Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Instrumen Akreditasi & Kurikulum BKSTI 2025. Ajang akbar ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh Badan Kerja Sama Teknik Industri (BKSTI) Pusat. Pada tahun ini pelaksanaannya bekerja sama dengan BKSTI Korwil DIY dan mempercayakan TI UII sebagai tuan rumah pelaksana. Workshop berlangsung pada (01/11) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. M. Sardjito UII.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara akademisi nasional yang menyampaikan materi terkait pembelajaran di bidang Teknik Industri. Antusiasme peserta terlihat dari kehadiran dosen-dosen Teknik Industri dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia

Workshop Instrumen Akreditasi Teknik Industri

Bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan di ruang Teaterikal GKU UII, rangkaian pembukaan Workshop pun dimulai. Setelah itu, acara berlanjut ke sesi pertama. Pada sesi ini, hadir Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, dosen sekaligus Dekan FTI UII. Sebagai pengantar, beliau membuka sesi dengan menjelaskan perannya sebagai anggota Dewan Eksekutif LAM Teknik. Selanjutnya, beliau membawakan materi berjudul “Sinkronisasi Visi Keilmuan dengan Kurikulum, SDM, dan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Dalam penyampaiannya, Prof. Hari menekankan secara aktif bahwa keselarasan visi keilmuan, strategi pengembangan dosen, dan mutu tridharma harus berjalan beriringan. Menurutnya, ketiga aspek tersebut bukan sekadar konsep, tetapi fondasi penting untuk mencapai akreditasi unggul. Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa pencapaian akreditasi tidak bergantung pada dokumen semata. Sebaliknya, institusi harus menunjukkan bukti nyata bahwa visi keilmuan, kurikulum, serta kualitas pelaksanaan tridharma benar-benar selaras dan konsisten.

“Untuk sampai pada akreditasi unggul tidak hanya ditentukan oleh dokumen, tetapi juga harus ada keselarasan nyata antara visi keilmuan, kurikulum, serta kualitas pelaksanaan tridharma yang konsisten,” tegas beliau.

Sosialisasi Revisi Kurikulum Inti BKSTI 2025

Setelah materi instrumen akreditasi, kegiatan berlanjut dengan sesi sosialisasi revisi Kurikulum Inti BKSTI 2025. Materi ini disampaikan langsung oleh Ketua Tim Kurikulum BKSTI, Dr. Andi Cakravastia Arisaputra Raja, S.T., M.T. Pada sesi pemaparannya, beliau memberikan arah baru bagi perguruan tinggi untuk menyesuaikan capaian pembelajaran, struktur kurikulum, dan penguatan kompetensi lulusan agar selaras dengan kebutuhan industri dan perkembangan keilmuan.

“Tidak berubah secara keseluruhan namun, terdapat beberapa tambahan. Harapannya susunan kurikulum ini dapat memastikan bahwa lulusan Teknik Industri tetap relevan, adaptif, dan siap menghadapi tantangan industri masa depan,” jelas beliau

Sharing Session: Capstone Design sebagai Tugas Akhir

Melengkapi diskusi kurikulum, Ir. Taufik, S.T., M.M., Ph.D., IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri BINUS, turut menyampaikan materi terkait integrasi Capstone Design sebagai bentuk Tugas Akhir. Pada sesi sharing tersebut, beliau memaparkan langkah-langkah implementasi. Beliau juga menjelaskan berbagai tantangan yang muncul dalam proses penerapannya. Selain itu, beliau menguraikan mekanisme pelaksanaan model proyek akhir yang dapat mahasiswa jalankan.

Beliau menambahkan bahwa mahasiswa akan menguji pemahaman mereka secara menyeluruh ketika memilih topik ini. Mahasiswa akan memulai dari tahap perancangan. Mereka kemudian akan melanjutkan hingga tahap penyelesaian permasalahan nyata.

“Ketika mahasiswa memilih Capstone Design sebagai Tugas Akhir, mereka harus membuktikan kompetensinya melalui proses perancangan hingga penyelesaian masalah nyata di lapangan,” ungkap beliau.

Workshop RPS & Assessment Mata Kuliah Paralel

Pada sesi siang hari, peserta kembali melanjutkan rangkaian acara dengan mengikuti Workshop RPS & Assessment. Dalam sesi ini, panitia mengarahkan peserta untuk fokus pada penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), perumusan strategi pembelajaran aktif, serta perancangan asesmen berbasis kompetensi. Untuk memaksimalkan proses belajar, panitia kemudian membagi kegiatan menjadi dua kelas paralel.

Pada kelas pertama, kegiatan berfokus pada Mata Kuliah Ergonomi. Kelas menghadirkan Ir. Ardiayanto, S.T., M.Sc., Ph.D., AEP., IPM., Kepala Laboratorium Ergonomika FT UGM sekaligus Wakil Ketua Perhimpunan Ergonomi Indonesia, sebagai pembicara. Selama paparannya, beliau menjelaskan pendekatan-pendekatan ergonomi yang relevan untuk perancangan RPS dan asesmen berbasis kompetensi.

