Teknik Industri Universitas Tridinarti Palembang (UTP) lakukan studi banding ke Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (08/02) di Gedung K.H. Mas Mansur FTI UII. Para peserta studi banding yang terdiri dari mahasiswa, tour leader dan dosen pendamping dari UTP, berjumlah 35 orang.

Kunjungan yang dilakukan terbagi menjadi dua sesi. Sesi yang pertama yaitu pemaparan tentang Teknik Industri UII oleh Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., selaku Kepala Prodi Teknik Industri UII dan sesi yang kedua yaitu kunjungan ke laboratorium-laboratorium yang ada di Teknik Industri UII, seperti Lab. Desain Sistem Kerja dan Ergonomi (DSKE), Lab. Inovasi dan Pengembangan Organisasi, Lab. Sistem Manufaktur (Siman), serta lainnya.

Mahmud Basuki, S.T., M.T., yang merupakan salah seorang dosen Teknik Industri UTP menjelaskan, bahwasanya studi banding yang dilakukan dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Teknik Industri UTP. Selain itu Mahmud sendiri ternyata merupakan alumni dari program Master Teknik Industri UII.

Dalam pemaparannya, Yuli menjelaskan tentang bagaimana profil lulusan Teknik Industri UII, Visi-Misi Teknik Industri UII, lalu sharing tentang program kerjasama magang, serta bagaimana menjalin relasi dengan para Alumni dari Teknik Industri UII.

Sementara itu, pada saat sesi kunjugnan lab, para peserta studi banding mendapat penjelasan dari asisten di tiap-tiap lab yang dikunjungi, mulai dari pengenalan software apa saja yang digunakan serta alat-alat yang ada di tiap lab-lab tersebu

Salah satu peserta studi banding, Deni Amirwansyah mengungkapkan bahwa dirinya sangat antusias dengan adanya kegiatan studi banding ini, “Peralatan di Teknik Industri UII ini sangat lengkap, sistem pengajarannya juga bagus”, ujarnya. Dari adanya kunjungan ini, ia pun tertarik untuk melanjutkan studi S2 ke Teknik Industri UII.

“Dengan adanya studi banding ini, harapannya mampu menambah wawasan, pengembangan diri, serta apa yang telah didapatkan disini bisa diterapkan di Universitas Tridinarti Palembang”, ujar Mahmud. Setelah dari UII, para peserta studi banding akan melanjutkan kunjungan ke PT. Madu Baru, Yogyakarta.

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Sharing Session Magang sebagai wadah untuk bertukar pikiran antar mahasiswa yang telah selesai magang, sedang magang, dan yang akan mengikuti magang. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu (03/02) di Gedung K.H. Mas Mansur UII ini menghadirkan dua pembicara yaitu Nawang Wahyu Widiatmaka dan Famila Dwi Winanti S.T.

Program magang ini merupakan hasil kerjasama antara program studi Teknik Industri dengan PT. Yamaha Indonesia dan PT. Inti Ganda Perdana (IGP). Program ini sudah berlangsung sejak 2015 dan sudah meluluskan alumni magang lebih dari 50 peserta. Tiap batch magang berlangsung 6 bulan, periode batch VI akan berlangsung dari Maret – Agustus 2018. Syarat dari mengikuti program magang sendiri yaitu sudah tutup teori, surat lamaran yang ditujukan kepada kepala program studi, Curriculum Vitae (CV), sudah melaksanakan KKN, dan diutamakan yang memiliki sertifikat CEPT.

Famila (alumni magang batch IV) dalam pemaparannya menjelaskan, selama program magang berlangsung, para mahasiswa akan diikutsertakan dalam projek-projek yang diberikan oleh perusahaan. “Selama 6 bulan tersebut nantinya satu mahasiswa bisa ikut 4 – 5 projek, bergantung pada kompleksitas projek yang didapat”, imbuhnya.

Menurut Famila, inti dari program magang sendiri adalah sebagai penyempurnaan keilmuan yang telah diperoleh di kampus. “Sejauh mana ilmu yang didapat bisa dipraktekkan”, tandasnya.

