Sebanyak 14 mahasiswa magang batch 6 PT. Yamaha Indonesia (YI), Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) resmi di sidang pada Senin (10/09) di Gedung K.H. Mas Mansur UII. Program magang ini merupakan kerjasama antara UII dan PT. Yamaha Indonesia, yang mana program studi Teknik Industri UII bertindak sebagai pelaksana dari kerjasama tersebut.

Hal yang menarik dalam sidang pendadaran ini adalah masing-masing mahasiswa yang telah menyelesaikan magang dan skripsinya, selain di uji oleh dosen pembimbing dan juga satu dosen penguji dari jurusan, juga di uji oleh perwakilan PT. YI sendiri, yakni Samsudin Dede Sunarya, CBM, selaku Vice President PT. YI, lalu Kalkausar Chalid, S.H., M.M., selalu Manajer HRD PT. YI, serta Andy, S.S.T. dan Zainurip, S.T., selaku mentor mahasiswa magang selama 6 bulan di PT. YI.

Menurut Kalkausar, teman-teman mahasiswa magang yang sudah terjun langsung di lapangan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sehingga hal tersebut bisa lebih memudahkan dalam penyusunan skripsi dan usulan-usulan yang diberikan semoga bisa di implementasikan segera.

“Alhamdulillah teman-teman magang batch 6 ini baik-baik dan sudah bisa merasakan dunia kerja, mudah-mudahan kedepannya bisa terus dipertahankan”, tandasnya.

Sementara itu, disampaikan Inamul Erik Lazzuardi yang merupakan salah satu mahasiswa magang batch 6, dengan adanya penguji dari dosen dan lapangan, diharapkan bisa mendapat hasil yang lebih optimal. “Dari sisi teori bisa di uji oleh pihak dosen penguji, sedangkan dari kelayakan usulan yang diberikan bisa lebih dimatangkan lagi oleh pihak penguji lapangan”, tuturnya.

Proses sidang pendadaran mahasiswa magang batch 6 di PT. YI diakhiri dengan foto bersama dengan Dekan FTI UII,  Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., perwakilan PT. YI, perwakilan dosen penguji dan para mahasiswa magang batch 6 PT. YI.

Isu mengenai limbah makanan saat ini sedang ramai diperbincangkan. Permasalahan timbul karena makanan yang tersedia tidak habis dikonsumsi hingga masa kadaluarsa. Isu tersebut rupanya mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk membuat sebuah produk bernama “OPTIMA, Inovasi Produk Toples Pengingat Masa Kadaluarsa”. Tujuan dibuatnya alat ini sebagai solusi untuk meminimalkan makanan bersisa melewati masa kadaluarsa. Dengan beranggotakan tiga orang yang terdiri dari Oktavira Revi (Teknik Industri 2015), Nadia Zhafira (Teknik Industri 2015), dan Adienta Mustika Ma’arij (Teknik Industri 2015).

Disampaikan Oktavira Revi, prosedur kerja yang diterapkan dengan memasukkan toples yang sudah terisi makanan ke dalam Optima. Kemudian tombol daya dinyalakan sehingga display LCD hidup. Alat ini dilengkapi dengan aplikasi, sehingga kontrol dapat dilakukan pada smartphone yang sudah terpasang aplikasi Optima.

“Kontrol dapat dilakukan karena nama makanan dan tanggal kadaluarsa sudah diinput sebelumnya dan akan muncul pada display LCD. Sejak di input data makanan tersebut, display mulai melakukan expired countdown. Dilengkapi dengan lampu indikator dapat memudahkan konsumen untuk mengetahui waktu sisa kadaluarsa produk”, tambahnya.

Sedangkan lampu hijau menunjukkan makanan masih aman dikonsumsi. Lampu kuning merupakan signal waktu kadaluarsa tinggal 3 hari dan lampu merah sebgai tanda makanan telah melewati masa kadaluarsa.