Sementara itu, kelas kedua membahas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas bersama Dr. Eng. Ir. Oke Oktavianti, Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Brawijaya sekaligus Lead Auditor ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018. Dalam sesi ini, beliau menguraikan strategi penyusunan RPS dan asesmen yang selaras dengan standar mutu dan kebutuhan kompetensi mahasiswa.

Teknik Industri UII untuk Peningkatan Kualitas Mutu bidang TI Indonesia

Selanjutnya, rangkaian acara ditutup dengan coffee break sore yang diwarnai cengkerama hangat antara para akademisi. Melalui perannya sebagai tuan rumah, Teknik Industri UII menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung penguatan mutu pendidikan tinggi di bidang Teknik Industri. Kegiatan ini membuka ruang kolaborasi bagi seluruh akademisi Teknik Industri untuk bersama-sama mendorong peningkatan kualitas dan mutu bidang TI di Indonesia.

Syawarani Gayatri

Yogyakarta, 11 November 2025 – Zahid Anugrah Muzaffar Rana, a student of the Industrial Engineering Program at the Faculty of Industrial Technology (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII), has been selected as a Google Student Ambassador 2025 after passing a highly competitive selection process. Google Indonesia selected participants on November 9–11, 2025 to introduce AI technologies, including the Gemini platform, to campuses across Indonesia.

Journey Through the Google Student Ambassador Selection Process

Throughout the rigorous selection stages, Zahid completed multiple challenges. In the initial phase, he created digital content demonstrating how Gemini can support students in accomplishing academic tasks. He then submitted an interview video highlighting his communication skills, personality, and potential contributions as a Google Student Ambassador. Despite limited preparation time, he made the most of every opportunity. He produced weekly content, improved his prompt-making skills, and joined self-development bootcamps hosted by Google and Dicoding.

The selection period coincided with his community service program (KKN), which required him to manage time efficiently and find suitable locations to record his interview video. Zahid also received continuous support from his mother, who provided learning materials, information, and motivation throughout the process.

From more than 12,000 applicants representing 750 universities, Zahid successfully earned a spot as one of the Google Student Ambassador 2025 award recipients. He expressed his gratitude for the opportunity and encouraged fellow students to pursue new challenges bravely.

“Don’t be afraid to try. No matter how many competitors you have, what matters most is the courage to start, because we never know where our opportunities will come from,” he said.

Zahid uses his Google Student Ambassador role to promote AI in engineering and industrial problem solving. He plans to organize workshops and sharing sessions on utilizing Gemini to support decision making and innovation in academic environments. Through these initiatives, he hopes to expand technological literacy within his department and inspire other students to innovate in the digital era.

Kaila Bilbina M.S

Yogyakarta, 11 November 2025 – Zahid Anugrah Muzaffar Rana merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII). Zahid berhasil meraih Penghargaan Google Student Ambassador Batch 2025 setelah melalui rangkaian seleksi yang sangat ketat. Dalam program yang diselenggarakan Google Indonesia pada 9-11 November 2025 tersebut, para peserta dipilih secara cermat untuk menentukan mahasiswa yang akan menjadi duta pengenalan teknologi kecerdasan buatan, terutama platform Gemini, di berbagai komunitas kampus di seluruh Indonesia.

Perjalanan Selama Seleksi Google Student Ambassador

Selama mengikuti proses seleksi yang sangat kompetitif, Zahid menyelesaikan berbagai tantangan yang diberikan. Pada tahap awal, ia membuat konten yang menunjukkan cara memanfaatkan Gemini untuk membantu menyelesaikan tugas perkuliahan. Setelah itu, ia mengirimkan video wawancara yang menjelaskan kemampuan komunikasi, kepribadian, serta kontribusi yang dapat ia tawarkan sebagai calon ambassador. Meskipun ia memulai persiapan dengan terbatas, Zahid tetap mengoptimalkan setiap peluang. Saat resmi terpilih menjadi ambassador, ia memproduksi konten mingguan, mengasah kemampuan membuat prompt yang efektif, dan mengikuti bootcamp pengembangan diri dari Google dan Dicoding.

Selama seleksi, Zahid menghadapi tantangan karena prosesnya berlangsung bersamaan dengan aktivitas KKN. Ia mencari waktu luang di tengah agenda desa dan menemukan lokasi yang layak untuk merekam video wawancara. Ia juga mendapatkan dukungan penuh dari ibunya yang aktif mengirimkan informasi, referensi belajar, serta motivasi, sehingga ia dapat menjalani proses seleksi dengan baik.

Diantara lebih dari 12 ribu pendaftar yang berasal dari 750 perguruan tinggi, Zahid berhasil menjadi salah satu mahasiswa yang terpilih sebagai Google Student Ambassador 2025. Ia menyampaikan rasa syukur atas kesempatan tersebut dan mengajak mahasiswa lain untuk berani mencoba berbagai peluang.

“Jangan takut mencoba. Tidak masalah seberapa banyak pesaingnya, yang penting berani memulai, karena kita tidak pernah tahu di mana letak rezeki kita,” ujarnya.

