Mengendarai sepeda motor untuk menuju tempat kerja dan sekolah merupakan rutinitas yang banyak dilakoni oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Tak dipungkiri, sepeda motor menjadi alat transportasi favorit karena dinilai praktis, lincah, dan irit bahan bakar. Meski demikian, mengendarai sepeda motor bukan tanpa risiko, karena dibanding kendaraan lainnya, sepeda motor merupakan moda transportasi yang sering menjadi penyumbang kecelakaan lalu lintas. Di samping faktor pengendara, risiko terbesar juga dialami oleh pembonceng sepeda motor khususnya pembonceng berbusana rok yang notabene adalah kaum perempuan.
Hal ini disebabkan pembonceng berbusana rok harus duduk menyamping agar dapat nyaman sehingga mengurangi keseimbangan motor dan rawan terjungkal ke belakang. Selain itu, rok yang menjuntai ke bawah juga rawan terjerat oleh jeruji sepeda motor yang menambah potensi risiko yang ditanggung oleh pembonceng berbusana rok tersebut.
Namun berbagai keluhan yang sering menghinggapi pembonceng sepeda motor ini nampaknya segera terselesaikan dengan hadirnya hasil karya sekelompok mahasiswa UII. Mereka berhasil menciptakan alat bantu penunjang keamanan dan kenyamanan bagi pembonceng sepeda motor. Alat bernama MANCEPING yang merupakan kepanjangan dari pengaman bonceng menyamping ini sengaja diciptakan untuk mengurangi risiko kecelakaan tunggal yang dialami oleh pembonceng sepeda motor menyamping.
Alat yang didesain dan diciptakan oleh Roy Enggar Achmadi, Rizqi Ramadhani, dan Muhammad Rizal Afif ini memiliki bentuk seperti kursi portabel yang dapat dipasangkan di bagian belakang jok motor. “Bentuknya menyerupai kursi yang terdiri dari tiga bagian penting untuk menunjang keamanan dan keselamatan pembonceng, yakni sandaran punggung bagian bawah, sandaran betis, dan tumpuan kaki”, ungkap Rizqi Ramadhani. Karena sifatnya yang portabel, ketika tidak digunakan MANCEPING dapat dilipat dan disimpan dengan ringkas.
Cara kerja alat ini cukup sederhana di mana pengguna tinggal membuka lipatan-lipatan MANCEPING, menegakkannya, dan kemudian menguncinya hingga menjadi semacam kursi sandaran. Selanjutnya alat ini dipasang di bagian belakang jok motor dan siap dipakai oleh pembonceng.
Ditambahkan oleh Roy Enggar bahwa ketika memakai alat ini pembonceng akan merasa nyaman dan aman ketika duduk menyamping di atas sepeda motor. “Fitur penyangga punggung berfungsi agar punggung pembonceng tidak mudah pegal dan juga mengurangi risiko pembonceng terjungkal ke belakang. Sedangkan sandaran betis dan tumpuan kaki juga memberi kenyamanan karena tanpa itu hanya ada satu pijakan di atas motor dan tentunya lebih aman dari insiden rok tersangkut”, jelasnya. Di samping itu, fungsi dan bentuk alat telah dikalkulasi secara teliti oleh tim menurut perhitungan ergonomi dan antropometri yang sangat memperhatikan aspek pengguna.
Melihat manfaatnya, Muhammad Rizal optimis alat ini dapat dipakai secara luas oleh masyarakat. “Bahan-bahan pembuat MANCEPING sangat mudah ditemukan di pasaran, seperti stainless steel, kayu, dan kapas. Untuk membuatnya pun kami hanya menghabiskan biaya Rp 336.000”, terangnya. Ketiga mahasiswa UII ini berharap kontribusi mereka dapat mengurangi risiko kecelakaan bagi para pembonceng motor menyamping yang notabene adalah kaum perempuan. (Sumber)