Industrial Competitiveness merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara dan kelangsungan bisnis perusahaan. Diperlukan kerja sama yang apik dari sektor swasta dan pemerintah, serta investasi dalam inovasi, pendidikan, dan infrastruktur. Oleh karena itu, Program Magister Teknik Industri dan Program Doktoral Rekayasa Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia menggelar kuliah umum dengan tema Peran Supply Chain Management dalam Peningkatan Industrial Competitiveness pada (16/09) secara daring menggunakan platform Zoom Meeting.
Acara yang diikuti sekitar 80 partisipan itu dibuka oleh Ratna Agil Apriani, S.T. sebagai MC dan pemutaran video sambutan Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa banyak sekali tren yang berubah pada bidang Teknik Industri maupun Rekayasa Industri sehingga mahasiswa harus adaptif dengan perkembangan yang telah terjadi.
“Sangat mungkin bidang garap Teknik Industri harus menyesuaikan diri. Misalnya, kita akan berhadapan dengan integrasi teknologi informasi dengan manusia. Ada robot kolaboratif yang mendukung kerja manusia sehingga lebih efisien, lebih aman. Atau misalnya kita juga mendengar, mengikuti perkembangan yang ada, Technology Manufacturing Addictive dengan printer 3D dengan beragam bahan yang itu akan menjadikan proses manufaktur lebih efisien dan fleksibel.” tuturnya.
Kemudian, acara dilanjut dengan sekapur sirih fasilitas-fasilitas yang telah dipersiapkan untuk menunjang pembelajaran mahasiswa S2 dan S3 oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU, ASEAN.Eng. sekaligus membuka acara pada pagi hari itu. Beliau berharap lengkapnya sarana dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan bisa bersaing di pasar bebas.
“Bagi S3 ini adalah filosofi keilmuan jadi ada teori-teori baru yang bisa bapak ibu terapkan nanti di dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, maka siapkan topik-topik bapak ibu sekalian, adik-adik semua disini, bagaimana topik-topik thesis maupun disertasi yang kiranya nanti bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sebuah penelitian yang baik itu bukan hanya tataran dokumen yang baik tapi sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Green Supply Chain Management dengan SCOR 14
Sesi pemaparan materi dipandu secara langsung oleh Atyanti Dyah Prabaswari, S.T., M.Sc. sebagai moderator yang diisi oleh Prof. Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR-P selaku Ketua Program Studi Rekayasa Industri Program Doktoral FTI UII dengan judul Improving Sustainability Supply Chain Performance Using Digital SCOR 14 Model. Salah satu materi yang disampaikan adalah pentingnya Green Supply Chain dengan memperhatikan dampak lingkungan yang wajib dipenuhi perusahaan karena untuk menjalankan perusahaan tidak hanya profit, tetapi isu sosial atau lingkungan juga harus dipikirkan.
“GSCM mengintegrasikan aspek-aspek environmental di dalam aspek business. Salah satu model menggunakan SCOR dimana sudah terbukti digunakan oleh banyak industri untuk mendefinisikan Supply Chain Scope Process. SCOR model menggambarkan aktivitas bisnis yang berhubungan dengan bagaimana memuaskan customer demand. Nah disitu melibatkan orkestra, semacam bermain musik. Jadi bagaimana mereka mengatur mengkoordinasikan seluruh pelaku supply chain mulai dari perencanaan, pemesanan, pengadaan, transform (proses mentransformasi atau pembuatan), kemudian fullfill. Fullfill itu me-deliver, kemudian juga termasuk return.” ucapnya.
Kelebihan dari penerapan SCOR adalah adanya hirarki yang berfungsi untuk menilai environmental yang telah disediakan oleh perusahaan. Apabila hasilnya kurang baik maka SCOR dapat mengubah ke dalam aktivitas yang lebih detail, misalnya pada proses source, transform, maupun return. Penilaian ini biasa disebut sebagai root cause analysis.
Implementasi Supply Chain dalam Bidang Kesehatan
Lalu, materi kedua diutarakan oleh Dr. Ir. Agus Mansur, S.T., M.Eng.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTI UII dengan topik Supply Chain Collaboration in Healthcare. Beliau mengungkapkan betapa susahnya mendapat pasokan kantong darah karena adanya ketidakpastian yang sulit dikontrol. Contohnya terdapat kasus pasien membutuhkan darah dengan rhesus negatif, tetapi tidak bisa dipenuhi karena hanya ada darah dengan rhesus positif walaupun dari golongan darah yang sama.
Beliau mengemukakan, “Kita tahu betul bahwa shortage darah itu dapat mengakibatkan kematian dari pasien yang membutuhkan. Maka perlu sekali kita merancang bagaimana supply chain di healthcare management ini kita bisa kontrol, bisa kita kendalikan, sehingga ini punya manfaat yang besar buat kemanusiaan.” ujarnya. Benefit dari pengelolaan kantong darah yang sangat kompleks dengan model kolaborasi tersebut dapat meningkatkan service level dan pendapatan antar blood bank.
Selanjutnya, terdapat sesi diskusi dengan para mahasiswa dengan salah satu pertanyaannya mengenai teori dalam pengolahan sampah yang merupakan kebalikan dari supply chain. Elisa menjawab bahwa dalam SCOR, proses tersebut akan masuk ke dalam return karena menerapkan reverse logistic yang aliran materialnya dari downstraint menuju upstraint. Lebih lanjut Agus menambahkan, “Selama ada aliran material, informasi, nilai keuangan maka bisa didekati dengan SCM, Circular Economy.”
Terdapat juga pembahasan mengenai cara mengetahui perusahaan telah mengaplikasikan supply chain dengan baik dan benar. Kedua narasumber sepakat dengan menjawab bahwa hal tersebut dapat dilihat dari Sustainability Report yang dibuka oleh perusahaan untuk publik. Laporan ini berisi hal-hal yang material, yaitu seluruh hal yang berdampak pada proses bisnis mereka.
Kuliah umum ditutup dengan sesi dokumentasi oleh MC yang kemudian dilanjutkan penjelasan mengenai UIIGateway bagi mahasiswa baru S2 dan S3 oleh Kepala Divisi Administrasi Akademik, Nurlatifah Risti Julianingrum, S.E.