Sebagai mahasiswa Teknik Industri, Zahid berkomitmen untuk memanfaatkan perannya sebagai Google Student Ambassador 2025 untuk mendorong penerapan teknologi kecerdasan buatan dalam pengembangan solusi industri. Ia berencana mengadakan workshop dan sesi berbagi mengenai pemanfaatan Gemini, sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana AI dapat mendukung pendekatan rekayasa dan pengambilan keputusan. Melalui kontribusi tersebut, ia berharap dapat memperluas wawasan teknologi di lingkungan Prodi Teknik Industri sekaligus mendorong mahasiswa lain untuk berinovasi di era digital.

Kaila Bilbina M.S

Event Introduction and Speaker Profile

On Friday (31/10/2025), the Industrial Engineering Study Program of the Faculty of Industrial Technology (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII), held another national webinar via Zoom Meeting. To begin with, the organizers presented the theme “Between Focus and Relaxation in the Gaming World” and invited Ratih Dianingtyas Kurnia, S.T., Ph.D. as the keynote speaker. Meanwhile, Sekar Hutami took the role of Master of Ceremony (MC), and Zahra Rafida led the discussion as the moderator. As a result, students and lecturers joined the session in order to gain deeper insights into ergonomics, mental health, and cognitive performance in gaming, including how gaming habits influence the body and one’s ability to focus.

Furthermore, The event began with the agenda reading, the singing of Indonesia Raya and the UII Hymn, followed by a group photo session. After that, the moderator introduced the speaker and shared her profile. She highlighted the speaker’s research in ergonomics and mental workload analysis. Consequently, participants were able to understand the context of the material more clearly.

Focus or Relaxation? Here’s What the Expert Says

During the main presentation, Ratih Dianingtyas Kurnia showed participants how playing games influences their focus and relaxation levels. Moreover, she emphasized the importance of understanding the physical and mental workload during gameplay. This is especially important for games that demand high concentration.

Ratih encouraged players to enjoy gaming safely, even in today’s digital world. She argued that games can train the brain in problem solving and stress management when played in moderation. Furthermore, she added that factors such as play duration, body posture, and game intensity significantly influence a gamer’s physical and mental well being. “Gaming can be a way to focus and relax at the same time, as long as we understand our limits and maintain balance,” she said.

She further explained that competitive gamers, such as Valorant or Dota players, face higher mental workloads because the games demand intense concentration and peak performance. In contrast, casual games tend to promote relaxation, although they still require a certain level of attention. Physiologically, gaming can keep brain wave activity within healthy limits when players manage their play duration and intensity properly. Ratih also reminded participants to take micro breaks every 15–20 minutes. She advised them to apply ergonomic principles when arranging seating, lighting, and devices.

Participants Engage with the Speaker

During the Q&A session, participants asked about ideal rest intervals during gaming and the use of supportive tools such as back supports. Ratih explained that such tools can improve sitting posture but cannot replace the body’s need for movement and light stretching. She emphasized that the human body has limits when staying in static positions. Therefore, dynamic movements, such as stretching or short walks, are essential.

Encouraging Wise and Balanced Gaming Habits

To conclude her presentation, Ratih encouraged participants to play games wisely. She emphasized that gaming can serve not only as entertainment but also a way to maintain physical and mental balance. She stressed that video games can enhance focus and promote relaxation when played with self awareness and proper time management.

“Video games can be a positive medium when played smartly, in moderation, and with attention to physical health.”

Finally, the event ended with attendance confirmation and closing remarks from the MC.

Albin M Wiryawan

 

Pengenalan Acara dan Profil Narasumber

Pada Jumat (31/10/2025), Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan webinar nasional secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini mengusung tema “Antara Fokus atau Relaksasi dalam Dunia Gaming” dengan menghadirkan Ratih Dianingtyas Kurnia, S.T., Ph.D. Sebagai narasumber utama. Sekar Hutami sebagai Master of Ceremony (MC) dan Zahra Rafida memandu jalannya diskusi sebagai moderator. Mahasiswa dan dosen mengikuti kegiatan ini ya untuk memahami lebih dalam mengenai aspek ergonomi, kesehatan mental, dan performa kognitif dalam aktivitas bermain game, termasuk bagaimana kebiasaan bermain game dapat mempengaruhi tubuh dan kemampuan fokus seseorang.

Acara dibuka dengan pembacaan susunan kegiatan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UII, lalu sesi foto bersama. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber dan memaparkan profilnya, yang mencakup pengalaman penelitian di bidang ergonomi dan analisis beban kerja mental.

Fokus atau Relaksasi? Ini Kata Ahli

Dalam sesi penyampaian materi, Ratih Dianingtyas Kurnia menjelaskan bagaimana aktivitas bermain game dapat mempengaruhi tingkat fokus dan relaksasi seseorang. Ia juga menyoroti pentingnya memahami hubungan antara beban kerja fisik dan mental yang muncul selama bermain game, terutama pada jenis permainan yang menuntut konsentrasi tinggi.

