Mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) tuai prestasi di kancah nasional. Adalah Zakka Ugi Rizqi dan Naufal Alfareza meraih juara 3 pada CONSTRAIN (Competition of Industrial Engineering) yang diadakan pada tanggal 5-8 September 2019 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Kedua mahasiswa tersebut mengusung tema “Maritim Logistics” khususnya mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan Terminal Petikemas Makassar (TPM).

 

 

Download disini

Kompetensi, merupakan ungkapan yang sedang trend di dunia inustri saat ini. Kompetensi menjadi salah satu indikator diterimanya calon tenaga kerja di Industri. Kiranya itulah yang diungkapkan Kalkausar Khalid SH., MM Senior HRD PT. Yamaha Indonesia dalam materi yang disampaikan pada kegiatan kuliah umum “Productivity Improvement peluang Magang di PT. Yamaha Indonesia.

Fakultas Teknologi Industri bekerjasama dengan PT. Yamaha Indonesia memasuki tahun ke 5 dalam bidang magang dosen dan mahasiswa. Saat ini mahasiswa magang yang telah di kirimkan ke PT. Yamaha Indonesia telah memasuki angka 90an dari Prodi Teknik Industri dan Teknik Mesin FTI UII. Program ini menjadi salah satu program unggulan Prodi Teknik Industri dalam rangka menyelaraskan dunia akademik dan dunis industri sehingga lulusannya mempunyai kompetensi yang cukup.

Kegiatan kuliah umum ini rutin dilakukan untuk memberikan pemahaman program magang di industri. Program magang untuk mahasiswa ini dilakukan selama 6 bulan dengan jumlah peserta magang tiap batch diatas 10 orang. Program magang akan di laksanakan tiap awal semester dengan syarat utama tutup teori, karena mahasiswa dalam kurun waktu 6 bulan sudah tidak dimungkinkan lagi mengambil teori, karena tugas utama mahasiswa di industri adalah mengerjakan proyek yang telah di siapkan pihak Yamaha Indonesia, ungkap Muchamad Sugarindra sebagai PIC program magang ini.

Prodi Teknik Industri saat ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan dalam hal magang, namun kerjasama dengan PT. Yamaha Indonesia ini merupakan kerjasama yang paling intens. Simbiosis mutualisme yang kita kedepankan agar perusahaan dan dunia kerja sama-sama mendapatkan manfaat dari kegiatan magang. Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, bahkan nanti kedepan magang akan menjadi kurikulum wajib untuk mahasiswa agar mahasiswa mempunyai kompetensi, Ungkap DR. Taufiq Immawan, ST., MM dalam sambutanya membuka kuliah umum ini.

Program magang akan dibuka tiap semester untuk seluruh mahasiswa Prodi Teknik Industri yang telah memenuhi syarat. Pengumuman akan disampaikan melalui sosial media dan website resmi Prodi Teknik Industri UII.

Dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemasaran industri, pada hari Jumat tanggal 5 Juli 2019 telah diadakan Kuliah Umum Pemasaran industri Kanaba di Era Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung di Auditorium Fakultas Teknologi Industri. Kuliah umum ini disampaikan oleh Manajer PT Hari Mukti Teknik Yogyakarta, M. Amin Syukron, S.T, yang juga Alumni Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Program Studi Teknik Industri, Sri Indrawati, S.T., M.Eng. Dalam sambutannya Sekprodi menekankan pentingnya link and match antara dunia kampus dan dunia usaha. Pada kesempatan tersebut Sekprodi juga mengapresiasi pembicara yang bersedia memberikan tambahan wawasan kepada para mahasiswa.

Pada kuliah umum ini pembicara menyampaikan role model pemasaran industri dan kompetensi apa yang diperlukan di lapangan kerja di era 4.0. Pembicara menjabarkan pola pemasaran existing, dukungan pemasaran existing, pola pemasaran perencanaan, dan sistem CRM/hubungan pelanggan PT Hari Mukti Teknik. Menurut pembicara, kompetensi yang dibutuhkan di lapangan kerja di era 4.0 adalah honest (jujur), atitude (sikap), menguasai teknologi (iOT), menguasai bahasa asing, sertifikasi kompetensi atas bidang keilmuan yang dimiliki, relasi yang bagus, dan fresh graduate yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan lainnya. Adapun kemampuan lain yang harus dimiliki adalah penguasaan teknologi hardware dan software, cepat memahami prosedur, dan mampu beradaptasi dengan prosedur-prosedur. Pembicara juga menanyangkan video Compro of Kanaba 2019. Di akhir kuliah umum pembicara memberikan ringkasan kepada peserta berupa tiga pesan sebagai berikut: define your challenges, set realistic expectation, keep your eye on the goal.

