendiri nggak punya latar belakang di bidang seperti ini, jadi menurutku luar biasa para mahasiswa TI bisa mewujudkan ide jadi prototype yang nyata kayak gini,” ujarnya.

Maisya juga berharap expo serupa dapat digelar kembali di tahun-tahun mendatang. Sementara itu, Felix Rasyada Rafif selaku ketua pelaksana menyampaikan rasa bangga dan syukurnya atas terselenggaranya EXPO BIG PROJECT RSKE 2025.

“Sebagai perwakilan Lab, saya sangat bangga dengan angkatan 2023 selaku peserta expo tahun ini. Produk yang mereka buat benar-benar inovatif, kreatif, dan variatif,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Felix juga berharap agar karya-karya mahasiswa tidak berhenti sampai pada ajang ini saja. Sebaliknya, ia mendorong agar inovasi tersebut terus dikembangkan dan bahkan bisa dibawa ke tingkat kompetisi yang lebih tinggi. Di sisi lain, ia juga mengapresiasi antusiasme tinggi dari para pengunjung yang memadati area expo, serta keaktifan para peserta dalam mempresentasikan produk mereka secara langsung kepada pengunjung.

Achievement

Dengan demikian, berbagai produk inovatif yang dipresentasikan menjadi bukti semangat inovasi generasi muda Teknik Industri FTI UII. Tak hanya menunjukkan kemampuan akademik, para mahasiswa juga menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu masyarakat serta komitmen untuk menghadirkan solusi yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, sebagai bentuk apresiasi, panitia EXPO RSKE 2025 turut memberikan penghargaan kepada beberapa kelompok dengan karya terbaik. Adapun daftar kelompok yang berhasil meraih penghargaan dalam EXPO tahun ini adalah sebagai berikut:

AchievementKode KelompokNamaNIM
Best Innovation 1D12Scheva Ghifara Derossi23522214
Hammam Rizqullah Maulana23522236
Muhammad Zaki Hosam Daifullah23522153
R. Nabila Wirda Ayuningtyas23522150
Best Innovation 2D10Nasywa Ar Ridho23522300
Alan Bayu Kusuma23522266
Rahmalia Yunita23522105
Elviana Dewi Khusna23522092
Best Innovation 3B3Ferdian Anugrah Pratama23522251
Muhammad Afif Yusfian23522278
Ahmad Arro'uf Sulfuadi23522279
Gani Luthfi Marzuq23522301
Best Innovation 4E2Sang Adji Paco Labib23522168
Muetya Azzahra23522233
⁠Muhammad Wildan Itsna Asyifa23522209
Ersa Alviani23522221
Best ExpoA9Rofiq Burhan23522228
Muhammad Naufal Akbar23522229
Reza Anugrah Putra Ramadhan23522242
Best PresentationIP 1M Rifky Habibi Zulfy23522276
Badr Aldeen Al-khazan23522258
Jean De Dieu Habumuremyi23522259
Adiyasa Bagus Wicaksana23522053
Best PrototypeC10Ilham Nugraha Adi Susanto22522295
Aditya Zakki Nugroho22522315
Herdias Maulana22522339
Rian Adi Nugraha22522021

Syawarani Gayatri

Kegiatan Kelas Praktisi kembali hadir dalam agenda perkuliahan mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII). Pada kesempatan kali ini, mahasiswa mata kuliah Manajemen Logistik berkesempatan untuk belajar dan berdiskusi langsung bersama Dr. Zaroni CISCP, CFMP, seorang Konsultan Senior Supply Chain Indonesia. Kuliah yang bertajuk “Respon Strategi Supply Chain & Logistik terhadap Dinamika Geopolitik Global Terkini” ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kondisi geopolitik global mempengaruhi rantai pasok dan strategi logistik di berbagai sektor.

Dalam sesi ini, Dr. Zaroni mengajak mahasiswa untuk memahami pentingnya manajemen logistik sebagai bagian dari strategi bisnis UMKM. Mahasiswa juga diarahkan untuk mengasah kemampuan analisis operasional berbasis data dan konteks lokal. Selain itu, mereka diajak menyusun rencana strategis dengan pendekatan multidisipliner. Pendekatan ini mencakup berbagai aspek, seperti logistik, teknologi, sumber daya manusia, dan kemitraan.