Ratih memaparkan bahwa di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi, game tidak selalu berdampak negatif seperti stigma yang sering melekat. Ia menilai game mampu melatih kemampuan otak dalam pemecahan masalah dan pengelolaan stres, selama dilakukan secara seimbang. Ia menambahkan bahwa durasi bermain, postur tubuh, serta intensitas permainan menjadi faktor penting yang mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental pemain. “Bermain game bisa menjadi cara untuk fokus sekaligus relaks, asalkan kita tahu batas dan tetap menjaga keseimbangan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ratih menguraikan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa pemain game kompetitif seperti Valorant atau Dota menghadapi beban kerja mental tinggi karena tuntutan performa dan konsentrasi intens. Sebaliknya, game kasual lebih memberikan efek relaksasi meskipun tetap menuntut perhatian tertentu. Dari sisi fisiologis, aktivitas gaming dapat menjaga keseimbangan gelombang otak dalam batas wajar jika pemain mengatur durasi dan intensitas dengan baik. Ratih turut mengingatkan pentingnya melakukan micro break setiap 15–20 menit serta menerapkan prinsip ergonomi dalam pengaturan tempat duduk, pencahayaan, dan penggunaan perangkat.

Diskusi Interaktif dengan Peserta

Dalam sesi tanya jawab, peserta berdiskusi tentang durasi istirahat ideal saat bermain game dan penggunaan alat bantu seperti back support. Ratih menjelaskan bahwa alat bantu dapat membantu posisi duduk, tetapi tidak menggantikan kebutuhan tubuh untuk bergerak dan melakukan peregangan ringan. Ia menegaskan bahwa tubuh memiliki batas adaptasi terhadap posisi statis, sehingga gerakan dinamis seperti peregangan dan berjalan singkat sangat dibutuhkan.

Ajakan Bermain Game Secara Bijak

Sebagai penutup, Ratih mengajak peserta untuk bermain game secara bijak, tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana menjaga keseimbangan fisik dan mental. Ia menekankan bahwa game dapat meningkatkan fokus dan membantu relaksasi jika dilakukan dengan kesadaran diri dan pengaturan waktu yang tepat.

“Video game bisa menjadi sarana positif bila dimainkan dengan cerdas, tidak berlebihan, dan tetap menjaga kesehatan tubuh.”

Kegiatan kemudian diakhiri dengan pengisian presensi serta penutupan oleh MC.

Albin M Wiryawan

Alumni TI berfoto bersama dalam malam puncak Reuni Akbar

Yogyakarta, June 26–28, 2025 — The Industrial Engineering Alumni Association (IKATI) of the Islamic University of Indonesia (UII) is once again holding the 2025 UII Industrial Engineering Grand Reunion with the theme “From Us (Alumni) for Us (Alumni and Students)”. The three-day event, held at the K.H. Mas Mansur Building, Faculty of Industrial Technology (FTI) UII, serves as a gathering for alumni, students, and the academic community of UII Industrial Engineering across generations.

IKATI, established in 2000, was pioneered by Muhammad Syaifudin Zuhry (class of 1982) along with fellow UII Industrial Engineering alumni from various regions. Since its inception, IKATI has been actively strengthening its network through professional forums, social activities, and intergenerational collaboration.

Day One: Alumni Talk Show and Graduation Briefing

Pemaparan narasumber sesi pertama Talkshow

The first day consisted of a talk show and graduation briefing featuring alumni from various batches as guest speakers. This activity was divided into two sessions.

The first session carried the theme “Career Opportunities: Take Off & Landing in Conquering Opportunities in the Industry 5.0 Era” with guest speaker Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. (alumnus of the class of 2003) presenting a paper titled “The Need for Now: Thriving in a Human Tech Workplace,” together with Aditya Cahya Ramdani, S.T. (alumnus of the class of 2013).

The second session, themed “Successful Work: Young People at Work,” featured Galih Febianto, S.T. (class of 2008) and Akbar Daffa Raharja, S.T. (class of 2017) as speakers. In closing the session, Akbar passionately advised,

“Take the risk, because the idea you postpone today might be taken by someone else tomorrow.”

The first day’s activities concluded at 12:00 PM with the presentation of souvenirs.

Day Two: Campus Nostalgia and Pilgrimage

The second day, Friday (6/27), was filled with the Journey Through the Lab activity, where UII Industrial Engineering alumni explored the campus laboratories, which are now more modern and representative.

Then, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., ASEAN.Eng., Dean of FTI and alumnus, expressed his hope that alumni meetings would be held regularly. He emphasized that alumni are important assets who can help develop study programs, share experiences, and open up job opportunities for students.

“Many of our alumni have become entrepreneurs or founded companies, so this network is very valuable,” he said.

Next, alumni and lecturers walked to Embung Pelangi to visit the graves of campus heroes. Joint prayers, flower offerings, and water sprinkling became symbols of respect. The orange evening sky added to the solemn atmosphere, leaving a deep impression and strengthening solidarity across generations.

Day Three: IKATI Meeting and Reunion Gala Night

The final day marked the culmination of the entire IKATI 2025 Grand Reunion event series. In the morning, the IKATI National Meeting was held at the K.H. Mas Mansur Auditorium, discussing plans for future work programs and alumni collaboration.

In the evening, activities continued with a lively Reunion Gala Dinner along Jl. Islamika. Each Industrial Engineering laboratory opened exhibition booths, showcasing student work and documentation of activities. The main stage featured various entertainment performances by alumni and students, creating a warm and nostalgic atmosphere. Then, the Chairman of IKATI, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM., expressed his gratitude for the success of the event.

“Alhamdulillah, this Grand Reunion series went smoothly. This is a remarkable moment because alumni from S1, S2, to S3 can gather and share the same vision to advance the Industrial Engineering department,” he said.