“Kelebihan yang dimiliki oleh Optima sangat memudahkan konsumen karena terintegrasi dengan aplikasi di smartphone”, ujarnya. Meskipun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu dikembangkan. Salah satunya kendala yang dapat menghambat sistem kerja Optima terkait dengan masalah belum semua makanan dilengkapi dengan informasi kadaluarsa.

“Tantangan selama proses pembuatan Optima yang dihadapi adalah perawatan LCD karena membutuhkan kehati-hatian”, pungkasnya. (NR/ESP).

Penyandang disabilitas tuna wicara mempunyai keterbatasan untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan organ suara dengan orang di sekitarnya. Memang saat ini telah lama dikembangkan pemakaian bahasa isyarat bagi difabel tunawicara, namun tidak semua orang memahaminya. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk berinovasi.

Retno Gumilar (Teknik Industri) bersama 2 rekannya yakni Haryo Prawahandaru (Teknik Industri) dan Mufti Sayid Muqaffi (Teknik Industri) menciptakan jam yang dapat membantu komunikasi bagi tuna wicara dengan orang di sekitar melalui penerjemahan bahasa isyarat. Alat yang sedang dalam tahap monitoring dan evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI ini diberi nama “Teg Watch” (The Guider Watch).

Penggunaan jam pintar itu juga punya tujuan lain sebagai alat mempermudah komunikasi. Salah satunya yakni potensi terjadinya tindakan kriminal semakin hari semakin berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kejahatan dapat menyasar siapa pun korbannya, termasuk orang dengan kebutuhan khusus (difabel) yang juga dapat menjadi objek bagi pelaku tindak kejahatan. Guna mengurangi tindak kriminal pada kaum difabel terlebih tuna wicara, alat ini dirasa dapat menjadi salah satu solusi.

“Inovasi jam ini menjadi sebuah alat yang inovatif dan praktis untuk mengatasi permasalahan komunikasi antara tuna wicara dengan orang di sekitar serta dapat menghindarkan diri mereka dari tindak kejahatan,” ujar Retno Gumilar.

Disampaikan Retno Gumilar alat yang mereka rancang merupakan jam yang ada pada umumnya namun ditambahkan beberapa sensor flex yang menempel pada jari-jari difabel tuna wicara. Sehingga ketika seorang tuna wicara berkomunikasi melalui bahasa isyarat, sensor flex akan menterjemahkan bahasa isyarat menjadi suara.

Penggunaan dari alat ini pun cukup mudah. Kita hanya perlu menekan tombol penerjemah dalam jam dan bahasa isyarat akan otomatis menjadi suara lewat jam ini. “Bagi tuna wicara hanya perlu menekan satu tombol saja dan bahasa isyarat akan segera dapat dipahami oleh orang di sekitar lewat penerjemahan ke suara”, ungkapnya.

Saat ini inovasi yang mereka kembangkan memasuki tahap pembuatan aplikasi Teg Watch pada platform android dan juga pengoptimalan module GPS untuk mengetahui lokasi terkini pengguna dengan bimbingan dosen yakni Setyawan Wahyu Pratomo, S.T., M.T. Retno Gumilar dan rekan-rekan berharap inovasi ini dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat khususnya kaum difabel sehingga dapat memudahkan komunikasi serta menghindarkan mereka dari incaran pelaku kriminalitas. (ENI/ESP)

Perkembangan teknologi yang kian hari semakin canggih memotivasi mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk terus berinovasi dalam memberikan karya terbaik bagi Indonesia. Salah satunya tampak dari raihan presatasi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII di kancah internasional. Tim dari UII yaitu Tim Al-faraby yang terdiri dari Reno Dias Anggara (Teknik Industri 2015), Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri 2015) dan Adinda Khairunnisa (Teknik Industri 2016) berhasil membawa nama baik UII pada ajang DESCOMFIRST 2018.