Sementara itu, Qurtubi, S.T., M.T. dosen pengampu mata kuliah pemasaran industri yang bertindak sebagai moderator mengatakan, kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah pemasaran industri, mahasiswa teknik industri secara umum, dan perwakilan dosen Teknik Industri. Dengan mengikuti kuliah umum ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami materi yang telah disampaikan di kelas, selanjutnya mahasiswa dapat mempersiapkan kompetensi di bidang pemasaran industri.

Sport engineering merupakan aplikasi teknis matematika dan fisika untuk memecahkan masalah olahraga. Bidang ini mencakup merancang peralatan, membangun fasilitas, menganalisis kinerja atlet, mengatur standar, memastikan persyaratan keselamatan terpenuhi, mengembangkan alat pelatihan, dll. (http://www.sportsengineering.org/students/what-is-sports-engineering/) Bidang ini melibatkan banyak praktisi dari sains, termasuk fisika, teknik mesin, teknik listrik, dan ilmu material.

Sport engineering masih terdengat sangat asing di Indonesia khususnya sementara di dunia barat sudah dikembangkan dalam memunculkan bibit-bibit atlet unggul yang baru di masa mendatang. Malaysia sebagai negara tetangga sudah mulai mengembangkan sport engineering seperti untuk olahraga Squash dan Sepak bola melalui pemberian hibah oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia kepada akademisi. Dibutuhkan banyak data untuk membuat suatu perangkat lunak atau peralatan yang dapat memberikan informasi apakah seorang anak dapat menjadi bintang atlet di masa mendatang. Sehingga workshop ini menjadi penting untuk dilaksanakan.

Pada tanggal 13 April 2019, Prodi Teknik Industri UII menyelenggarakan workshop dengan judul “Big Data in Sport Engineering”. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperkaya khasanah keilmuan mahasiswa teknik industri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapat informasi baru tentang sport engineering sebagai salah satu jurusan dalam keteknikan, penelitian terkait sport engineering di Malaysia, dan data yang dibutuhkan serta metode pengumpulan datanya. Selanjutnya diharapkan akan muncul kolaborasi penelitian antara perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia untuk bersama-sama mengembangkan sport engineering. Pada kuliah umum ini Prodi Teknik Industri UII mengundang Dr. Zahari Taha, CEng, MIED, FASc dosen Universitas Teknologi Malaya yang mendalami bidang sport engineering sekaligus mendapatkan hibah penelitian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia terkait pengembangan sport engineering.

Workhsop ini di buka oleh Ketua Jurusan Teknik Industri. “Teknik industri UII berupaya untuk selalu meng-update keilmuan, sesuai dengan misi Teknik Industri UII bahwa kurikulum kita responsive terhadap kebutuhan industri. Sport engineering merupakan salah satu ilmu yang sangat relevan dengan kita. Dari perancangan alat, hingga ke bagaimana menganalisis big data tentang kerja atlet agar menjadi seorang atlet yang unggul. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri, sehingga ini menjadi dasar prodi teknik industri mendatangkan para pakar untuk memberikan pengetahuan di lingkungan UII pada umumnya”. Ungkap Muhammad Ridwan Andi Purnomo S.T., M.Sc., Ph.D.

