Sogan Batik merupakan salah satu usaha kerajinan batik yang pangsa pasarnya mulai merambah pasar internasional. Perjalanan panjang di lalui perusahaan ini untuk bisa memasuki pasar internasional.

Kualitas merupakan salah satu kunci sukses yang terus di kedepankan sogan batik untuk dapat bertahan.  Kualitas produk dan kualitas pelayanan yang di dapatkan sogan sampai hari ini bukan semudah membalikan telapak tangan, perlu upaya serius dari pihak manajemen dan karyawan, ungkap Taufik Abdurrahman owner Sogan Batik.

Keseriusan kami dalam terus berusaha untuk menjadi lebih baik adalah dengan cara menggandeng konsultan. Faizudin Firdaus, ST, MM. merupakan konsultan yang mendampingi sogan batik. Dalam proses perbaikan ini sogan batik bersama konsultan bekerjasama dengan Prodi Teknik Industri UII untuk merealisasikan program-program di lapangan.

Prodi Teknik Industri merupakan prodi yang punya concern di bidang productivity improvement. Melalui kerjasama dengan UMKM ini prodi berusaha mewujudkan salah satu misi kami dengan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Kami mengirimkan mahasiswa yang di dampingi beberapa dosen ke UMKM agar tau persis kondisi riil permasalahan di lapangan, sehingga link and match akademisi dan praktisi menjadi selaras, ungkap Yuli Agusti Rochman dalam sambutan kuliah umum Productivity Improvement.

Program magang kerjasama dengan Sogan batik merupakan salah satu kerjasama Prodi Teknik Industri dengan industri. Prodi Teknik Industri saat ini mengirimkan 6 mahasiswa dan 3 dosen pendamping dalam rangka merealisasikan program peningkatan produktifitas. Mahasiswa akan mengerjakan project productivity improvement yang di damping konsultan dan dosen dengan target-target tertentu, hasil dari project ini harus bisa di implementasikan di perusahaan. Seteleh berhasil di implementasikan akan di diseminasi dengan mengadakan kuliah umum untuk mahasiswa sebagai bentuk tambahan wawasan keilmuan kepada mahasiswa dan sekaligus sebagai trigger kepada mahasiswa lain terkait dengan program magang. Kuliah umum ini di selenggarakan pada tanggal 11 Desember 2017 yang di ikuti lebih dari 100 mahasiswa. Pada kuliah umum ini Mahasiswa alumni magang diberi kesempatan untuk mempresentasikan pengalaman selama magang, dari identifikasi masalah hingga mencari solusi dan capaian-capaian yang telah di kerjakan di UMKM selama 6 bulan magang.

Kebermanfaatan program ini akan terus di jalin dengan mengirimkan mahasiswa magang ke UMKM Sogan Batik secara periodic sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dan prodi teknik industry di UMKM.

Dalam pewayangan  Gatotkaca dikenal tokoh ksatria yang mempunyai tulang dari besi sehingga  kekuatannya sangat baik. Zaman modern ini manusia mengenal baju besi anti peluru untuk pelindung dan keamanan.  Didalam Al Quran Surat Al Hadid  ayat 25 Allah berfirman yang artinya: Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka  kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat  berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi  yang mempunyai kekuatan  hebat dan banyak manfaat bagi manusia , dan agar Allah mengetahui siapa  yang menolong (agama)NYa  dan Rasul-RasulNYa  walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat , Maha Perkasa .  Ayat tersebut tegas menyatakan besi mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat. Dengan besi manusia mampu membuat produk seperti mesin , senjata,pabrik , pesawat, kapal,jembatan, gedung berrtingkat, bahkan produk sederhana, pisau, sabit cangkul , pedang. Orang jawa membuat keris juga dari besi yang dikenal dengan Tosan aji.