“Kelas praktisi bersama Pak Zaroni memberi overview yang sangat insightful mengenai dunia logistik di berbagai sektor seperti pertanian, halal, hingga kemanusiaan. Kesempatan berdiskusi hingga presentasi membuka wawasan luas mengenai seluruh aspek dan faktor dari materi kuliah yang sudah disampaikan sebelumnya,” ujar Rangga, salah satu peserta kuliah.

Belajar Manajemen Logistik Lewat Studi Kasus

Tak hanya menjelaskan secara satu arah, beliau juga mengajak mahasiswa untuk terjun langsung mengkaji kasus-kasus yang berkaitan dengan topik perkuliahan. Pembahasan mencakup berbagai aspek strategis. Salah satunya adalah logistik untuk UMKM, yang berfokus pada perancangan strategi logistik terintegrasi guna mendukung pengembangan bisnis skala kecil agar lebih efisien dan kompetitif. Selanjutnya, mahasiswa membahas isu logistik perdesaan dengan mengkaji tantangan nyata dalam pemerataan akses pangan. Mereka melakukan kajian menggunakan pendekatan berbasis komunitas serta memanfaatkan teknologi sederhana yang disesuaikan dengan kondisi geografis dan sosial masyarakat desa.

Pada konteks perkotaan, difokuskan pada kompleksitas last-mile delivery, yang menuntut inovasi berbasis teknologi, pengembangan infrastruktur cerdas, serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Logistik halal juga menjadi topik penting dalam perkuliahan ini. Pembahasan difokuskan pada kebutuhan rantai pasok yang sesuai dengan prinsip syariah, di tengah persaingan global yang menuntut adanya regulasi yang jelas, sertifikasi, serta strategi diferensiasi berbasis nilai.

Selain itu, mahasiswa juga mendalami manajemen logistik kebencanaan. Bidang ini sangat krusial karena memerlukan strategi adaptif dalam menghadapi situasi darurat dan keterbatasan sumber daya. Tujuannya adalah agar bantuan kemanusiaan dapat tersalurkan dengan cepat, tepat, dan terkoordinasi. Hasil dari kajian tersebut kemudian dipresentasikan oleh mahasiswa di dalam kelas. Selanjutnya, sesi diskusi dilakukan untuk membahas studi kasus dari masing-masing bidang.

From Theory to Real-World Insight

Kelas-kelas praktisi mendorong mahasiswa Teknik Industri UII untuk memahami materi secara praktis, tidak hanya secara teoritis. Melalui diskusi interaktif, kelas ini juga mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menghadapi tantangan dunia industri nyata. Dengan kemampuan tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengambil keputusan strategis dan menjadi problem solver yang adaptif dalam dunia nyata.

Syawarani Gayatri

Suasana semangat antusias memenuhi Gedung KH. Mas Mansur, Universitas Islam Indonesia (UII), saat ratusan siswa SMA mengikuti kegiatan “Sehari Menjadi Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (19/06) ini menjadi salah satu upaya FTI dalam memperkenalkan program studi perkuliahan kepada calon mahasiswa sejak dini, termasuk Program Studi S1 Teknik Industri. 

Salah satu mahasiswa aktif Teknik Industri UII, Dinda Meilia Rhepon, turut berpartisipasi sebagai pembawa acara (MC), menambah nuansa kekeluargaan dan kebanggaan tersendiri. Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Jurusan Teknik Industri, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Dalam sambutannya, Dr. Imam menekankan pentingnya memperluas wawasan rekayasa dan manajemen sejak bangku SMA. Ia juga menyampaikan bahwa Teknik Industri UII tidak hanya berfokus pada aspek teknis, namun juga mempersiapkan mahasiswanya menjadi pemimpin yang adaptif dan inovatif. 

“Kami tidak hanya mencetak teknokrat, tetapi calon-calon pemimpin bangsa. Teknik Industri adalah jembatan antara teknologi dan pengambilan keputusan,” tegasnya. 

Siswa SMA Menyentuh Dunia Teknik Industri 

Usai sesi pembukaan, para peserta dibagi ke dalam beberapa mini class sesuai jurusan, termasuk Teknik Industri. Kelas ini diisi dengan materi bertema Supply Chain dan Design Thinking yang sukses menarik perhatian para siswa. Salah satu peserta, Goldiano L.K. Syafi Divinyaru dari SMA Negeri 1 Ngaglik, mengaku sangat antusias karena bisa memahami bagaimana produk dirancang, diuji kelayakan, hingga sampai ke tangan konsumen. 