He emphasized that alumni play a vital role in strengthening the connection between academia and the professional world. He hopes that young alumni will become more active in IKATI activities. According to him, IKATI is a platform for all alumni to participate, help, and share information, including job opportunities. In the future, activities such as seminars and job fairs are expected to be held regularly to strengthen networking and collaboration among alumni.

The atmosphere became even more lively when Muhammad Syaifudin Zuhry, S.T., one of the senior alumni, was present to enjoy the performances. He considered this reunion event to be very memorable and inspiring.

“Overall, this event was excellent, very good, creative, and touching. Moments like this are extraordinary and must continue,” he said.

He also gave a message to students to continue completing their studies and carry on the spirit of previous alumni.

Closing

After the entire series of events ended, Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM, as the chairperson of the 2025 Grand Reunion, expressed his pride in the solidarity of the committee and all participants. He hoped that young alumni would become more active in IKATI.

“IKATI is a forum for all of us. Let’s be active, help each other, and share information, including job opportunities. In the future, we want to continue holding activities such as seminars and job fairs,” he said.

In closing, the 2025 IKATI Grand Reunion became a strong symbol of togetherness and cross-generational collaboration. Through the spirit of “From Us for Us,” UII Industrial Engineering alumni demonstrated their commitment to continue contributing to the development of science, professional networks, and the value of togetherness in their beloved alma mater.

Rani Novalentina

Alumni TI berfoto bersama dalam malam puncak Reuni Akbar

Yogyakarta, 26–28 Juni 2025 — Ikatan Alumni Teknik Industri (IKATI), Universitas Islam Indonesia (UII), kembali menggelar Reuni Akbar Teknik Industri UII 2025 bertema “Dari Kita (Alumni) untuk Kita (Alumni dan Mahasiswa)”. Kegiatan tiga hari yang berlangsung di Gedung K.H. Mas Mansur, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, menjadi ajang silaturahmi lintas generasi antara alumni, mahasiswa, dan civitas akademika Teknik Industri UII.

IKATI yang berdiri sejak tahun 2000 dipelopori oleh Muhammad Syaifudin Zuhry (angkatan 1982) bersama rekan-rekan alumni Teknik Industri UII dari berbagai daerah. Sejak awal, IKATI aktif mempererat jaringan melalui forum profesional, kegiatan sosial, dan kolaborasi antar generasi.

Hari Pertama: Talkshow Alumni dan Pembekalan Wisuda

Rangkaian hari pertama merupakan talkshow dan pembekalan wisuda yang menghadirkan alumni lintas angkatan sebagai narasumber. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi.

Sesi pertama mengusung tema “Peluang Karir: Take Off & Landing dalam Menaklukkan Peluang di Era Industri 5.0” dengan narasumber Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. (alumni angkatan 2003) yang membawakan materi berjudul “The Need for Now: Thriving in a Human Tech Workplace”, bersama Aditya Cahya Ramdani, S.T. (alumni angkatan 2013).

Sesi kedua bertema “Sukses Berkarya: Yang Muda untuk Berkarya” menghadirkan Galih Febianto, S.T. (alumni angkatan 2008) dan Akbar Daffa Raharja, S.T. (alumni angkatan 2017) sebagai narasumber. Dalam penutup sesi, Akbar berpesan dengan penuh semangat, 

Take the risk, karena bisa jadi ide yang kamu tunda, besok sudah diambil orang lain.”

Rangkaian kegiatan hari pertama berakhir pada pukul 12.00 WIB dengan penyerahan cinderamata.

Hari Kedua: Nostalgia Kampus dan Ziarah

Hari kedua, Jumat (27/6), diisi dengan kegiatan Journey Through the Lab, di mana alumni Teknik Industri UII menjelajahi laboratorium kampus yang kini lebih modern dan representatif.

Kemudian, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., ASEAN.Eng., Dekan FTI sekaligus alumni, menyampaikan harapan agar rutin menggelar pertemuan alumni. Ia menekankan bahwa alumni adalah aset penting yang dapat membantu pengembangan program studi, berbagi pengalaman, dan membuka peluang kerja bagi mahasiswa. 

“Banyak alumni kita yang sudah menjadi pengusaha atau mendirikan perusahaan, sehingga jaringan ini sangat bernilai,” ujarnya.

Selanjutnya, alumni dan dosen berjalan menuju Embung Pelangi untuk ziarah makam pahlawan kampus. Doa bersama, tabur bunga, dan siraman air menjadi simbol penghormatan. Langit sore yang jingga menambah khidmat suasana, meninggalkan kesan mendalam sekaligus memperkuat solidaritas lintas generasi.

Hari Ketiga: Rapat IKATI dan Malam Puncak Reuni

Hari terakhir menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara Reuni Akbar IKATI 2025. Pagi harinya, berlangsung Rapat IKATI Nasional di Auditorium K.H. Mas Mansur yang membahas rencana program kerja dan arah kolaborasi alumni ke depan.

Malam harinya, kegiatan berlanjut dengan Gala Dinner Reuni yang berlangsung meriah di sepanjang Jl. Islamika. Setiap laboratorium Teknik Industri membuka stand pameran, menampilkan karya dan dokumentasi kegiatan mahasiswa. Panggung utama menampilkan berbagai hiburan dari alumni dan mahasiswa, menciptakan suasana hangat dan penuh nostalgia.