Besi sebagai salah satu jenis logam yang berkekuatan tinggi untuk membuat konstuksi karena kemampuannya menerima beban mekanik, sedang jenis logam lain mempunyai keunggulan pada sifat bukan mekanik, misal sifat phisik, elektrik, kimia dan lain sebgainya. Tembaga unggul pada kemamouan menghantarkan panas dan listirk . Pada ayat tersebut Allah menyatakan besi mempunyai kekuatan/strength/ba’san sebagai cara Allah menjelaskan kehebatan ciptaanNya.  Namun manusia mampu menjelaskan kehebatan besi melalui  parameter-parameter yang dihasilkan  dari pengujian  (destructive testing). Berbagai jenis beban yang mengenai besi akan menghasilkan parameter tertentu, dan hasilnya memang baik untuk jenis besi. Kehebatan besi  terletak pada sifat deformasi  elastis,sifat  deformasi plastis, ulet/ductile, kekerasan, ketahanan lelah/fatique, ketangguhan/toughnesss. Kehebatan besi murni terletak pada sifat ulet yang sangat bagus, titik lebur yang tinggi, tetapi kekuatannya rendah. Kekuatan merupakan batas beban yang mampu diderita tanpa terjadi  keluluhan (rupture). Dalam proses fabrikasi besi diperoleh mengandung unsur carbon, dan dengan adanya carbon besi menjadi lebih kuat dan keras. Proses untuk mempebaiki sifat besi/baja bisa dilakukan dengan memadukan unsur lain kedalamnya dan juga bisa melalui perlakuan panas /heat treatment. Salah satu proses heat treatment adalah penyepuhan. Sedang unsur  paduan yang bisa ditambahkan , nikel , krom,vanadium,Mangan, Silikon ,molybdenum dan sebagainya. Dengan proses sepuh baja bisa menjadi lebih keras. Pengerasan juga bisa dilakukan hanya pada kulitnya /permukaan luarnya saja melalui surface hardening, khususnya untuk dua komponen yang dalam kerjanya bersinggungan misal antar jurnal poros dengan bantalannya.

Pada artikel ini yang berjudul manusia besi dengan tujuan manusia bisa meniru sifat besi yang hebat sehingga juga menjadi manusia yang hebat.  Boleh juga manusia meniru kehidupan semut dalam hal kegotong royongannya. Boleh jadi manusia bisa meniru semut yang wujudnya kecil tapi bisa mengalahkan yang besar. Tapi jangan sampai manusia meniru sapi karena sapi dalam kehidupannya hanya  menjalani tiga hal yaitu diperbudak, diperah susunya dan disembelih.  Manusia besi mempunyai kekuatan, keuletan, bisa berdeformasi/berubah bentuk kepada yang lebih baik dan bermanfaat, mempunyai ketahanan prima terhadap persoalan yang menderanya, mempunyai kekakuan/ketegaran dalam menghadapti cobaan/fitnah, bahkan dalam menghadapi rayuan. Manusia besi mempunyai ketahanan melar/creep terhadap beban yang dideritanya ber tahun-tahun.penderitaan yang datang bertubi-tubi silih berganti. Manusia besi mempunyai kekakuan yang baik sehingga mampu menghantarkan anak pada kesuksesan. Seorang  dosen  harus  mempunyai ketegaran dalam menghantarkan mahasiswa dalam meraih cita-cita, karena jembatan besi harus tegar dan kaku.  Jembatan berfungsi  untuk melintaskan    pejalan dan pengendara seorang mahasiswa yang  ingin menuju cita-cita. Kekakuan/ketegaran akan mampu melindungi dan menanggulangi pihak-pihak yang akan menarik pada perbuatan culas, curang, korup. Manusia besi yang kaku tidak akan melentur terhadap sogokan, rayuan dan ajakan  nepotisme. Bisikan jahat, jahil dan aji mumpung tidak akan  menjadikan kelurusannya  melentur sedikitpun. Mungkn sekali orang tua tepat menolak dengan tegas bila anaknya memohon untuk  dinikahkan dengan seorang  nonmuslim.  Tangisan anak tidak akan membuat lentur prinsip  yang telah ditetapkan agama. Sifat besi yang lain adalah kekerasan/hardness. Ukuran kekerasan besi dinyatakan dalam angka kekerasan Brinell, Vickers, Rockwell dan lainnya.  Sebuah komponen yang dalam kerjanya bersinggungan dengan komponen lain , misal jurnal poros dengan bantalannya , keduanya harus mempunyai kekerasan yang sama  supaya komponen yang kurang keras tidak kena aus abrasi, adhesi maupun aus fretting.  Dalam hal ini tata interaksi kehidupan manusia akan berjalan  harmonis bila masing-masing mempunyai  sifat kekerasan yang relatif. Pada lingkungan masyarakat yang lemah lembut, santun , toleran maka umat Islam khususnya wajib mempunyai sifat yang sama. Tapi pada lingkungan yang intoleran, penista, arogan  umat islam wajib punya kekerasan agar tidak mudah dipecah belah, di adu domba,  dan tidak dikikis fungsi manusia sebgai khalifah. Pada kenyataannya besi bisa terkorosi  oleh  lingkungan agresif maupun korosi galvanis karena beda tegangan antara kedua komponen besi. Jahatnya korosi ini pada suatu industri menjadi penyebab utama kegagalan fungsi. Korosi harus dicegah disamping besi itu sendiri dibuat menjadi material yang anti korosi. Korosi untuk menghancurkan umat Islam oleh lingkungan agresif harus dicegah. Dari dalam umat Islam harus memperkokoh kesatuan dan persatuan. Beda madzab, beda organisasi, beda partai, beda aliran, beda khilafiyah harus diletakkan pada urutan ke seribu satu. Pencegahan korosi agar Umat Islam  tidak tergradasi dan keropos, ukhuwah islamiah wajib disuburkan, buka jalan sesama muslim bisa mencari rizki, belanja di warung tetangga, kumandangkan budaya tolong menolong diantara sesama  muslim, munculkan perasaan malu bila umat islam saling berseteru, munculkan rasa bersalah bila  umat Islam saling mengalahkan. Sifat penting besi yang akan dibuat menjadi komponen berkualitas adalah tangguh/toughness. Besi tangguh ini mempunyai kekuatan tinggi, sifat deformasi plastiknya besar , kemampuan menyerap beban besar.   Namun demikian hinggi  umat Islam belum tangguh. Beban  besar  yang dihadapi umat Islam adalah kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan , mudah terpecah belah dan diadu domba. Umat Islam harus bahu membahu membangun persatuan kesatuan, membangun ekonomi membangun peradapan , membangun pendidikan dan akhlaqul karimah. Dengan ketangguhan umat Islam, insya Allah Umat Islam mampu menjaga NKRI dan pluraitas,  musuh  Islam yang ingin mengubur umat Islam dapat ditanggulangi.  Sedang untuk besi murni yang unsurnya hampir seratus persen adalah Fe, adalah besi yang lunak dan lemah, tapi  ulet.  Besi murni ini sulit membuatnya. Walau  lemah  dan lunak tapi ketahanan lelahnya bagus  dan mempunyai kemampuan mengikat dan menyatukan komponen-komponen yang keras, yang kaku bahkan yang rapuh. Sifat rapuh ini yang tidak dianjurkan dimiliki oleh umat islam, walau biasanya besi rapuh ini mempunyai kekuatan tinggi. Kejelekan sifat rapuh adalah akan hancur  tanpa tanda sebelumnya bila beban yang menderanya melebihi kekuatannya. Umat islam yang rapuh sulit dibentuk menjadi manusia baru yang berkualitas lebih baik. Sebaliknya manusia besi murni mempunyai keuletan dan kemampuan  menyatukan umat Islam lainnya. Pemimpin dan calon pemimpin wajib mempunyai  sifat besi murni, murni dan ikhlas niatnya, semuanya untuk memburu ridho Allah.