Design Competition for Industrial System dan Environment (DESCOMFIRST) 2018 merupakan acara tahunan se- Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Tahun ini, DESCOMFIRST 2018 mengusung tema “Manual Tools for Processing of Agricultural Technology”. Pada babak final, 15 tim yang lolos seleksi berkas proposal diharuskan untuk mempresentasikan hasil dari idenya pada Sabtu, (5/5) di Hotel Sunan Solo. Selain juga menunjukkan hasil karyanya berupa prototype pada kegiatan pameran yang diselenggarakan pada Minggu, (6/05) di Solo Paragon Mall.

Hasil karya mahasiswa UII yang dinamai Go-win berhasil menjadi Juara 1 pada DESCOMFIRST 2018. Go-win merupakan alat yang berupa skuter yang dapat digunakan untuk melakukan pembibitan tanaman pada bidang Agroteknologi. Go-win memiliki kemampuan menggali tanah, menaruh bibit dan mengatur jarak tanam. “Biasanya dalam menanam bibit baru, diperlukan 3 alat yang akan digunakan untuk menggali tanah, menaruh bibit dan alat yang digunakan mengatur jarak tanam. Tapi, kita berhasil menciptakan alat yang mampu digunakan untuk 3 pekerjaan itu sekaligus. Jadi setiap bagian skuter punya perannya masing-masing,” Jelas Iqbal.

Iqbal melanjutkan, Tim Al-faraby mempersiapkan Go-win sejak November 2017. Selama proses persiapan, Tim Al-faraby menyerahkan sepenuhnya kepada vendor untuk pembuatan Go-win yang juga dibantu oleh Jurasan Teknik Mesin UII dalam pembuatan prototypenya. “Kalau untuk prototype kita menyerahkan sepenuhnya ke vendor dan juga dapat bantuan dari Jurusan Teknik Mesin. Kami fokus untuk presentasi,” lanjutnya.

Kedepannya, pada tahun 2019 Tim Al-faraby berencana untuk memproduksi Go-win dan melalukan sosialisasi kepada para petani di desa-desa sehingga akan memudahkan pekerjaan mereka. “Karna Protoypenya ini udah hampir 90% layak untuk digunakan, jadi kami berencana untuk memproduksi tahun depan sehingga para petani bisa secepatnya menggunakannya,” tutupnya. (NI/RS)

Berdasar surat Direktur Kemahasiswaan, Didin Wahidin, Nomor : 1020/B3.1/KM/2018 tertanggal 3 April 2018, Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) meraih 17 atau 18% dari 92 proposal keseluruhan UII yang dinyatakan lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang untuk pendanaan tahun anggaran 2018 dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

“Kami bangga, Mahasiswa UII mampu berkompetisi di Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) ini dan berharap ke depan semakin banyak lagi Mahasiswa UII ikut serta menunjukkan kemampuan dan prestasi di bidang akademiknya,” ungkap Harwati, ST, MT, Sekretaris Program Studi Teknik Industri FTI UII melalui pesan singkatnya (04 April 2018)

Lolosnya ke 17 proposal tersebut, didominasi dari Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri sejumlah 11 proposal, selanjutnya Mahasiswa dari Prodi Teknik Kimia sejumlah 3 proposal dan 2 proposal dari Mahasiswa Prodi Teknik Elektro serta Mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin sejumlah 1 proposal

Program tersebut kerja antara Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan Rektor/Ketua/Direktur Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Koordinator Kopertis Wilayah.

UII dalam kelompok tiga besar UII meraih jumlah terbesar yaitu 92 atau 48% dari 191 jumlah total Proposal se Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta. Urutan kedua, disusul Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 25 proposal dan Universitas Sanata Dharma 14 proposal.

Jerri Irgo

Fakultas Teknologi Industri UII dan PT. Inti Ganda Perdana (IGP) menandatangai Mou tentang kerjasama magang mahasiswa (9/04/2018). Pendatanganan Mou ini merupakan inisiasi dari 2 prodi, Teknik Industri dan Teknik Mesin FTI UII yang sampai hari ini sudah memasuki tahun ke 3 pelaksanaan program magang. Penandatangan MoU ini merupakan upaya untuk mempererat kerjasama dalam bidang permagangan mahasiswa. PT. Inti Ganda Perdana merupakan anak perusahaan Astra Oto-Parts dibawah naungan Astra Internasional.