Sport engineering saat ini sedang berkembang pesat di wilayah Eropa namun belum banyak ditemukan di wilayah Asia atau bahkan ASEAN. Terdapat beberapa perusahaan scouting yang merekrut seseorang, misal untuk dijadikan pemain sepak bola masa depan yang handal, dengan melihat kemampuan mereka bermain. Data yang dimiliki oleh para perekrut ini yang kemudian diolah sedemikian rupa menggunakan bantuan engineering. Sebagai contoh, dengan melihat cara seorang anak kecil mengoper bola dengan kekuatan dan teknik tertentu, seorang perekrut scouting atau pelatih dapat memprediksikan bahwa kelak ia akan menjadi pemain sepak bola berkualitas. Sport engineering membawa big data dari para expert tersebut ke dalam hal ilmiah, tidak sekedar menggunakan insting. Untuk itu patut kiranya merespon perkembangan ini dengan update keilmuan ini dengan cepat. Saya saat ini sedang mengerjakan proyek kerjasama dengan pemerintah dalam rangka mengembangkan olah raga di Malaysia dengan mengkaji “sport engineering”. Salah satu paparan Dr. Zahari Taha, CEng, MIED, FASc.

Pesatnya perkembangan zaman menjadikan banyak munculnya inovasi yang dapat dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang kerap terjadi. Kesempatan untuk berinovasi tersebut dipergunakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Indonesia, salah satunya pada ajang INDISCO (Industrial Design Seminar and Competition). INDISCO merupakan sebuah kompetisi dan seminar mengenai desain produk yang ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswi se-Asia Tenggara dan sekitarnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Diponegoro, Indonesia. Teknik Industri UII berhasil meloloskan 2 tim untuk berlaga di semifinal 20 besar dan membawa nama baik UII pada ajang tersebut.

Tahap semifinal merupakan tahap dimana tiap tim yang telah lolos seleksi berkas proposal diwajibkan untuk presentasi mengenai rancangan produk kepada dewan juri pada Jumat-Sabtu (2-3/11) di Hotel Grasia, Semarang. Setelah itu terdapat tahap 5 besar yang mana tim yang lolos diharuskan untuk mempromosikan ide mereka secara langsung kepada masyarakat melalui pameran pada hari Minggu (4/11) di Car Free Day, Jalan Simpang Lima, Semarang.

Tim dari UII adalah tim NAT 4.0 yang beranggotakan Muhammad Taufik Anugerah (Teknik Industri angkatan 2014), Adam Ferdian Farizky (Teknik Industri angkatan 2014), dan Nashtiti Aliafari (Teknik Industri angkatan 2014) serta tim Alif Lam Mim yang beranggotakan Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri angkatan 2015), Ahmad Hanif Faiz (Teknik Industri angkatan 2016), dan Dennis Kusuma (Teknik Industri angkatan 2016). Masing-masing tim membuat rancangan yang sesuai dengan tema INDISCO 10, yaitu “Inclusive Design for Convenient Daily Activities”. Rancangan produk dari Tim NAT 4.0 berhasil menjadi juara 2nd Runner Up pada INDISCO 2018. Rancangan yang diusung adalah shower yang multifungsi dan ergonomis yang diberi nama Wafles Shower. Wafles shower mempunya fungsi penyaring bakteri dan virus, penetralisir PH air, terdapat fitur pengatur tekanan air, terdapat brush yang adjustable dan dapat berputar secara otomatis untuk membersihkan bagian tubuh yang sulit dijangkau seperti punggung, dan shower tersebut dapat dibawa dan dipasang dimana saja. Tim Alif Lam Mim juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Favorite Team. Produk yang diusung adalah alat untuk mengangkat dan memasang galon air secara otomatis, sehingga pengguna dapat terhindar dari risiko cidera.

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Mukhlas Dwi Putra, program studi Teknik Industri dan Nur Arifan dari program studi Manajemen mengikuti ajang konferensi internasional, 4th International Conference on Industrial and Business Engineering (ICIBE 2018) di Macau pada 24-26 Oktober 2018.

ICIBE 2018 merupakan konferensi yang bertujuan untuk mempertemukan para peneliti, ilmuwan, insinyur, maupun mahasiswa sarjana untuk bertukar dan berbagi pengalaman, ide-ide baru, dan hasil penelitian tentang semua aspek Teknik Industri dan Bisnis, serta mendiskusikan tantangan praktis yang dihadapi dan solusi yang diadopsi.