Sementara itu Nawang (Peserta magang batch V) mengungkapkan, sebelum mengikuti program magang alangkah lebih baiknya tahu terlebih dahulu apa tujuan mengikuti program tersebut, karena nantinya ritme hidup sebagai mahasiswa sehari-hari akan berbeda sesampainya disana, beda karakteristiknya. “Kita benar-benar harus mempersiapkan diri, dan kita juga harus sadar kalau sedang membawa nama program studi serta almamater UII”, tuturnya.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama para pembicara dan para peserta yang hadir.

Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan studi banding dari Teknik Industri Universitas Muhammadiah Palembang (UMP) di Gedung K.H. Mas Mansur UII pada Rabu (07/02). Para peseta kunjungan yang berjumlah 62 orang terdiri dari mahasiswa dan dosen Teknik Industri UMP. Dalam kunjungan ini turut hadir dosen dan laboran Teknik Industri UII.

Pada kunjungan ini terdapat dua sesi yakni, sesi pemaparan materi tentang Teknik Indsutri (TI) UII oleh Kepala prodi TI UII, Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., kemudian dilanjutkan dengan sesi kunjungan ke laboratorium-laboratorium yang ada di TI UII seperti Lab. Sistem Manufaktur (Siman), Lab. Desain Sistem Kerja dan Ergonomi (DSKE), Lab. Inovasi dan Pengembangan Organisasi, serta lainnya.

Dalam pemaparannya, Yuli menjelaskan tentang bagaimana profil lulusan Teknik Industri UII dirumuskan untuk mencapai Visi-Misi Teknik Industri UII yang telah di tetapkan, lalu sharing tentang program kerjasama magang, serta bagaimana menjalin relasi dengan para Alumni dari Teknik Industri UII. “Profi dan ciri Teknik Industri UII sendiri terletak pada bagaimana productivity improvement ”, tuturnya.

Usai sesi pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian cinderamata. Pada saat sesi kunjungan lab, para peserta studi banding mendapat penjelasan dari asisten di tiap-tiap lab yang dikunjungi, mulai dari pengenalan software apa saja yang digunakan serta alat-alat yang ada di tiap lab-lab tersebut.

Para peserta kunjungan yang hadir terlihat sangat antusias mengikuti jalannya rangkaian acara yang berlangsung

EXPO DPTI

Di tengah perkembangan industri dunia yang begitu cepat dan masif menuju revolusi industri 4.0, desain produk menjadi komponen pembaharuan zaman yang begitu vital. Berangkat dari hal tersbut laboratorium Sistem Manufaktur (Siman) Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) selenggarakan Product Design Exposition Big Project Dasar Perancangan Teknik Industri (DPTI) 2017. Kegiatan yang diselenggarakan pada 28-29 Desember 2017 di Hall Gedung KH. Mas Mansur UII membawa jargon “heal the world through product design innovation”.

Terdapat enam cabang kategori yang dilombakan pada Expo DPTI 2017, yakni crime prevention, disability equipment, safety equipment, medical equipment, farm tool dan agricultural technology. Sebanyak 94 tim ikut serta pada expo pada tahun ini dengan 94 desain produk berbeda yang ditampilkan, yang kesemuanya merupakan produk mahasiswa baru teknik industri UII.

Danang selaku koordinator asisten Lab. Siman TI UII menuturkan, expo ini merupakan salah satu acara tahunan yang diselenggarakan setiap akhir semester setelah para praktikan 2017 selesai melaksanakan praktikum mata kuliah DPTI, kemudian diberikan big project. “Output dari big project tersebut lalu dipamerkan pada expo hari ini, sebagai suatu kebanggaan terhadap hasil kerja keras mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut Danang menjelaskan mengapa cabang kategori tersebut yang dilombakan, karena isu-isu yang terkait memang sedang membutuhkan inovasi, seperti medical equipment. “Mungkin sudah banyak alat-alat kesehatan, namun alat seperti apa sih yang bisa di inovasikan lagi dari alat yang sudah ada tersebut,” tuturnya. Selain itu, output dari big project ini diharapkan juga bisa di ikut sertakan pada lomba-lomba berkaitan.

Terdapat beragam desain produk yang ditampilkan, salah satunya yaitu Artefact “Automatic-Fit Baby Carrier” yang merupakan gendongan bayi yang dirancang untuk para ibu yang memiliki keterbatasan fisik (difabel) khususnya pada bagian tangan yang dapat meerkat sempurna secara otomatis menyesuaikan dengan bentuk tubuh bayi dan ibu tanpa mengurangi ruang dan keluwesan gerak. Artefact menggunakan system auto-fit dengan cara kerja wind chart.

