Dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemasaran industri, pada hari Jumat tanggal 5 Juli 2019 telah diadakan Kuliah Umum Pemasaran industri Kanaba di Era Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung di Auditorium Fakultas Teknologi Industri. Kuliah umum ini disampaikan oleh Manajer PT Hari Mukti Teknik Yogyakarta, M. Amin Syukron, S.T, yang juga Alumni Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Program Studi Teknik Industri, Sri Indrawati, S.T., M.Eng. Dalam sambutannya Sekprodi menekankan pentingnya link and match antara dunia kampus dan dunia usaha. Pada kesempatan tersebut Sekprodi juga mengapresiasi pembicara yang bersedia memberikan tambahan wawasan kepada para mahasiswa.

Pada kuliah umum ini pembicara menyampaikan role model pemasaran industri dan kompetensi apa yang diperlukan di lapangan kerja di era 4.0. Pembicara menjabarkan pola pemasaran existing, dukungan pemasaran existing, pola pemasaran perencanaan, dan sistem CRM/hubungan pelanggan PT Hari Mukti Teknik. Menurut pembicara, kompetensi yang dibutuhkan di lapangan kerja di era 4.0 adalah honest (jujur), atitude (sikap), menguasai teknologi (iOT), menguasai bahasa asing, sertifikasi kompetensi atas bidang keilmuan yang dimiliki, relasi yang bagus, dan fresh graduate yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan lainnya. Adapun kemampuan lain yang harus dimiliki adalah penguasaan teknologi hardware dan software, cepat memahami prosedur, dan mampu beradaptasi dengan prosedur-prosedur. Pembicara juga menanyangkan video Compro of Kanaba 2019. Di akhir kuliah umum pembicara memberikan ringkasan kepada peserta berupa tiga pesan sebagai berikut: define your challenges, set realistic expectation, keep your eye on the goal.

Sementara itu, Qurtubi, S.T., M.T. dosen pengampu mata kuliah pemasaran industri yang bertindak sebagai moderator mengatakan, kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah pemasaran industri, mahasiswa teknik industri secara umum, dan perwakilan dosen Teknik Industri. Dengan mengikuti kuliah umum ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami materi yang telah disampaikan di kelas, selanjutnya mahasiswa dapat mempersiapkan kompetensi di bidang pemasaran industri.

Sport engineering merupakan aplikasi teknis matematika dan fisika untuk memecahkan masalah olahraga. Bidang ini mencakup merancang peralatan, membangun fasilitas, menganalisis kinerja atlet, mengatur standar, memastikan persyaratan keselamatan terpenuhi, mengembangkan alat pelatihan, dll. (http://www.sportsengineering.org/students/what-is-sports-engineering/) Bidang ini melibatkan banyak praktisi dari sains, termasuk fisika, teknik mesin, teknik listrik, dan ilmu material.

Sport engineering masih terdengat sangat asing di Indonesia khususnya sementara di dunia barat sudah dikembangkan dalam memunculkan bibit-bibit atlet unggul yang baru di masa mendatang. Malaysia sebagai negara tetangga sudah mulai mengembangkan sport engineering seperti untuk olahraga Squash dan Sepak bola melalui pemberian hibah oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia kepada akademisi. Dibutuhkan banyak data untuk membuat suatu perangkat lunak atau peralatan yang dapat memberikan informasi apakah seorang anak dapat menjadi bintang atlet di masa mendatang. Sehingga workshop ini menjadi penting untuk dilaksanakan.

Pada tanggal 13 April 2019, Prodi Teknik Industri UII menyelenggarakan workshop dengan judul “Big Data in Sport Engineering”. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperkaya khasanah keilmuan mahasiswa teknik industri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapat informasi baru tentang sport engineering sebagai salah satu jurusan dalam keteknikan, penelitian terkait sport engineering di Malaysia, dan data yang dibutuhkan serta metode pengumpulan datanya. Selanjutnya diharapkan akan muncul kolaborasi penelitian antara perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia untuk bersama-sama mengembangkan sport engineering. Pada kuliah umum ini Prodi Teknik Industri UII mengundang Dr. Zahari Taha, CEng, MIED, FASc dosen Universitas Teknologi Malaya yang mendalami bidang sport engineering sekaligus mendapatkan hibah penelitian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia terkait pengembangan sport engineering.

Workhsop ini di buka oleh Ketua Jurusan Teknik Industri. “Teknik industri UII berupaya untuk selalu meng-update keilmuan, sesuai dengan misi Teknik Industri UII bahwa kurikulum kita responsive terhadap kebutuhan industri. Sport engineering merupakan salah satu ilmu yang sangat relevan dengan kita. Dari perancangan alat, hingga ke bagaimana menganalisis big data tentang kerja atlet agar menjadi seorang atlet yang unggul. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri, sehingga ini menjadi dasar prodi teknik industri mendatangkan para pakar untuk memberikan pengetahuan di lingkungan UII pada umumnya”. Ungkap Muhammad Ridwan Andi Purnomo S.T., M.Sc., Ph.D.

