Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia menggelar kuliah umum dengan tema “Project Quality Management” pada (17/11) secara daring menggunakan Zoom Meeting. Acara yang berlangsung pada hari Jumat tersebut diikuti oleh dosen serta mahasiswa dari Teknik Industri, Teknik Elektro, dan Statistika.
Acara dibuka oleh Suci Miranda, S.T., M.Eng. selaku MC. Selanjutnya, sesi acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Arief Prasetyo, PMP, PMI-RMP, Senior Integration Project Manager di Arab Saudi yang juga aktif dalam PMII (Project Management Institute Indonesia).
“Project management secara umum terdiri dari initiating, planning, executing, monitoring & controlling, dan closing. Banyak yang salah paham mengira ini adalah fase-fase. Padahal ini merupakan process group yang selalu terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang. Berbeda dengan fase yang harus berpindah ke fase berikutnya jika salah satu fase sudah selesai. Quality adalah salah satu bagian dari process group yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan sebuah proyek,” tutur Arief sebagai reminder awal sebelum masuk ke materi inti.
Beliau kemudian menerangkan bahwa quality management terkait dengan proses yang akan memastikan proyek memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengelolaan project quality berfokus dalam persyaratan dan ekspektasi. Beliau menekankan bahwa kedua hal tersebut harus terpenuhi. “Produk yang bagus harus melebihi jauh di atas persyaratan atau standar minimal. Jika ingin membuat pelanggan puas kita harus bisa memenuhi atau melebihi ekspektasi,” ucap beliau.
Beliau juga menjelaskan bahwa terdapat tiga proses yang langsung menangani quality, yaitu Plan Quality Management pada bagian planning, Manage Quality pada bagian executing, dan Control Quality pada bagian Controlling & Monitoring. Planning terkait dengan bagaimana kita akan mengelola kualitas produk. Executing terkait bagaimana kita menjaga produk berkualitas bagus. Terakhir, Controlling & Monitoring terkait bagaimana kita memastikan produk yang akan diberikan ke pelanggan sudah berkualitas bagus.
Pada akhir materi, beliau menyampaikan lima hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pengelolaan kualitas. Kelima hal tersebut adalah insufficient planning, poor stakeholder engagement, inadequate testing procedures, resistance to change, dan lack of continuous improvement.
Setelah pemaparan materi selesai, dilanjutkan sesi tanya jawab dengan para peserta. Salah satu pertanyaan diajukan oleh Vembri Noor Helia, S.T., M.T., dosen mata kuliah Manajemen Proyek TI UII mengenai pelaksanaan dalam pengelolaan kualitas pada project management. Arief menjelaskan bahwa hal tersebut tergantung dengan skala proyek dan dimana proyek itu duduk di sebuah organisasi. “Apabila proyek berdiri sendiri, harus ada orang yang ditugaskan untuk mengelola quality. Apabila proyek merupakan bagian dari proyek yang lebih besar, idealnya untuk mengelola quality adalah organisasi terpisah sehingga tidak terdapat bias atau konflik kepentingan,” jawab beliau.
Setelah seluruh pertannyaan terjawab, acara tersebut dirampungkan dengan sesi dokumentasi dan penyampaian closing statement dari pemateri. Beliau berpesan bahwa terdapat tiga hal yang harus dipersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja mendatang, yaitu IPK, showcase hard skill, dan demonstrate soft skill.
Salwa Nur Rahma