Akhirnya  diketahui  bahwa orang Indonesia khususnya Jawa, bisa membuat produk berbahan baku besi berupa arit/sabit, pedang , keris dan menjadikan ketiga produk tersebut  sebagai falsafah hidup. Sabit mempunyai makna sebagai suatu alat untuk mencari rizki dan bekerja. Pedang sebagai lambng kekuasaan dan penegak keadilan dan keris sebagai pusaka dan martabat. Orang lebih mudah memiliki sabit dibanding pedang  apalagi dibanding memiliki keris. Manusia yang bisa memiliki keris berarti manusia  yang sangat berkualitas yang menjunjung tinggi martabat sebagai manusia dan bangsa. Martabat menjadi pusaka yang harus diusahakan untuk selalu dimiliki dan menyatu dalam dirinya. Namun astaghfirullah dan na’udzubillah manusia modern  telah  menjadikan pedang dan keris menjadi sabit. Mereka telah menyalahgunakan kekuasaan dan martabat untuk memiliki harta tanpa memperdulikan  hukum halal dan haram.

 

Penulis:
Ir. Sunaryo, MP.

Dosen Prodi Teknik Industri UII

Keputusan adalah hal yang akrab dengan kehidupan sehari-hari siapa saja. Tidak perduli tua muda, kaya miskin, laki-laki perempuan, guru murid, pemberi dan penerima, semua orang dari bangun tidur hingga tidur kembali kerap dipaksa untuk memutuskan banyak hal. Meski kebanyakan dari keputusan itu tidak jauh dari aktifitas keseharian, namun terkadang satu dua kali kita-suka-tidak suka- dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan keputusan penting. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa menjerumuskan sesorang dalam penyesalan tidak berujung karena seperti yang harus dipahami semua orang bahwa waktu tidak akan pernah bisa diputar ulang.

Mengambil keputusan pada dasarnya adalah mimilih satu dari sekian banyak alternative yang ada (Terry, 1980). Proses mengambil keputusan bisa jadi singkat dan di lain waktu membutuhkan waktu yang lebih lama. Menurut George R Terry ada lima 5 dasar  yang digunakan sesorang sebagai landasan dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi- keputusan yang bersifat subjektif dan cenderung terjadi ketika data dan fakta sangat minim atau bahkan mengabaikan data dan fakta yang ada;  (2) pengalaman- pengambilan keputusan melalui perbandingan dengan kejadian-kejadian masa lalu ; (3) fakta- keputusan dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang ada sekarang (4) wewenang- otoritas keputusan yang diambil lebih pada status strata;  dan (5) rasional- objektifitas dalam melihat data serta informasi dari berbagai sisi.