Bentuk kerja sama yang dilakukan, merupakan sarana bagi mahasiswa Teknik Industri dan Teknik Mesin FTI UII dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh mahasiswa semasa duduk di bangku kuliah. “Dengan adanya kerja sama ini semoga mahasiswa siap terjun ke dunia industry ketika telah selesai menempuh studi di FTI UII,” ungkap Imam Djati

Prodi Teknik industri UII pada Tahun ajaran 2017-2018 telah mengirimkan 5 mahasiswa magang di PT. IGP. Program magang ini berlangsung selama 6 bulan, di perusahaan mahasiswa akan di berikan project yang telah di tentukan oleh perusahaan.

PT. IGP selama ini concern terhadap pengembangan (improvement), ini merupakan kerjasama yang keskian dengan akademisi, FTI UII dipilih menjadi salah satu partner dalam program magang ini karena mempunyai frame yang sama dengan perusahaan kami. Kami berfikir bahwa dengan adanya mahasiswa magang, dimana secara fikiran mereka masih fresh dan biasanya anak-anak muda mempunyai pemikiran yang inovatif, ini coba kami tangkap kami arahkan dan nantinya ide-ide kreatifnya bisa di implementasikan di perusahaan. Magang bagi mahasiswa juga mempunya manfaat selain pengalaman kerja, mereka setiap minggu akan di evaluasi oleh mentor dan akan masuk ke database jaringan astra group. Ujar Ienez Prameswari, Sebagai Human Development PT. IGP

 

Periodisasi program magang adalah 6 bulan terhitung pada awal semester. Hal ini untuk memudahkan mahasiswa untuk mengelola proses akademiknya di kampus

Tiap pertengahan semester kami akan melakukan sosialisasi melalui website, sosial media yang di miliki prodi untuk menyebarkan informasi. sebulan kemudian setelah mendapatkan informasi kebutuhan dari PT. IGP akan kami umumkan melalui jalur yang sama untuk di lakukan pendaftaran. h-30 kami akan melakukan seleksi, bagi yang di terima akan diberikan pembekalan terkait dengan topik yang akan di kerjakan di perusahaan dan mahasiswa akan di antarkan dan diserahkan ke PT. IGP, ujar Sugarindra, pengelola program magang prodi Teknik Industri

Program magang ini mempunyai banyak manfaat bagi perusahaan, mahasiswa dan Kampus, sehingga program ini terus akan di kembangkan baik pola magang dan link kerjasama dengan perusahaan.

Prodi Teknik Industri FTI UII menyelenggarakan kuliah umum yang pada kali ini bekerjasama dengan PT Inti Ganda Perdana (PT IGP). Kuliah umum diberikan kepada mahasiswa dengan menghadirkan praktisi akan memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa.

Productivity Improvement merupakan salah satu topik yang menjadi keunggulan Prodi Teknik Industri UII, ujar Yuli Agusti Rochmam, ST., MT. di sela bincang-bincang dengan tim dari PT. Inti Ganda Perdana. Untuk itu kami berkolaborasi dengan dunia industry untuk bisa mendapatkan contoh riil penerapan productivity improvement di industry.

Acara yang dilaksanakan di Ruang Audio Visual FTI UII (09/04/18) ini dihadiri dosen dan mahasiswa teknik industri dan teknik mesin FTI UII. Hadir dari PT. IGP adalah Bapak Kingwan Head of Dept. Learning Center PT. IGP.

Productivity improvement, merupakan hal yang sangat penting dari dunis industry dalam menghadapi persaingan. Dimana perusahaan harus berlomba-lomba untuk meningkatkan produktifitasnya dengan cara memperbaiki proses dari hulu ke hilir. Di IGP kami mempunyai learning center yang bertujuan untuk mengkaji dan meneliti proses produksi. Keyword agar bisa bertahan adalah improvement ujar beliau pada saat menyampaikan kuliah umumnya.