Kemudian, Ketua IKATI, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM., mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan acara. 

“Alhamdulillah, rangkaian Reuni Akbar ini berjalan lancar. Ini menjadi momentum luar biasa karena alumni S1, S2, hingga S3 bisa bersilaturahmi dan punya visi yang sama untuk memajukan jurusan Teknik Industri,” ujarnya. 

Ia menekankan bahwa peran alumni sangat penting dalam memperkuat koneksi antara dunia akademik dan dunia kerja. Harapannya, para alumni muda semakin aktif dalam kegiatan IKATI. Menurutnya, IKATI merupakan wadah bagi seluruh alumni untuk saling berpartisipasi, membantu, dan berbagi informasi, termasuk peluang kerja. Ke depan, kegiatan seperti seminar dan job fair diharapkan terus digelar secara rutin untuk memperkuat jaringan dan kolaborasi antar alumni.

Suasana semakin semarak ketika Muhammad Syaifudin Zuhry, S.T, salah satu alumni senior, turut hadir menikmati penampilan pentas. Ia menilai acara reuni kali ini sangat berkesan dan inspiratif. 

“Secara keseluruhan acara ini ekselen, sangat bagus, kreatif, dan menyentuh. Momentum seperti ini luar biasa dan harus berlanjut,” tuturnya. 

Ia juga memberi pesan kepada mahasiswa untuk terus menyelesaikan studi dan meneruskan semangat alumni sebelumnya.

Penutup

Setelah seluruh rangkaian acara berakhir, Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM, selaku ketua pelaksana Reuni Akbar 2025, menyampaikan rasa bangga atas kekompakan panitia dan seluruh peserta. Ia berharap para alumni muda semakin aktif di IKATI.

“IKATI ini wadah kita semua. Ayo aktif, saling membantu, dan berbagi informasi, termasuk peluang kerja. Ke depan kami ingin terus mengadakan kegiatan seperti seminar dan job fair,” ujarnya.

Sebagai penutup, Reuni Akbar IKATI 2025 menjadi simbol kuat kebersamaan dan kolaborasi lintas generasi. Melalui semangat “Dari Kita untuk Kita”, alumni Teknik Industri UII menunjukkan komitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan keilmuan, jaringan profesional, dan nilai kebersamaan di lingkungan almamater tercinta.

Rani Novalentina

Yogyakarta, 26 Juni 2025 — Alumni Teknik Industri (TI), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) memberikan impact dari pengalaman berharga mereka. Melalui Reuni Akbar Jurusan Teknik Industri, IKATI merancang Talkshow yang menghadirkan empat narasumber. Dengan mengusung tema “Dari Kita (Alumni) untuk Kita (Alumni & Mahasiswa) dengan harapan alumni dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa TI FTI UII. Acara ini terlaksana di ruang Audiovisual gedung K.H. Mas Mansur, FTI UII. Kegiatan ini juga sebagai bentuk pembekalan calon wisudawan periode Juni 2025.

Pembuka

Rangga Pamungkas dan Zahwa Putri Aghniya sebagai Master of Ceremony membuka acara pada pukul 08.00 WIB. Acara hari pertama rangkaian Reuni Akbar ini menghadirkan Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. sebagai perwakilan Jurusan TI untuk memberikan sambutan. Selanjutnya, pembukaan oleh Ketua Pelaksana acara Digdoyo Oktapriandi, S.T, M.T, CIPM.

Pemaparan materi akan berlangsung selama dua sesi dengan dua moderator. Moderator pertama, Nur Laily, Haryanti, S.T., M.T. akan menemani narasumber dan peserta.

Peluang Karir: Take off & Landing dalam Menaklukan Peluang Karir di Era Industry 5.0 

Pemaparan narasumber sesi pertama Talkshow 

Narasumber pertama dari alumni TI angkatan 2003, Ir. Ilham Bashirudin, S.T., IPM. Beliau saat ini menjabat sebagai President of Human Resources dari PT Krakatau Posco. Perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 2010. PT Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan antara produsen baja terkemuka dunia, POSCO dan PT Krakatau Steel.

Kemudian, Ia menjelaskan bahwa Teknik Industri lahir sebagai jurusan yang berfokus menyelesaikan masalah dari berbagai sisi. Penyelesaian TI dapat melalui pendekatan psikologi, ekonomi, dan tentunya lingkup industri. Ilham juga memberikan analogi “memasak air panas” yang terjadi sebab-akibat. Namun, dalam TI harus mencari sebab-akibat yang bisa saja tidak umum.

Hal tersebut akan berguna dalam aplikasi pada lingkungan kerja. Permasalahan yang tidak terpikirkan dapat muncul kapan saja, sehingga lulusan TI nantinya harus bisa mengendalikan masalah yang timbul. Ilham mengatakan hal ini merupakan peluang dan tidak perlu merasa takut terhadap masalah yang timbul.

“Kalau masuk kubangan itu jangan hanya dapat kotornya (masalah) saja. Tapi, pastikan juga dapat lele (untung)” Sebutnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan insight tentang dunia profesional, tetapi juga menjadi bentuk nyata dari kontribusi alumni untuk membekali adik tingkatnya dalam menapaki karier.