Ada banyak sekali model-model pengambilan keputusan yang ditawarkan para ahli seperti The satisficing Model, The Optimizing Decision Making Model, the Implicit Favorite Model, dan the Intuitive Model yang ditawarkan oleh Robin (1991). Ada pula model Pareto Optimally dan The Nash Bargaining Solution yang ditawarkan oleh Bodily (1985) hingga model pengambilan keputusan dengan banyak kriteria (Multi Criteria Decision Making) yang mulai berkembang sejak tahun 1960an.

Pengambilan keputusan sangat tergantung pada konteks kapan, dimana dan situasi keputusan itu diambil. Oleh karena itu meskipun permasalahan yang dihadapi sama, untuk orang yang berbeda, bisa jadi keputusan terbaiknya juga berbeda. Tidak masalah metode apa yang digunakan untuk menghasilkan sebuah keputusan, namun inti dari sebuah keputusan adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan cara yang baik sehingga menimbulkan efek konsekuensi yang baik pula. Islam sebagai agama yang mengajarkan kebaikan pada keseluruhan apek kehidupan tentunya telah membahas hal pengambilan keputusan ini. Tidak masalah metode dan tools apa yang digunakan untuk mengambil keputusan, sepanjang tidak melanggar prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang telah baku ditetapkan dalam Islam. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam Islam adalah sebagai berikut:

Niat, rambu pertama ini didasarkan pada hadist masyur yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim: “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya”. Hendaknya sebuah keputusan diambil dengan niat baik tanpa ada maksud lain yang direncanakan dan diharapkan timbul dari keputusan yang diambil.

Bermusyawarah, rambu kedua ini banyak dibahas dalam ayat-ayat Alquran, diantaranya pada Surat Ali Imran ayat 159: “…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. Keputusan yang diambil bersama dapat dengan maksimal menghindarkan diri dari kekeliruan. Banyaknya informasi dan pertimbangan yang masuk lebih mengarahkan keputusan pada kebenaran.

Menghindari keragu-raguan. Salah satu hal yang ditekankan sebelum mengambil keputusan adalah mengumpulkan informasi dan data pendukung yang relevan sebanyak-banyaknya sehingga keputusan dapat diambil dengan mantap. Keragu-raguan hanya akan menghasilkan keputusan yang lemah dan menyulitkan orang lain. Hal ini sesuai dengan hadist berikut: Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata,“Hadits hasan shahîh].

Adil, rambu ketiga ini ditujukan pada output keputusan yang diambil. Surat Al Maidah ayat 8 dengan tegas mengatakan “Berlaku adil-lah, karena perbuatan adil itu lebih dekat kepada taqwa”. Tidak ada keputusan yang lebih baik daripada sebuah keputusan yang adil. Keputusan yang benar berpijak pada konsep kebajikan yang universal yaitu keadilan.
Bertanggung jawab, rambu terakhir adalah sikap yang diambil setelah keputusan diambil. Apapun efek yang ditimbulkan oleh sebuah keputusan, baik buruknya adalah tanggung jawab si pengambil keputusan sesuai dengan hadist berikut: “Kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian” (HR Bukhari Muslim).

Terkadang seseorang sulit mengambil keputusan dikarenakan ketakutan akan efek yang tidak sesuai dengan harapan. Ketika dampak yang ditimbulkan tidak seperti yang diharapkan seseorang cenderung akan menyalahkan dan menyesali keputusan yang diambil. Islam telah melarang umatnya untuk menyesali secara berlebihan atas apa yang telah terjadi Rasulullah bersabda: “Apabila engkau tertimpa suatu kegagalan, janganlah engkau berkata : “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu. Akan tetapi katakanlah : “Qaddarallahu wamaa Syaa’a Fa’ala” (Ini telah ditakdirkan oleh ALLAH dan ALLAH berbuat apa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya ucapan “Seandainya”akan membuka (pintu) perbuatan Syaithan”. (Hadits Shahih Riwayat Muslim)”.

Islam telah menuntun kita dalam mengambil keputusan dari awal (niat) hingga akhir (penyikapan). Dengan fondasi pengambilan keputusan yang sudah sesuai dengan prinsip-prinsip keislaman ditambah dengan upaya untuk menjalani dan bertanggung jawab terhadap hasil keputusan maka tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa: tidak ada keputusan yang benar-benar salah, kita hanya tidak pernah tau apa yang akan terjadi jika kita mengambil keputusan yang lain.

 

Penulis:
Harwati, ST., MT