Pada Kuliah umum ini di barengi dengan penandatanganan MoU antar kedua belah pihak (Baca Pendandatanganan Mou kerjasama FTI UII dan PT. IGP)

Program studi (prodi) Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) adakan silaturahmi bersama para orangtua atau wali mahasiswa angkatan 2017 di Gedung Olahraga Ki Bagoes Hadikoesoemo pada Sabtu (10/02). Acara ini merupakan sesi paralel dari rangkaian acara “Temu Orang Tua dan Wali Angkatan 2017” yang diselenggarakan oleh FTI UII. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala prodi Teknik Industri UII, Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., beserta dosen pengajar di Teknik Industri UII.

Diawal pemaparannya, Yuli menjelaskan tentang profil lulusan Teknik Industri UII, visi-misi Teknik Industri UII, struktur pimpinan prodi, dan dosen-dosen yang mengajar di Teknik Industri. Selanjutnya Yuli menyampaikan bagaimana alur perkuliahan, kurikulum di Teknik Industri UII, batas waktu studi, evaluasi kuliah serta kegiatan ektrakurikuler yang bisa diikuti oleh para mahasiswa.

Selain itu, Yuli juga menuturkan program-program unggulan yang dimiliki oleh prodi Teknik Industri. Pertama, program kerjasama magang. “Setelah mengikuti program magang, perusahaan akan mengeluarkan surat keterangan magang, yang mana itu sangat berguna ketika nanti melamar ke perusahaan-perusahaan”, ujarnya.

Kedua, kerjasama dengan beberapa universitas di Taiwan untuk melanjutkan studi S2 atau S3. Sehingga bila ada mahasiswa yang berminat untuk melanjutkan studinya, selama kualifikasi yang dibutuhkan terpenuhi, maka bisa bisa menggunakan jalur kerjasama tersebut, untuk melanjutkan studinya dengan beasiswa. Ada pula beberapa mahasiswa yang di Saxion University, Belanda mengikuti program kerjasama dual degree, serta lainnya.

“Kami mengucapkan terima kasih, karena telah memberikan kepercayaan, menitipkan putra-putri bapak ibu sekalian untuk menempuh pendidikan di UII, khususnya di Teknik Industri UII”, tutupnya.

Setelah sesi pemaparan, dilanjutkan dengan dialog bersama wali mahasiswa dengan pimpinan prodi. Lalu masing-masing orang tua atau wali mahasiswa yang hadir bertemu dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) putra-putri mereka.

Salah satu orang tua mahasiswa, Humam Mahmudi, menanggapi kegiatan ini dengan positif, Ia sangat antusias mengikuti forum silaturahmi tersebut. “Dengan adanya acara seperti ini, kami bisa bertemu langsung dengan dosen dan wali mahasiswa lain, yang tadinya tidak kenal bisa saling mengenal, dan juga menambah jaringan”, tuturnya

Humam yang ternyata merupakan alumni dari Teknik Industri UII angkatan pertama ’92, berpesan kepada adik-adik yang sedang menempuh kuliah di TI UII, “perlunya untuk bisa mensinergikan ilmu yang didapat dengan kemampuan me-manage orang dengan berorganisasi, kemudian juga meningkatkan kemampuan berbahasa asing”, serunya.

Teknik Industri Universitas Tridinarti Palembang (UTP) lakukan studi banding ke Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (08/02) di Gedung K.H. Mas Mansur FTI UII. Para peserta studi banding yang terdiri dari mahasiswa, tour leader dan dosen pendamping dari UTP, berjumlah 35 orang.

Kunjungan yang dilakukan terbagi menjadi dua sesi. Sesi yang pertama yaitu pemaparan tentang Teknik Industri UII oleh Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., selaku Kepala Prodi Teknik Industri UII dan sesi yang kedua yaitu kunjungan ke laboratorium-laboratorium yang ada di Teknik Industri UII, seperti Lab. Desain Sistem Kerja dan Ergonomi (DSKE), Lab. Inovasi dan Pengembangan Organisasi, Lab. Sistem Manufaktur (Siman), serta lainnya.