Desain produk lain yang tidak kalah menarik yaitu Helga “High Computerized Blind Glasses”. Sebuah kacamata bantu untuk penyandang tunanetra yang memiliki fitur kamera 200 MP dengan resolusi 8K surrounding pada layar. Fungsinya adalah untuk membantu para tunanetra melakukan aktivitas sehari-hari.

Kepala Lab. Siman TI UII, Muchamad Sugarindra menilai dari ajang seperti ini dapat terlihat bahwasanya setiap mahasiswa itu memiliki potensi. Poinnya adalah bagaimana kita memberikan challenge kepada mahasiwa dengan cara seperti ini. “Terbukti ternyata banyak kreativitas yang muncul. Istilahnya itu memaksa mereka untuk berkreasi,” ungkapnya.

Selain itu, Sugarindra menjelaskan, dari produk-produk yang ditampilkan ternyata banyak yang cukup inovatif. “Lumayan untuk mahasiswa semester satu, meskipun belum memperhatikan konsep desain secara utuh, namun bagaimana menuangkan ide kedalam gambar itu merupakan salah satu tujuan yang diberikan dalam mata kuliah DPTI ini,” tandasnya.

Bahkan ada ide yang berangkat dari kompetisi ini diikutkan di ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM),” imbuh Sugarindra. Jalannya kegiatan Product Design Exposition Big Project diakhiri dengan pengumuman para pemenang expo DPTI 2017. (MDP/RS)

YOURS 2017 Memotivasi Untuk Segera Memulai Usaha

Entrepreneur Class Universitas Islam Indonesia (UII) selenggarakan Young Entrepreneur Seminar (YOURS) 2017 dengan mengangkat tema “Technopreneur in Halal Industry”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu (23/12) ini menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, yakni M. Ridwan, S.T., M.Sc., dan juga praktisi, S. Elita Barbara. Selain seminar juga dilaksanakan kunjungan industri ke Cokelat Monggo Yogyakarta.

Entrepreneur Class (EC) merupakan sebuah organisasi di jurusan Teknik Industri UII yang bergerak di bidang pengembangan inovasi dan bisnis. EC merupakan wadah bagi para mahasiswa TI UII untuk bertukar informasi, bercengkrama, dan berdiskusi mengenai ide bisnis maupun isu yang berkembang mengenai dunia industri, usaha, perekonomian, dan sebagainya.

Nasrullah Setiawan, S.T., M.Sc., mewakili program studi TI UII yang hadir dalam kegiatan tersebut berkesempatan membuka acara. Dalam sambutannya Ia menuturkan bahwa ciri khas dari semangat jiwa entrepreneurship itu adalah pengembangan. “Harus ada pengembangan kedepan tentang bangunan ekonomi yang mau kita mulai,” ujarnya.

Di awal pemaparannya, Ridwan menyampaikan beberapa alasan mengapa halal menjadi sebuah bisnis yang besar. Pertama, kita semua adalah muslim dan harus menjalankan bisnis yang halal. Kedua, populasi terbesar di dunia adalah muslim. Dan yang terakhir karena menjalankan bisnis yang halal merupakan perintah dari Allah swt. Ia mengutip surat al-Baqarah ayat 168-169 yang menyeru kepada kita semua untuk memakan makanan yang halal.

Selanjutnya Ridwan juga membahas bagaimana perkembangan dari elemen-elemen bisnis. Awalnya dikenal dengan sebutan 4P (Product, Promotion, Price, Place), kemudian berkembang menjadi 4C (Customer, Communication, Cost, Convenience), dan sekarang sudah menjadi SIVA (Solution, Information, Value, Access).

Terakhir Ridwan menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dihindari dalam menjalankan bisnis halal. Diantaranya, mengandung unsur gharor yaitu adanya ketidakjelasan dalam produk, seperti spesifikasinya dll. Kemudian mengandung unsur riba, dan yang terakhir menjual produk atau jasa yang diharamkan.