Sport engineering saat ini sedang berkembang pesat di wilayah Eropa namun belum banyak ditemukan di wilayah Asia atau bahkan ASEAN. Terdapat beberapa perusahaan scouting yang merekrut seseorang, misal untuk dijadikan pemain sepak bola masa depan yang handal, dengan melihat kemampuan mereka bermain. Data yang dimiliki oleh para perekrut ini yang kemudian diolah sedemikian rupa menggunakan bantuan engineering. Sebagai contoh, dengan melihat cara seorang anak kecil mengoper bola dengan kekuatan dan teknik tertentu, seorang perekrut scouting atau pelatih dapat memprediksikan bahwa kelak ia akan menjadi pemain sepak bola berkualitas. Sport engineering membawa big data dari para expert tersebut ke dalam hal ilmiah, tidak sekedar menggunakan insting. Untuk itu patut kiranya merespon perkembangan ini dengan update keilmuan ini dengan cepat. Saya saat ini sedang mengerjakan proyek kerjasama dengan pemerintah dalam rangka mengembangkan olah raga di Malaysia dengan mengkaji “sport engineering”. Salah satu paparan Dr. Zahari Taha, CEng, MIED, FASc.

Pesatnya perkembangan zaman menjadikan banyak munculnya inovasi yang dapat dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang kerap terjadi. Kesempatan untuk berinovasi tersebut dipergunakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Indonesia, salah satunya pada ajang INDISCO (Industrial Design Seminar and Competition). INDISCO merupakan sebuah kompetisi dan seminar mengenai desain produk yang ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswi se-Asia Tenggara dan sekitarnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Diponegoro, Indonesia. Teknik Industri UII berhasil meloloskan 2 tim untuk berlaga di semifinal 20 besar dan membawa nama baik UII pada ajang tersebut.

Tahap semifinal merupakan tahap dimana tiap tim yang telah lolos seleksi berkas proposal diwajibkan untuk presentasi mengenai rancangan produk kepada dewan juri pada Jumat-Sabtu (2-3/11) di Hotel Grasia, Semarang. Setelah itu terdapat tahap 5 besar yang mana tim yang lolos diharuskan untuk mempromosikan ide mereka secara langsung kepada masyarakat melalui pameran pada hari Minggu (4/11) di Car Free Day, Jalan Simpang Lima, Semarang.

Tim dari UII adalah tim NAT 4.0 yang beranggotakan Muhammad Taufik Anugerah (Teknik Industri angkatan 2014), Adam Ferdian Farizky (Teknik Industri angkatan 2014), dan Nashtiti Aliafari (Teknik Industri angkatan 2014) serta tim Alif Lam Mim yang beranggotakan Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri angkatan 2015), Ahmad Hanif Faiz (Teknik Industri angkatan 2016), dan Dennis Kusuma (Teknik Industri angkatan 2016). Masing-masing tim membuat rancangan yang sesuai dengan tema INDISCO 10, yaitu “Inclusive Design for Convenient Daily Activities”. Rancangan produk dari Tim NAT 4.0 berhasil menjadi juara 2nd Runner Up pada INDISCO 2018. Rancangan yang diusung adalah shower yang multifungsi dan ergonomis yang diberi nama Wafles Shower. Wafles shower mempunya fungsi penyaring bakteri dan virus, penetralisir PH air, terdapat fitur pengatur tekanan air, terdapat brush yang adjustable dan dapat berputar secara otomatis untuk membersihkan bagian tubuh yang sulit dijangkau seperti punggung, dan shower tersebut dapat dibawa dan dipasang dimana saja. Tim Alif Lam Mim juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Favorite Team. Produk yang diusung adalah alat untuk mengangkat dan memasang galon air secara otomatis, sehingga pengguna dapat terhindar dari risiko cidera.

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Mukhlas Dwi Putra, program studi Teknik Industri dan Nur Arifan dari program studi Manajemen mengikuti ajang konferensi internasional, 4th International Conference on Industrial and Business Engineering (ICIBE 2018) di Macau pada 24-26 Oktober 2018.

ICIBE 2018 merupakan konferensi yang bertujuan untuk mempertemukan para peneliti, ilmuwan, insinyur, maupun mahasiswa sarjana untuk bertukar dan berbagi pengalaman, ide-ide baru, dan hasil penelitian tentang semua aspek Teknik Industri dan Bisnis, serta mendiskusikan tantangan praktis yang dihadapi dan solusi yang diadopsi.