Dalam konferensi tersebut, Mukhlas dan Rifan membawakan paper dengan judul Waste Minimization Using Value Stream Analysis Tool (VALSAT) to Increase Company Productivity. Disampaikan oleh Mukhlas, penelitian ini dilakukan di salah satu UKM Gudeg yang ada di Yogyakarta. “Banyaknya UKM-UKM Gudeg yang tersebar di Jogja tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk UKM tersebut agar bisa bersaing”, paparnya.

Ia menambahkan, di tempat penelitian tersebut dilakukan analisis waste (pemborosan) apa saja yang terjadi dengan menggunakan metode VALSAT, setelah diketahui kemudian mana yang akan di prioritaskan untuk diselesaikan, setelah itu barulah di berikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemilik UKM Gudeg yang bersangkutan. “Tujuan akhirnya agar produktivitas dari UKM Gudeg yang diteiti tersebut bisa meningkat”, tandasnya.

Sementara itu Rifan mengungkapkan konferensi yang rutin diadakan setiap tahunnya ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari Profesor, praktisi hingga mahasiswa dari berbagai negara seperti, Jerman, Rusia, Swedia, Korea Selatan, USA, Malaysia, Filipina, Peru, Indonesia dan masih banyak lagi. “Selain kami yang dari UII, dari Indonesia sendiri juga ada perwakilan dari UI dan juga UNDIP”, tuturnya.

“Semoga para mahasiswa UII lainnya bisa termotivasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan serupa, selain menambah pengetahuan dan pengalaman tentunya juga membangun jaringan dengan akademisi serta praktisi yang hadir dalam konferensi”, pungkas mereka.

Sebanyak 14 mahasiswa magang batch 6 PT. Yamaha Indonesia (YI), Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) resmi di sidang pada Senin (10/09) di Gedung K.H. Mas Mansur UII. Program magang ini merupakan kerjasama antara UII dan PT. Yamaha Indonesia, yang mana program studi Teknik Industri UII bertindak sebagai pelaksana dari kerjasama tersebut.

Hal yang menarik dalam sidang pendadaran ini adalah masing-masing mahasiswa yang telah menyelesaikan magang dan skripsinya, selain di uji oleh dosen pembimbing dan juga satu dosen penguji dari jurusan, juga di uji oleh perwakilan PT. YI sendiri, yakni Samsudin Dede Sunarya, CBM, selaku Vice President PT. YI, lalu Kalkausar Chalid, S.H., M.M., selalu Manajer HRD PT. YI, serta Andy, S.S.T. dan Zainurip, S.T., selaku mentor mahasiswa magang selama 6 bulan di PT. YI.

Menurut Kalkausar, teman-teman mahasiswa magang yang sudah terjun langsung di lapangan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sehingga hal tersebut bisa lebih memudahkan dalam penyusunan skripsi dan usulan-usulan yang diberikan semoga bisa di implementasikan segera.

“Alhamdulillah teman-teman magang batch 6 ini baik-baik dan sudah bisa merasakan dunia kerja, mudah-mudahan kedepannya bisa terus dipertahankan”, tandasnya.

Sementara itu, disampaikan Inamul Erik Lazzuardi yang merupakan salah satu mahasiswa magang batch 6, dengan adanya penguji dari dosen dan lapangan, diharapkan bisa mendapat hasil yang lebih optimal. “Dari sisi teori bisa di uji oleh pihak dosen penguji, sedangkan dari kelayakan usulan yang diberikan bisa lebih dimatangkan lagi oleh pihak penguji lapangan”, tuturnya.

Proses sidang pendadaran mahasiswa magang batch 6 di PT. YI diakhiri dengan foto bersama dengan Dekan FTI UII,  Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., perwakilan PT. YI, perwakilan dosen penguji dan para mahasiswa magang batch 6 PT. YI.

Penyandang disabilitas tuna wicara mempunyai keterbatasan untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan organ suara dengan orang di sekitarnya. Memang saat ini telah lama dikembangkan pemakaian bahasa isyarat bagi difabel tunawicara, namun tidak semua orang memahaminya. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk berinovasi.