Pada sesi selanjutnya, pemaparan oleh S. Elita Barbara yang merupakan owner dari Elita Kerudung. Elita banyak menjelaskan tentang pengalamannya selama menggeluti dunia usaha saat Ia masih menempuh pendidikan S1, dari awalnya yang bernama Kerudung Elita hingga sekarang menjadi Elita Kerudung. Ia menyampaikan bahwa memulai suatu usaha bukanlah hal yang sulit. “Kita hanya perlu belajar mencari peluang pasar, memasarkan produk yang akan kita jual, mencari pelanggan, dan yang terakhir memberi pelayanan yang terbaik bagi pelanggan”, tuturnya.

Elita Barbara juga menceritakan pengalamannya yang pernah diusir dari kos dikarenakan usaha yang sedang digelutinya. “Pemilik kos yang saya tempati itu mengirimkan sms ke saya, yang menganggap bahwa pemilik kos tersebut merasa tidak nyaman karena banyak tempat yang dipenuhi dengan barang dagangan saya,” ungkapnya.

Usai sesi seminar, para peserta melakukan kunjungan industri ke Cokelat Monggo. Pada kunjungan industri tersebut para peserta diajak untuk melihat langsung bagaimana proses produksi dari suatu produk awal hingga menjadi produk yang siap untuk di jual. Imaduddin al-Ayyubi selaku ketua panita berharap setelah acara ini semoga para peserta maupun panitia bisa memulai untuk berwirausaha. “Jangan takut untuk memulai,” pungkasnya. (MDP/RS)

Fakultas Teknologi Industri menerima kunjungan dari Department of Industrial & Information Management, National Cheng Kung University (NCKU) pada hari Jumat tanggal 8 Desember 2017 yang lalu. National Cheng Kung University merupakan salah satu Universitas terkemuka yang berlokasi di Propinsi Tainan, Taiwan. Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua NCKU ke FTI UII dimana NCKU pernah berkujung ke FTI UII pada bulan Februari 2017 yang lalu. Perwakilan dari NCKU yang terdiri dari Prof. Jerry Chung-Chi Hsieh, Prof. Pete Hui-Chia Wang, Prof. I-Lin Wang, dan Prof. Wei-Tsong Wang diterima langsung oleh Bapak Muhammad Ridwan Andi Purnomo, Ph.D, Ibu Harwati, S.T., M.T, Bapak Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng, Bapak Hendrik S.T., M.Eng. dan Ibu Nur Wijayaning Rahayu, S.Kom., M.Cs.

Acara kunjungan ini dimulai pukul 09.00 diawali dengan sambutan Bapak Muhammad Ridwan Andri Purnomo, Ph.D selaku Direktur Internasional Program Teknik Industri. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari pihak NCKU, dimana dalam sambutan ini perwakilan NCKU menyampaikan bahwa tujuan utama kedatangan perwakilan NCKU ke FTI UII adalah untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan keduabelah pihak terkait dengan kolaborasi riset dosen. Pada sesi kedua acara dilanjutkan dengan penawaran program studi lanjut jenjang master dan doktoral bagi dosen maupun mahasiswa FTI UII. Beberapa dosen dan mahasiswa berkesempatan berdiskusi dengan dosen dari NCKU sesuai dengan bidang minatnya. Dalam acara diskusi tersebut dosen dan mahasiswa mendapatkan penjelasan yang bermanfaat terkait dengan bagaimana mencari professor yang sesuai, mencari beasiswa, hingga persyaratan apa yang harus disiapkan untuk dapat melanjutkan studi di NCKU.

Salah satu keunggulan suatu organisasi adalah kemauan untuk selalu memperbaiki diri. Studi bading merupakan salah satu hal yang bisa di lakukan untuk melihat organisasi lain yang lebih unggul. Untuk keskian kali Prodi Teknik Industri dijadikan referensi dalam tata kelola program studi. Pada tanggal 29 November bertempat di Auditorium FTI UII Prodi TI UII menerima kunjungan dari STT Migas Balikpapan.

Bu Harwati, ST., MT. dalam pemaparanya menyampaikan, Salah satu indikator keunggulan suatu Prodi adalah pencapaian Akreditasi, Alhamdulillah Prodi Teknik Industri UII telah terakreditasi A dan sudah 3 periode. Silahkan bagi adik-adik nanti akan kami pandu berkunjung ke laboratorium yang ada di kami, untuk mengetahui lebih dalam proses belajar mengajar yang ada di kami.