Dalam konferensi tersebut, Mukhlas dan Rifan membawakan paper dengan judul Waste Minimization Using Value Stream Analysis Tool (VALSAT) to Increase Company Productivity. Disampaikan oleh Mukhlas, penelitian ini dilakukan di salah satu UKM Gudeg yang ada di Yogyakarta. “Banyaknya UKM-UKM Gudeg yang tersebar di Jogja tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk UKM tersebut agar bisa bersaing”, paparnya.

Ia menambahkan, di tempat penelitian tersebut dilakukan analisis waste (pemborosan) apa saja yang terjadi dengan menggunakan metode VALSAT, setelah diketahui kemudian mana yang akan di prioritaskan untuk diselesaikan, setelah itu barulah di berikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemilik UKM Gudeg yang bersangkutan. “Tujuan akhirnya agar produktivitas dari UKM Gudeg yang diteiti tersebut bisa meningkat”, tandasnya.

Sementara itu Rifan mengungkapkan konferensi yang rutin diadakan setiap tahunnya ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari Profesor, praktisi hingga mahasiswa dari berbagai negara seperti, Jerman, Rusia, Swedia, Korea Selatan, USA, Malaysia, Filipina, Peru, Indonesia dan masih banyak lagi. “Selain kami yang dari UII, dari Indonesia sendiri juga ada perwakilan dari UI dan juga UNDIP”, tuturnya.

“Semoga para mahasiswa UII lainnya bisa termotivasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan serupa, selain menambah pengetahuan dan pengalaman tentunya juga membangun jaringan dengan akademisi serta praktisi yang hadir dalam konferensi”, pungkas mereka.

Teknik Industri (TI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Sharing Oppurtunity Kerja bersama alumni pada Rabu (12/09) di Gedung K.H. Mas Mansur UII. Kegiatan yang dimoderatori oleh Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng., ini menghadirkan dua pembicara yaitu Hasan Taufik, S.T., alumni Teknik Industri UII angkatan ‘98 dan Ribut Santoso, S.E.Sy.

Yuli mengungkapkan bahwasanya program studi (Prodi) TI UII sangat mendukung untuk menghubungkan para calon alumni dengan alumni. Dengan berbagai macam kesibukan, bisnis maupun aktivitas yang lain yang itu boleh jadi berkontribusi kepada alumni maupun prodi. “Semakin banyak alumni yang datang dan semakin banyak prodi bisa berkontribusi kepada alumni maupun kepada calon alumni maka akan semakin meningkatkan kualitas dari program studi” tandasnya.

Dalam pemaparannya Hasan yang merupakan Direktur Utama PT. Sahabat Retail Nusantara (Anshor Retail) menjelaskan, perusahaan ini statusnya adalah milik pimpinan pusat gerakan pemuda anshor. “Kita ingin bagaimana agar perusahaan ini bisa mengaktualisasikan diri dalam kebutuhan sehari-hari, khususnya bagi warga NU” ujarnya.

Lebih lanjut Hasan menambahkan, hingga saat ini perusahaan memiliki 50 cabang di kabupaten/kota yang tersebar di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah serta DI Yogyakarta. Targetnya sampai dengan Desember atau Januari 2019 memiliki 119 cabang di Pulau Jawa. Hasan menawarkan kepada para peserta yang merupakan Mahasiswa Teknik Industri UII yang telah menyelesaikan sidang pendadaran maupun yang telah diwisuda, untuk ikut berkontribusi.

Harapan saya setelah keluar dari ruangan ini kalian bisa mengambil kesimpulan, posisi apa yang diinginkan, pekerjaan yang seperti apa dan bagaimana targetnya” tutupnya.

Sebanyak 14 mahasiswa magang batch 6 PT. Yamaha Indonesia (YI), Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) resmi di sidang pada Senin (10/09) di Gedung K.H. Mas Mansur UII. Program magang ini merupakan kerjasama antara UII dan PT. Yamaha Indonesia, yang mana program studi Teknik Industri UII bertindak sebagai pelaksana dari kerjasama tersebut.

Hal yang menarik dalam sidang pendadaran ini adalah masing-masing mahasiswa yang telah menyelesaikan magang dan skripsinya, selain di uji oleh dosen pembimbing dan juga satu dosen penguji dari jurusan, juga di uji oleh perwakilan PT. YI sendiri, yakni Samsudin Dede Sunarya, CBM, selaku Vice President PT. YI, lalu Kalkausar Chalid, S.H., M.M., selalu Manajer HRD PT. YI, serta Andy, S.S.T. dan Zainurip, S.T., selaku mentor mahasiswa magang selama 6 bulan di PT. YI.

Menurut Kalkausar, teman-teman mahasiswa magang yang sudah terjun langsung di lapangan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sehingga hal tersebut bisa lebih memudahkan dalam penyusunan skripsi dan usulan-usulan yang diberikan semoga bisa di implementasikan segera.