Retno Gumilar (Teknik Industri) bersama 2 rekannya yakni Haryo Prawahandaru (Teknik Industri) dan Mufti Sayid Muqaffi (Teknik Industri) menciptakan jam yang dapat membantu komunikasi bagi tuna wicara dengan orang di sekitar melalui penerjemahan bahasa isyarat. Alat yang sedang dalam tahap monitoring dan evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI ini diberi nama “Teg Watch” (The Guider Watch).

Penggunaan jam pintar itu juga punya tujuan lain sebagai alat mempermudah komunikasi. Salah satunya yakni potensi terjadinya tindakan kriminal semakin hari semakin berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kejahatan dapat menyasar siapa pun korbannya, termasuk orang dengan kebutuhan khusus (difabel) yang juga dapat menjadi objek bagi pelaku tindak kejahatan. Guna mengurangi tindak kriminal pada kaum difabel terlebih tuna wicara, alat ini dirasa dapat menjadi salah satu solusi.

“Inovasi jam ini menjadi sebuah alat yang inovatif dan praktis untuk mengatasi permasalahan komunikasi antara tuna wicara dengan orang di sekitar serta dapat menghindarkan diri mereka dari tindak kejahatan,” ujar Retno Gumilar.

Disampaikan Retno Gumilar alat yang mereka rancang merupakan jam yang ada pada umumnya namun ditambahkan beberapa sensor flex yang menempel pada jari-jari difabel tuna wicara. Sehingga ketika seorang tuna wicara berkomunikasi melalui bahasa isyarat, sensor flex akan menterjemahkan bahasa isyarat menjadi suara.

Penggunaan dari alat ini pun cukup mudah. Kita hanya perlu menekan tombol penerjemah dalam jam dan bahasa isyarat akan otomatis menjadi suara lewat jam ini. “Bagi tuna wicara hanya perlu menekan satu tombol saja dan bahasa isyarat akan segera dapat dipahami oleh orang di sekitar lewat penerjemahan ke suara”, ungkapnya.

Saat ini inovasi yang mereka kembangkan memasuki tahap pembuatan aplikasi Teg Watch pada platform android dan juga pengoptimalan module GPS untuk mengetahui lokasi terkini pengguna dengan bimbingan dosen yakni Setyawan Wahyu Pratomo, S.T., M.T. Retno Gumilar dan rekan-rekan berharap inovasi ini dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat khususnya kaum difabel sehingga dapat memudahkan komunikasi serta menghindarkan mereka dari incaran pelaku kriminalitas. (ENI/ESP)

Perkembangan teknologi yang kian hari semakin canggih memotivasi mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk terus berinovasi dalam memberikan karya terbaik bagi Indonesia. Salah satunya tampak dari raihan presatasi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII di kancah internasional. Tim dari UII yaitu Tim Al-faraby yang terdiri dari Reno Dias Anggara (Teknik Industri 2015), Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri 2015) dan Adinda Khairunnisa (Teknik Industri 2016) berhasil membawa nama baik UII pada ajang DESCOMFIRST 2018.

Design Competition for Industrial System dan Environment (DESCOMFIRST) 2018 merupakan acara tahunan se- Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Tahun ini, DESCOMFIRST 2018 mengusung tema “Manual Tools for Processing of Agricultural Technology”. Pada babak final, 15 tim yang lolos seleksi berkas proposal diharuskan untuk mempresentasikan hasil dari idenya pada Sabtu, (5/5) di Hotel Sunan Solo. Selain juga menunjukkan hasil karyanya berupa prototype pada kegiatan pameran yang diselenggarakan pada Minggu, (6/05) di Solo Paragon Mall.

Hasil karya mahasiswa UII yang dinamai Go-win berhasil menjadi Juara 1 pada DESCOMFIRST 2018. Go-win merupakan alat yang berupa skuter yang dapat digunakan untuk melakukan pembibitan tanaman pada bidang Agroteknologi. Go-win memiliki kemampuan menggali tanah, menaruh bibit dan mengatur jarak tanam. “Biasanya dalam menanam bibit baru, diperlukan 3 alat yang akan digunakan untuk menggali tanah, menaruh bibit dan alat yang digunakan mengatur jarak tanam. Tapi, kita berhasil menciptakan alat yang mampu digunakan untuk 3 pekerjaan itu sekaligus. Jadi setiap bagian skuter punya perannya masing-masing,” Jelas Iqbal.