Studi banding dari STT Migas di ikuti oleh 86 Mahasiswa  dan 1 dosen, setelah mendapatkan pemaparan dari Wakil Prodi, peserta berkunjung ke Lab untuk melihat fasilitas dan proses belajar mengajar di lab.

Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia (BKSTI) Yogyakarta, laksanakan sarasehan bagi seluruh program studi (prodi) Teknik Industi se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (28 September 2016).

Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta, sebagai pelaksana kegiatan dalam releasenya menyatakan salah satu output dari kegiatan tersebut adalah penyatuan pandangan tentang mata kuliah Pengantar Teknik Industri dan Tugas Akhir. Selama ini masih banyak perbedaan pemahaman di antara dosen.

“Sarasehan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang sama bagi setiap dosen bagaimana mata kuliah Pengantar Teknik Industri dan Tugas Akhir tersebut dilaksanakan sehingga kualitas Mahasiswa Teknik Industri di tiap Universitas di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan Teknik Industri” ujar Qurtubi, ST, MT, Ketua Panita Sarasehan Badan Kerjasama Teknik Industri (BKSTI).

Qurtubi menambahkan “Pada sesi Pengantar Teknik Industri disampaikan pararel oleh Prof. Dr. Senator Nur dan Prof. Ir. Budi Santosa,MS.,Ph.D. dengan moderator Dr.Ir.Elisa Kusrini,ST, MT.,CPIM. Sedangkan pada sesi mata kuliah Tugas Akhir disampaikan oleh Dr. Ir. T.M.A. Ari Samadhi,M.Sc. dan Dr.Eng.Erwin Widodo,ST.,M.Eng serta Dr.Wahyudi Sutopo,ST.,M.Si sebagai moderator”

Alhamdulillah, dari kegiatan tersebut disepakati penyatuan pandangan tentang mata kuliah Pengantar Teknik Industridan Tugas Akhir. “Selama ini masih banyak perbedaan pemahaman di antara dosen, diantaranya selama ini Pengantar Teknik Industri diartikan sebagai cuplikan semua Mata Kuliah Pokok Teknik Industri. Padahal mengutip Prof. Dr. Senator Nur, harusnya mata kuliah Pengantar Teknik Industri itu menyampaikan filosofi dari mata kuliah itu. Adapun penjabarannya nanti di masing-masing mata kuliah”. ujar Qurtubi.

Kegiatan yang dihadiri seluruh prodi Teknik Industri, dilaksanakan di Auditorium FTI UII, Gedung KH Mas Mansur Kampus Terpadu UII, tampak hadir M.K Herliansyah, ST., MT., Ph.D, Ketua BKSTI DIY dan Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. “Alhamdulillah, 60 peserta yang merupakan 23 utusan Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Negeri yang merupakan perwakilan dari seluruh Prodi Teknik Industri yang ada di wilayah Jateng dan DIY, berkenan hadir pada kegiatan ini” pungkasnya.

Jerri Irgo

Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng, Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) memimpin Delegasi Dosen dan Tendik Prodi Teknik Industri melakukan kunjungan industri ke PT. Otsuka Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1974 sebagai perusahaan patungan di bidang industri farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co.,Ltd., Jepang.

Delegasi diterima oleh Sudiartono, Operation Director didampingi Tatik Istiqomah, Technical Operation, dan Danang Prahasta, Supply Chain serta Djunaidi, Quality Assurance. Tampak hadir juga Mukhlis, Quality Control dan J Zulkarnain. Delegasi diterima di Pabrik yang berlokasi di Jl. Sumber Waras No.25, Kalirejo, Lawang, Malang, Jawa Timur (15 Agustus 2017)

Mengawali sambutan Sudiartono mengapresiasi ketepatan waktu kedatangan Delegasi “Disiplin adalah nafas Kita, yang juga telah menjadi slogan di perusahaan” ujarnya.