Selanjutnya, Aditya Cahya Ramdani, S.T., alumni angkatan 2013 yang kini berkarir di PT Kawan Lama Group dengan jabatan Continuous Improvement & Culture Management Analyst. Beliau membawakan topik seputar kesiapan karier dalam dunia kerja melalui pendekatan yang ringan dan interaktif.

Aditya memulai dengan permainan berhitung sederhana yang menyiratkan pentingnya memahami pola dalam dunia profesional.

“Sama seperti permainan, dunia kerja juga punya pola. Yang bukan akan tergantikan oleh AI, melainkan yang tidak mampu beradaptasi dan memanfaatkannya,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa dalam proses rekrutmen, perusahaan tidak hanya mencari kandidat dengan kemampuan teknis, tetapi juga yang sesuai dengan budaya kerja mereka. Aditya memberikan wawasan tentang pentingnya culture fit, teknik wawancara dengan metode STAR (Situation, Task, Action, Result), serta memahami karakteristik DISC dalam forum diskusi kelompok.

Sukses Berkarya: Yang Muda Untuk Berkarya

Memasuki sesi kedua, Putri Dwi Annisa S.T., yang merupakan dosen sekaligus alumni TI angkatan 2010. Beliau memandu sesi kedua bersama narasumber alumni TI dengan prestasi gemilang lainnya.

Narasumber ketiga, Galih Febianto, S.T., alumni angkatan 2008 yang kini terkenal sebagai founder dari Resmi Pangan Indonesia, yang mencangkup Serabine Indonesia, Miesyapi, dan Kopi Resmi. Mengawali sesinya, Galih membuka topik “Bagaimana Kalau Tidak Tau Mau Kemana?” Ia menceritakan fase ketika menunggu wisuda dengan pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya, seperti “Ingin jadi apa?”, “Bagaimana setelah wisuda?”, hingga mempertanyakan jalan hidupnya.

Kemudian, ia membagikan cara menguraikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Langkah pertama adalah fokus “membuang apa yang harus dibuang” dan kedua fokus “tidak ingin jadi apa“. Galih berpendapat bahwa apa yang kita bisa dan orang lain tidak bisa merupakan bagian dari panggilan hidup. Berdasarkan pendapatnya, panggilan hidup bisa berupa skill yang dari setiap manusia.

“Saya yakin jika saya selalu melakukan yang saya sukai secara konsisten, mungkin 3-4 tahun ga ada uangnya. Tapi jika saya ahli pada bidang itu, uang yang mendatangi saya.” ungkap Galih.

Dengan hanya menyukai sesuatu tidak akan mendatangkan uang, tapi menjadi ahli dari sana dapat mendatangkan uang.

Sesi kedua berakhir dengan narasumber keempat, Akbar Daffa Raharja, S.T., alumni angkatan 2017. Akbar Daffa merupakan founder dari Akar Kreasi Nuswantara. Ia kini mengelola tiga lini usaha berbasis riset dan teknologi: Akar Nusantara, Agronesia, dan brand FnB Tuti Fruity. Beliau juga merupakan Chief Technical Officer PT Agronesia Multi Resources.

Akbar memaparkan tentang pentingnya riset, kolaborasi, dan crystal clear vision dalam membangun bisnis. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara agraris, namun minim dukungan teknologi dan kebijakan.

Selanjutnya, sesi tanya jawab menutupi acara kali ini. Peserta terlihat antusias menggali perspektif baru baik dari dunia industri maupun wirausaha. Acara ini memberi inspirasi dan menggambarkan secara nyata dunia pasca-kampus yang akan para lulusan Teknik Industri UII hadapi.

Take the risk. Karena bisa jadi ide yang kamu tunda, besok akan orang lain,” tutup Akbar dengan penuh semangat.

Penutup

Pada akhir acara, panitia menyerahkan cinderamata sebagai bentuk apresiasi kepada keempat narasumber. Sesi foto bersama seluruh peserta, moderator, dan alumni menjadi penanda berakhirnya acara secara resmi.

Talkshow kali ini menjadi pembuka rangkaian Reuni Akbar IKATI 2025 yang akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Lebih dari sekadar nostalgia alumni, acara ini menjadi ajang transfer pengalaman, memperkuat jejaring, dan membangun sinergi berkelanjutan antara alumni dan civitas akademika Teknik Industri UII.

Rani Novalentina

Sharing Session Alumni bidang PPIC

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Sharing Alumni pada Minggu (10/8). Dengan tema “Global Career Pathways for Industrial Engineers: How to Become a PPIC Specialist Abroad,” acara ini menghadirkan Muhammad Taufiq Sulistia, S.T., sebagai pembicara. Beliau merupakan perwakilan Ikatan Alumni Teknik Industri (IKATI). Kini ia merupakan bagian dari Pinehill Arabia Food Ltd, Arab Saudi sebagai Asisten Manajer. Mahasiswa dan alumni mengikuti kegiatan ini dengan antusias untuk memperoleh pengalaman langsung mengenai perjalanan karier dalam bidang Production Planning and Inventory Control (PPIC) pada kancah internasional.