“Saya jadi tahu bagaimana pentingnya proses memilih supplier hingga distribusi produk. Ini membuka wawasan baru tentang dunia industri,” ungkapnya. 

Goldiano juga mengaku takjub terhadap kegiatan mahasiswa Teknik Industri UII yang ternyata sangat aktif, baik dalam proyek internal maupun kolaborasi global. “Awalnya saya belum tahu apakah Teknik Industri UII dan mahasiswanya aktif atau tidak. Tapi setelah melihat langsung, saya jadi tahu bahwa Teknik Industri UII bahkan telah menjalin banyak kerja sama baik dengan pihak dalam maupun luar negeri. Itu membuat kami kaget sekaligus kagum,” tambahnya.

Hal serupa dirasakan oleh Naura, siswi asal Bantul. Ia mengaku semakin tertarik dengan dunia Teknik Industri setelah mengikuti kegiatan ini.

“Menurut saya, Teknik Industri itu luas, lapangan kerjanya fleksibel, dan saya jadi makin tertarik untuk mengenal lebih jauh dunia Teknik Industri,” ujarnya.

Sesi Laboratorium Tour

Lebih lanjut, usai sesi mini class, para peserta diajak mengikuti campus tour dan lab tour ke berbagai fasilitas Teknik Industri yang berada di lingkungan FTI UII. Sepanjang kegiatan tersebut, antusiasme peserta tampak jelas dari tingginya rasa ingin tahu mereka terhadap dunia laboratorium dan aktivitas praktik mahasiswa Teknik Industri.

Selain memperkenalkan UII dan Program Studi Teknik Industri secara lebih mendalam, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan ketertarikan serta membangun motivasi siswa dalam mengenal dunia perguruan tinggi. Teknik Industri UII mendorong para siswa yang mengikuti program ini untuk lebih percaya diri dan yakin dalam memilih jalur studi yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.

Syawarani Gayatri

Pada Jumat (20/06), mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII) melaksanakan kunjungan industri ke PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk serta PT Ungaran Sari Garment. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu, yang bertujuan memberikan pengalaman langsung terkait implementasi sistem mutu di dunia industri. Kunjungan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengamati secara nyata bagaimana teori pengendalian mutu diterapkan dalam praktik, khususnya dalam proses produksi dan quality assurance.

PT Sido Muncul: Dari Penyimpanan hingga Pengemasan

Dalam kunjungan ke PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, mahasiswa mengamati langsung proses penyimpanan dan pengecekan kemasan yang menjaga standar kualitas sejak tahap awal, mulai dari pengolahan bahan hingga pengepakan kemasan primer, sekunder, dan tersier.

Mereka juga mengunjungi fasilitas laboratorium dan divisi Research and Development (R&D) untuk mempelajari proses pengujian bahan sebelum masuk ke tahap produksi. Di sana, mahasiswa mempelajari metode pengendalian mutu seperti inspeksi awal, uji mikrobiologi, kontrol kemasan, hingga penggunaan sensor otomatis untuk mendeteksi ketidaksesuaian.

Sebagai penutup, mahasiswa mengikuti sesi diskusi bersama tim Quality Assurance (QA). Tim QA memaparkan penerapan sistem kendali mutu di setiap tahap produksi, menjelaskan upaya menjaga konsistensi kualitas, serta strategi menangani potensi penyimpangan.

PT Ungaran Sari Garment: Otomasi, Lean System, dan Pengendalian Mutu Tekstil

PT Ungaran Sari Garment, salah satu produsen pakaian ekspor terbesar di Indonesia, memproduksi untuk merek global seperti Uniqlo, Tommy Hilfiger, dan Calvin Klein. Dalam kunjungan industri ini, mahasiswa Teknik Industri UII mengamati secara langsung penerapan pengendalian mutu di lingkungan kerja tekstil yang padat karya dan menerapkan sistem lean manufacturing.