“Praktisi di perusahaan dan akademisi harus saling mendukung. Ada kalanya apa yg diterapkan di perusahaan ketinggalan dari kemajuan di bidang akademik, atau sebaliknya. Kunjungan ini adalah kunjungan kedua dari teknik industri setelah perguruan tinggi yg lain. Kebanyakan yg berkunjung dari jurusan farmasi” ujar Sudiartono.

Secara terpisah, Qurtubi,,S.T., M.T. salah satu anggota delegasi menyatakan “Sangat senang sekali mengikuti kegiatan ini besama Delegasi Prodi Teknik Industri yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 25 Dosen dan 5 Tendik. Apalagi setelah mendapat penjelaskan tentang proses produksi yang disampaikan Tatik dan Danang Prahasta yang juga Alumni Teknik Industri FTI UII setelah menjelaskan Supply Chain PT. Otsuka Indonesia kepada Delegasi”, ungkap Dosen Teknik Industri tersebut.

Delegasi kemudian mendapat kesempatan melihat langsung proses produksi dan ke warehouse (raw material), melihat bagaimana praktek mengoperasikan dan memindahkan barang di warehouse.

Jerri Irgo

Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Fakultas Teknologi Industri Industri Universitas Islam Indonesia (FTI) adakan Industrial Week 2017 bertema “Explore, Organize and Develop your Academic Pathway”. Salah satu rangkaian acara Industrial Week 2017 ini adalah seminar kerja praktek (KP) untuk mahasiswa jurusan Teknik Industri UII yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Tekhnologi Industri, Kamis (13/4).

Sebelumnya 300 peserta telah mengikuti seminar empat konsentrasi pilihan pada jurusan teknik industri, yaitu, operational research, management industry, ergonomy dan manufacture.  Dalam acara ini berbagai materi disampaikan langsung oleh para ahli yang sudah berpengalaman, yaitu, Luqman Satriya Siambodo, S.T. selaku Production Engineer PT. Cargill Indonesia, Faizudin Firdaus, S.T., M.M., selaku Production Coach at Human Productivity Institute, Yardin Heidsyam, S.T., MBA., selaku Assistant Manager PT. Bank Mandiri Persero, RM. Nur Cahyadi, sebagai Section Head Production Machining PT. Inti Garuda Perdana, Faizin, S.E., sebagai Assistant Manager Production Engineering, PT. Yamaha Indonesia, Muchamad Sugarinda S.T., M.T.I., dan Amarria Dila, S.T,. M.Sc., Dosen Teknik Industri UII.

Disampaikan Amarria Dila, S.T,. M.Sc  sebagai pembicara juga sekaligus dosen jurusan Teknik Industri UII, adanya Industrial Week 2017 ini dapat menjadi pengantar awal bagi mahasiswa untuk mendalami apa sebenarnya industri itu sendiri.

“Adanya program wajib KP diharapkan mahasiswa dapat mengalami dan melihat langsung  pengaplikasian industri dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Apalagi Program Studi Industri sudah melakukan kerjasama dan tanda tangan MOU dengan beberapa perusahaan nasional, dimana outputnya dapat memberi kesempatan magang  bagi mahasiswa” ujarnya.

Selain itu Ia juga mengatakan bahwa program studi Teknik Industri UII sedang mengupayakan sertifikasi internasional dalam organisasi ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN QA). AUN adalah sebuah organisasi jejaring universitas di Asean yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan memperluas kerjasama di bidang pendidikan tinggi antar negara di Asean. Diharapkan setelah bergabung, AUN dapat menjadi forum diskusi pertukaran informasi dan pengetahuan terkait penjaminan mutu pendidikan tinggi.

Sementara itu, Hudzaifah Dzakiy selaku ketua steering commite (SC) Industrial Week 2017 mengatakan tujuan utama acara ini adalah sebagai pengantar awal bagi mahasiswa untuk memilih konsentrasi tugas akhir kuliah serta memberikan informasi dan pengetahuan dalam penerapan konsentrasi tersebut dalam dunia industri.

“Industri itu sangat luas sekali cangkupannya, dengan mengikuti acara ini diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan dasar dalam menjalankan studinya. Juga membuka pandangan mereka, bahwa kerja praktek bukan hanya kewajiban selama  menjalankan studi di kampus, akan tetapi juga merupakan kebutuhan agar nanti siap mengahadapi dunia kerja yang sesungguhnya” tambahnya. (AN/BA)