Iqbal melanjutkan, Tim Al-faraby mempersiapkan Go-win sejak November 2017. Selama proses persiapan, Tim Al-faraby menyerahkan sepenuhnya kepada vendor untuk pembuatan Go-win yang juga dibantu oleh Jurasan Teknik Mesin UII dalam pembuatan prototypenya. “Kalau untuk prototype kita menyerahkan sepenuhnya ke vendor dan juga dapat bantuan dari Jurusan Teknik Mesin. Kami fokus untuk presentasi,” lanjutnya.

Kedepannya, pada tahun 2019 Tim Al-faraby berencana untuk memproduksi Go-win dan melalukan sosialisasi kepada para petani di desa-desa sehingga akan memudahkan pekerjaan mereka. “Karna Protoypenya ini udah hampir 90% layak untuk digunakan, jadi kami berencana untuk memproduksi tahun depan sehingga para petani bisa secepatnya menggunakannya,” tutupnya. (NI/RS)

Program studi (prodi) Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) adakan silaturahmi bersama para orangtua atau wali mahasiswa angkatan 2017 di Gedung Olahraga Ki Bagoes Hadikoesoemo pada Sabtu (10/02). Acara ini merupakan sesi paralel dari rangkaian acara “Temu Orang Tua dan Wali Angkatan 2017” yang diselenggarakan oleh FTI UII. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala prodi Teknik Industri UII, Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., beserta dosen pengajar di Teknik Industri UII.

Diawal pemaparannya, Yuli menjelaskan tentang profil lulusan Teknik Industri UII, visi-misi Teknik Industri UII, struktur pimpinan prodi, dan dosen-dosen yang mengajar di Teknik Industri. Selanjutnya Yuli menyampaikan bagaimana alur perkuliahan, kurikulum di Teknik Industri UII, batas waktu studi, evaluasi kuliah serta kegiatan ektrakurikuler yang bisa diikuti oleh para mahasiswa.

Selain itu, Yuli juga menuturkan program-program unggulan yang dimiliki oleh prodi Teknik Industri. Pertama, program kerjasama magang. “Setelah mengikuti program magang, perusahaan akan mengeluarkan surat keterangan magang, yang mana itu sangat berguna ketika nanti melamar ke perusahaan-perusahaan”, ujarnya.

Kedua, kerjasama dengan beberapa universitas di Taiwan untuk melanjutkan studi S2 atau S3. Sehingga bila ada mahasiswa yang berminat untuk melanjutkan studinya, selama kualifikasi yang dibutuhkan terpenuhi, maka bisa bisa menggunakan jalur kerjasama tersebut, untuk melanjutkan studinya dengan beasiswa. Ada pula beberapa mahasiswa yang di Saxion University, Belanda mengikuti program kerjasama dual degree, serta lainnya.

“Kami mengucapkan terima kasih, karena telah memberikan kepercayaan, menitipkan putra-putri bapak ibu sekalian untuk menempuh pendidikan di UII, khususnya di Teknik Industri UII”, tutupnya.

Setelah sesi pemaparan, dilanjutkan dengan dialog bersama wali mahasiswa dengan pimpinan prodi. Lalu masing-masing orang tua atau wali mahasiswa yang hadir bertemu dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) putra-putri mereka.

Salah satu orang tua mahasiswa, Humam Mahmudi, menanggapi kegiatan ini dengan positif, Ia sangat antusias mengikuti forum silaturahmi tersebut. “Dengan adanya acara seperti ini, kami bisa bertemu langsung dengan dosen dan wali mahasiswa lain, yang tadinya tidak kenal bisa saling mengenal, dan juga menambah jaringan”, tuturnya

Humam yang ternyata merupakan alumni dari Teknik Industri UII angkatan pertama ’92, berpesan kepada adik-adik yang sedang menempuh kuliah di TI UII, “perlunya untuk bisa mensinergikan ilmu yang didapat dengan kemampuan me-manage orang dengan berorganisasi, kemudian juga meningkatkan kemampuan berbahasa asing”, serunya.