Memasuki sesi diskusi, Putri Dwi Annisa, S.T., M.Sc., dosen Teknik Industri UII, memandu acara sebagai moderator. Pada kesempatan itu, Taufiq membagikan perjalanan kariernya hingga akhirnya memperoleh kesempatan bekerja pada perusahaan multinasional terkhusus industri makanan. Ia menekankan bahwa pengalaman kerja di Indonesia memberikan bekal penting sebelum ia melanjutkan karier ke Arab Saudi.

“Awalnya saya juga berangkat dari posisi staf biasa di Indonesia. Namun pengalaman selama dalam bidang produksi dan perencanaan memberikan peluang untuk melangkah ke level internasional,” ujar Taufiq.

SESI TANYA JAWAB KARIR BIDANG PPIC

Taufiq Sulistia, Alumni UII yang kini bekerja sebagai PPIC Specialist di Saudi Arabia

Selain membagikan perjalanan karier, Taufiq juga menyoroti tantangan bekerja dalam lingkungan global. Ia menjelaskan bagaimana ia beradaptasi dengan budaya kerja baru dan memenuhi standar internasional dalam sistem produksi. Taufiq juga menceritakan pengalaman sehari-hari sebagai PPIC Specialist, mulai dari menjalankan tugas hingga menanggung berbagai tanggung jawab.

Setelah sesi materi, suasana tanya jawab berlangsung hangat dan interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, terutama tentang tips dan strategi meniti karier global seperti yang ia jalani. Salah satu peserta menanyakan peluang untuk menempuh jalur karier serupa. Menanggapi pertanyaan itu, Taufiq menekankan pentingnya persiapan matang, mulai dari mengenali minat pribadi hingga memahami kualifikasi yang dunia industri tuntut saat ini, khususnya pada bidang PPIC.

Menutup acara, Taufiq menyampaikan pesan agar mahasiswa dan alumni Teknik Industri UII terus mengasah kompetensi. Ia menekankan perlunya penguasaan bahasa, kemampuan analisis, serta pemahaman sistem ERP sebagai kunci keberhasilan dalam pekerjaan PPIC. Melalui sharing session ini, peserta semakin terdorong untuk menyiapkan diri dalam menghadapi peluang karier global bidang teknik industri.

Syawarani Gayatri

A team of three Industrial Engineering students from UII won the 2025 LNC.

Mahasiswa Program Studi Teknik Industrii, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII), kembali menorehkan prestasi gemilang. Tim yang terdiri dari Ahmad Arro’uf Sulfuadi, Rajab Bullah Anggara Nasution, dan Muhammad Mahdy Fadhlullah meraih Juara 2 kategori Study Case dalam Logistic National Competition (LNC) 2025, yang berlangsung pada 26 Juni–7 Juli 2025. Prodi Teknik Logistik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)  menyelenggarakan kompetisi ini dengan fokus pada solusi logistik kemanusiaan, khususnya penyaluran bantuan ke daerah bencana.

Persiapan dan Tantangan dalam Bidang Logistik

Kesuksesan tim tidak lepas dari persiapan yang terstruktur meskipun waktunya singkat. Ketua tim, Ahmad Arro’uf, menjelaskan bahwa pembagian peran dilakukan dengan jelas agar setiap anggota dapat fokus pada keahliannya masing-masing Dengan kerja sama ini, tim mampu menyusun solusi yang relevan, empatik, dan realistis. 

“Dalam merancang solusi, kami berusaha menghadirkan ide yang relevan dengan empati pada penyelenggara, serta aspek implementasi yang realistis, namun tetap membawa unsur kebaruan,” ujar Arro’uf.

Lebih lanjut, meski sudah mempersiapkan diri, tim tetap menghadapi tantangan besar. Pengalaman yang masih minim dalam bidang bidang logistik kebencanaan dan ketidakpastian kondisi darurat menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, dukungan dari dosen Teknik Industri UII, Putri Dwi Annisa, S.T., M.Sc., menjadi kunci. Beliau membimbing tim memahami perspektif lapangan sehingga mereka bisa merancang solusi yang lebih tepat sasaran dan menyampaikan presentasi dengan lancar.

Kesan dan Pesan

Bagi Arrouf dan tim, Pengalaman mengikuti LNC 2025 memberikan pengalaman baru, terutama terkait penerapan teori Teknik Industri di dunia nyata. 

“Kami banyak belajar mengenai perbedaan manajemen logistik dalam dunia industri dengan logistik kemanusiaan. Perbedaan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana cara menerapkan keilmuan Teknik Industri pada realitas masyarakat,” jelas Arro’uf.

Menutup ceritanya, Arro’uf turut membagikan tips bagi mahasiswa yang ingin mengikuti ajang serupa. Ia menekankan pentingnya memiliki empati dan kemampuan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang. 

“Ide besar tanpa rencana realistis hanya akan menjadi ide. Sebaliknya, ide sederhana dengan implementasi yang tepat bisa memberi dampak besar,” tutupnya.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa mahasiswa Teknik Industri UII mampu mengubah teori menjadi solusi nyata. Mereka juga menunjukkan kontribusi nyata keilmuan Teknik Industri untuk isu kemanusiaan.

Syawarani Gayatri