Mahasiswa menyusuri area produksi mulai dari pemotongan kain hingga tahap finishing. Mereka mempelajari sistem kerja efisien di lini produksi serta mengamati proses pengawasan mutu di setiap titik. Tim Quality Control juga menunjukkan secara langsung bagaimana mereka menangani produk yang tidak memenuhi standar melalui prosedur sistematis.

Selama kunjungan, mahasiswa berdiskusi dengan pihak perusahaan mengenai strategi pengendalian mutu, pembagian tugas antar departemen, serta pemanfaatan teknologi informasi dalam operasional. Kegiatan ini memperluas wawasan mahasiswa terhadap praktik mutu di industri tekstil dan memperdalam pemahaman mereka terhadap teori yang dipelajari di kelas.

Syawarani Gayatri

Pada Jum’at (13/06) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Webinar Nasional Bulanan bertajuk “Adaptasi Ergonomi dan K3 dalam Sistem Kerja Modern Berbasis Digital”. Kegiatan ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya peran ergonomi dan keselamatan kerja (K3). Tujuannya adalah untuk menghadapi perubahan besar era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.

Syawarani Gayatri sebagai Master of Ceremony menyambut peserta pukul 09.30 WIB secara daring. Distian Pingkan Lumi, mahasiswa Teknik Industri UII, bertugas memandu jalannya sesi materi dan diskusi selanjutnya.

Perkenalan Narasumber

Webinar kali ini menghadirkan narasumber Atyanti Dyah Prabaswari, S.T., M.Sc. Beliau merupakan dosen Prodi Teknik Industri yang berfokus pada bidang Ergonomi dan Human Factor Engineering. Dengan latar belakang keahlian tersebut, topik webinar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat relevan untuk beliau bawakan.

Melalui pengalaman yang luar biasa, Atyanti menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2018 hingga 2022, beliau menjabat sebagai Kepala Laboratorium Desain Sistem Kerja dan Ergonomi (DSK&E). Selain itu, sejak 2019 hingga saat ini, beliau juga mendapat kepercayaan sebagai Ketua Redaksi Pelaksana Journal of Appropriate Technology for Community Services.

Selanjutnya, Atyanti Dyah Prabaswari, S.T., M.Sc. menjelaskan bahwa industri 5.0 tidak hanya menitikberatkan pada teknologi, tetapi juga menempatkan manusia sebagai pusat perhatian.

“Kita tidak bisa menghindari perkembangan teknologi. Tantangannya bukan pada hilangnya pekerjaan, melainkan pada bagaimana kita menguasai teknologi untuk menciptakan pekerjaan baru yang lebih bermakna dan aman,” ujarnya.

Beliau memaparkan berbagai studi kasus kecelakaan kerja wilayah Indonesia yang terjadi akibat lemahnya implementasi budaya K3. Kemudian, beliau memberikan contoh kasus-kasus di Morowali dan pelabuhan bongkar muat sebagai gambaran nyata lemahnya sistem keselamatan kerja. Menurutnya, untuk mengurangi angka kecelakaan dengan merancang teknologi terintegrasi AI, IoT, dan sistem otomatisasi  secara ergonomis.

Sesi Tanya-Jawab

Selanjutnya memasuki sesi diskusi interaktif. Salah satu peserta menyampaikan kekhawatiran tentang “ilusi kontrol” — kondisi ketika manusia terlalu bergantung pada teknologi yang berpotensi menurunkan kewaspadaan dan menyebabkan kecelakaan. Menanggapi hal tersebut, Atyanti menekankan pentingnya continuous improvement dan management review dalam setiap organisasi.

“Kita harus memastikan sistem teknologi selalu dievaluasi dan diperbaiki melalui tinjauan manajemen secara berkala,” tegasnya.

Pada akhir sesi, Atyanti menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi yang adaptif terhadap teknologi. Ia mendorong para peserta untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi melalui analisis data dan desain interaksi manusia-komputer yang lebih baik.

Kesimpulannya bahwa adaptasi terhadap teknologi harus berlaku tanpa menghilangkan peran manusia, namun dengan mengubah fokus pekerjaan dari operasional ke manajerial. Dengan antusiasme peserta yang tinggi, panitia mengumumkan bahwa webinar selanjutnya akan digelar pada bulan Juli 2025, menghadirkan narasumber ahli lainnya dari bidang manajemen sains.

Rani Novalentina