Mahmud Basuki, S.T., M.T., yang merupakan salah seorang dosen Teknik Industri UTP menjelaskan, bahwasanya studi banding yang dilakukan dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Teknik Industri UTP. Selain itu Mahmud sendiri ternyata merupakan alumni dari program Master Teknik Industri UII.

Dalam pemaparannya, Yuli menjelaskan tentang bagaimana profil lulusan Teknik Industri UII, Visi-Misi Teknik Industri UII, lalu sharing tentang program kerjasama magang, serta bagaimana menjalin relasi dengan para Alumni dari Teknik Industri UII.

Sementara itu, pada saat sesi kunjugnan lab, para peserta studi banding mendapat penjelasan dari asisten di tiap-tiap lab yang dikunjungi, mulai dari pengenalan software apa saja yang digunakan serta alat-alat yang ada di tiap lab-lab tersebu

Salah satu peserta studi banding, Deni Amirwansyah mengungkapkan bahwa dirinya sangat antusias dengan adanya kegiatan studi banding ini, “Peralatan di Teknik Industri UII ini sangat lengkap, sistem pengajarannya juga bagus”, ujarnya. Dari adanya kunjungan ini, ia pun tertarik untuk melanjutkan studi S2 ke Teknik Industri UII.

“Dengan adanya studi banding ini, harapannya mampu menambah wawasan, pengembangan diri, serta apa yang telah didapatkan disini bisa diterapkan di Universitas Tridinarti Palembang”, ujar Mahmud. Setelah dari UII, para peserta studi banding akan melanjutkan kunjungan ke PT. Madu Baru, Yogyakarta.

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Sharing Session Magang sebagai wadah untuk bertukar pikiran antar mahasiswa yang telah selesai magang, sedang magang, dan yang akan mengikuti magang. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu (03/02) di Gedung K.H. Mas Mansur UII ini menghadirkan dua pembicara yaitu Nawang Wahyu Widiatmaka dan Famila Dwi Winanti S.T.

Program magang ini merupakan hasil kerjasama antara program studi Teknik Industri dengan PT. Yamaha Indonesia dan PT. Inti Ganda Perdana (IGP). Program ini sudah berlangsung sejak 2015 dan sudah meluluskan alumni magang lebih dari 50 peserta. Tiap batch magang berlangsung 6 bulan, periode batch VI akan berlangsung dari Maret – Agustus 2018. Syarat dari mengikuti program magang sendiri yaitu sudah tutup teori, surat lamaran yang ditujukan kepada kepala program studi, Curriculum Vitae (CV), sudah melaksanakan KKN, dan diutamakan yang memiliki sertifikat CEPT.

Famila (alumni magang batch IV) dalam pemaparannya menjelaskan, selama program magang berlangsung, para mahasiswa akan diikutsertakan dalam projek-projek yang diberikan oleh perusahaan. “Selama 6 bulan tersebut nantinya satu mahasiswa bisa ikut 4 – 5 projek, bergantung pada kompleksitas projek yang didapat”, imbuhnya.

Menurut Famila, inti dari program magang sendiri adalah sebagai penyempurnaan keilmuan yang telah diperoleh di kampus. “Sejauh mana ilmu yang didapat bisa dipraktekkan”, tandasnya.

Sementara itu Nawang (Peserta magang batch V) mengungkapkan, sebelum mengikuti program magang alangkah lebih baiknya tahu terlebih dahulu apa tujuan mengikuti program tersebut, karena nantinya ritme hidup sebagai mahasiswa sehari-hari akan berbeda sesampainya disana, beda karakteristiknya. “Kita benar-benar harus mempersiapkan diri, dan kita juga harus sadar kalau sedang membawa nama program studi serta almamater UII”, tuturnya.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama para pembicara dan para peserta yang hadir.