Tag Archive for: PKM

Team Tim Multipin Salep

The PKM-Kewirausahaan (Entrepreneurship) team of Universitas Islam Indonesia (UII) consisting of students from the Industrial Engineering and Pharmacy majors succeeded in making innovative ointment products. The team consists of Mumtaz Fahd Rifmawan Ms, Andi Muh Khaidir Resqullah, Muhammad Arif Fadhillah, Sofa Tasya Kamila, and Khanza Adinda Salsabila. Under the guidance of Ir. Muchamad Sugarindra, S.T., M.T.I., IPM, the team succeeded in creating an innovation titled “Multipin Salep: Innovation of Kalanchoe Pinnata and Jatropha Multifida Extract Ointment with Jasmine Scent as Wound Therapy Using Grassroots Campaign Strategy”.

Multipin ointment is a wound ointment product derived from the plants Kalanchoe Pinnata (cocor bebek) and (Jatropha Multifida) jarak tintir which have been proven as plants that have properties in wound healing. This ointment also has no side effects because it uses herbal ingredients and also has the advantage of having a jasmine flower aroma.

The idea for this product arose because abrasions and cuts are often experienced by many people in Indonesia, and many of them still rely on traditional medicine or herbs. By using natural ingredients from herbal plants, this wound ointment has the advantage of a lower risk of side effects compared to chemical products. The selected herbs are jarak tintir (Jatropha multifida Linn) and cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk) due to their beneficial content in wound healing. Jarak tintir contains anti-bacterial substances such as alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. Meanwhile, cocor bebek leaves contain flavonoids, steroids, saponins, and tannins that have anti-inflammatory effects or reduce inflammation. In addition, this product uses jasmine essential oil to provide a distinctive jasmine floral aroma.

The preparation of this ointment goes through three main stages, which are the making of simplisia powder, extracts, and ointment preparations. The preparation of Multipin ointment begins with washing, slicing, and drying the leaves of cocor bebek and jarak tintir. The dried simplisia was pulverized and stored. The powdered simplisia was then extracted with 96% ethanol for three days, filtered, and evaporated to obtain a thick extract. To make the ointment, Cera Alba and Vaselin Album were melted, then mixed with extracts, preservatives, glycerin, and jasmine essential oil until homogeneous. The finished ointment was put into a tube and labeled.

In conducting marketing strategies, Multipin Ointment products conduct online and offline marketing. Online marketing is done through social media and e-commerce such as Shopee. Meanwhile, for offline media through partner cooperation with a grassroots campaign strategy, namely working with pharmacies and traditional herbal medicine stores in marketing products.

Team Tim Multipin Salep

Tim PKM-Kewirausahaan Universitas Islam Indonesia (UII) yang beranggotakan mahasiswa dari jurusan Teknik Industri dan Farmasi berhasil membuat inovasi produk salep. Tim tersebut beranggotakan Mumtaz Fahd Rifmawan Ms, Andi Muh Khaidir Resqullah, Muhammad Arif Fadhillah, Sofa Tasya Kamila, dan Khanza Adinda Salsabila. Melalui bimbingan Ir. Muchamad Sugarindra, S.T., M.T.I., IPM, tim tersebut berhasil menciptakan inovasi berjudul “Multipin Salep: Inovasi Salep Ekstrak Kalanchoe Pinnata dan Jatropha Multifida dengan Aroma Jasmine Sebagai Terapi Luka Menggunakan Strategi Grassroots Campaign

Multipin salep adalah sebuah produk salep luka yang berasal dari tanaman Kalanchoe Pinnata (cocor bebek) dan (Jatropha Multifida) jarak tintir yang sudah terbukti sebagai tanaman yang memiliki khasiat dalam penyembuhan luka. Salep ini juga tidak mempunyai efek samping karena memakai bahan herbal dan juga memiliki kelebihan yaitu memiliki aroma bunga jasmine.

Ide produk ini muncul karena luka lecet dan sayat yang sering dialami masyarakat Indonesia, serta banyak dari masyarakat yang masih mengandalkan pengobatan tradisional atau menggunakan tanaman herbal. Dengan menggunakan bahan alami dari tanaman herbal, salep luka ini memiliki keunggulan berupa risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan produk kimia. Tanaman herbal yang dipilih adalah jarak tintir (Jatropha multifida Linn) dan cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk) karena kandungan mereka yang bermanfaat dalam penyembuhan luka. Selain itu, produk ini menggunakan minyak atsiri bunga melati untuk memberikan aroma bunga melati yang khas.

Ide produk ini muncul karena luka lecet dan sayat yang sering dialami masyarakat Indonesia, serta banyak dari masyarakat yang masih mengandalkan pengobatan tradisional atau menggunakan tanaman herbal. Dengan menggunakan bahan alami dari tanaman herbal, salep luka ini memiliki keunggulan berupa risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan produk kimia. Tanaman herbal yang dipilih adalah jarak tintir (Jatropha multifida Linn) dan cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk) karena kandungan mereka yang bermanfaat dalam penyembuhan luka. Jarak tintir mengandung zat anti bakteri seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Sedangkan, daun cocor bebek mengandung senyawa flavonoid, steroid, saponin, dan tanin yang memiliki efek anti inflamasi atau mengurangi peradangan. Selain itu, produk ini menggunakan minyak atsiri bunga melati untuk memberikan aroma bunga melati yang khas.

Pembuatan salep ini melalui tiga tahapan utama, yaitu pembuatan serbuk simplisia, ekstrak, dan sediaan salep. Pembuatan salep Multipin dimulai dengan mencuci, mengiris, dan mengeringkan daun cocor bebek dan jarak tintir. Simplisia yang sudah kering dihaluskan dan disimpan. Serbuk simplisia kemudian diekstraksi dengan etanol 96% selama tiga hari, disaring, dan diuapkan untuk mendapatkan ekstrak kental. Untuk membuat salep, Cera Alba dan Vaselin Album dilebur, lalu dicampur dengan ekstrak, zat pengawet, gliserin, dan minyak atsiri bunga melati hingga homogen. Salep yang jadi dimasukkan ke dalam tube dan diberi label.

Dalam melakukan strategi pemasaran, produk Multipin Salep melakukan pemasaran secara online dan offline. Pada pemasaran online dilakukan melalui sosial media dan juga e-commerce seperti Shopee. Sedangkan, untuk media offline melalui kerjasama mitra dengan strategi grassroots campaign, yaitu bekerja sama dengan apotek dan toko obat herbal tradisional dalam memasarkan produk.

Tim kreatifitas Mahasiswa Prodi TI dan Industrial Researcg Club menyelenggarakan sharing session Tips dan Tricks penulisan Proposal PKM

Bagi yang sudah punya ide dan kelompok, maupun yang belum, silahkan bergabung di agenda ini, terbuka untuk semua angkatan.  Catat tangal pelaksanaan dan tempatnya

Jumat, 20 November 2017, jam 13.00 di Lab DSKE Gedung FIAN Lt II sayap Timur