“Alhamdulillah teman-teman magang batch 6 ini baik-baik dan sudah bisa merasakan dunia kerja, mudah-mudahan kedepannya bisa terus dipertahankan”, tandasnya.

Sementara itu, disampaikan Inamul Erik Lazzuardi yang merupakan salah satu mahasiswa magang batch 6, dengan adanya penguji dari dosen dan lapangan, diharapkan bisa mendapat hasil yang lebih optimal. “Dari sisi teori bisa di uji oleh pihak dosen penguji, sedangkan dari kelayakan usulan yang diberikan bisa lebih dimatangkan lagi oleh pihak penguji lapangan”, tuturnya.

Proses sidang pendadaran mahasiswa magang batch 6 di PT. YI diakhiri dengan foto bersama dengan Dekan FTI UII,  Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., perwakilan PT. YI, perwakilan dosen penguji dan para mahasiswa magang batch 6 PT. YI.

Isu mengenai limbah makanan saat ini sedang ramai diperbincangkan. Permasalahan timbul karena makanan yang tersedia tidak habis dikonsumsi hingga masa kadaluarsa. Isu tersebut rupanya mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk membuat sebuah produk bernama “OPTIMA, Inovasi Produk Toples Pengingat Masa Kadaluarsa”. Tujuan dibuatnya alat ini sebagai solusi untuk meminimalkan makanan bersisa melewati masa kadaluarsa. Dengan beranggotakan tiga orang yang terdiri dari Oktavira Revi (Teknik Industri 2015), Nadia Zhafira (Teknik Industri 2015), dan Adienta Mustika Ma’arij (Teknik Industri 2015).

Disampaikan Oktavira Revi, prosedur kerja yang diterapkan dengan memasukkan toples yang sudah terisi makanan ke dalam Optima. Kemudian tombol daya dinyalakan sehingga display LCD hidup. Alat ini dilengkapi dengan aplikasi, sehingga kontrol dapat dilakukan pada smartphone yang sudah terpasang aplikasi Optima.

“Kontrol dapat dilakukan karena nama makanan dan tanggal kadaluarsa sudah diinput sebelumnya dan akan muncul pada display LCD. Sejak di input data makanan tersebut, display mulai melakukan expired countdown. Dilengkapi dengan lampu indikator dapat memudahkan konsumen untuk mengetahui waktu sisa kadaluarsa produk”, tambahnya.

Sedangkan lampu hijau menunjukkan makanan masih aman dikonsumsi. Lampu kuning merupakan signal waktu kadaluarsa tinggal 3 hari dan lampu merah sebgai tanda makanan telah melewati masa kadaluarsa.

“Kelebihan yang dimiliki oleh Optima sangat memudahkan konsumen karena terintegrasi dengan aplikasi di smartphone”, ujarnya. Meskipun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu dikembangkan. Salah satunya kendala yang dapat menghambat sistem kerja Optima terkait dengan masalah belum semua makanan dilengkapi dengan informasi kadaluarsa.

“Tantangan selama proses pembuatan Optima yang dihadapi adalah perawatan LCD karena membutuhkan kehati-hatian”, pungkasnya. (NR/ESP).

Penyandang disabilitas tuna wicara mempunyai keterbatasan untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan organ suara dengan orang di sekitarnya. Memang saat ini telah lama dikembangkan pemakaian bahasa isyarat bagi difabel tunawicara, namun tidak semua orang memahaminya. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UII untuk berinovasi.

Retno Gumilar (Teknik Industri) bersama 2 rekannya yakni Haryo Prawahandaru (Teknik Industri) dan Mufti Sayid Muqaffi (Teknik Industri) menciptakan jam yang dapat membantu komunikasi bagi tuna wicara dengan orang di sekitar melalui penerjemahan bahasa isyarat. Alat yang sedang dalam tahap monitoring dan evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI ini diberi nama “Teg Watch” (The Guider Watch).

Penggunaan jam pintar itu juga punya tujuan lain sebagai alat mempermudah komunikasi. Salah satunya yakni potensi terjadinya tindakan kriminal semakin hari semakin berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kejahatan dapat menyasar siapa pun korbannya, termasuk orang dengan kebutuhan khusus (difabel) yang juga dapat menjadi objek bagi pelaku tindak kejahatan. Guna mengurangi tindak kriminal pada kaum difabel terlebih tuna wicara, alat ini dirasa dapat menjadi salah satu solusi.

“Inovasi jam ini menjadi sebuah alat yang inovatif dan praktis untuk mengatasi permasalahan komunikasi antara tuna wicara dengan orang di sekitar serta dapat menghindarkan diri mereka dari tindak kejahatan,” ujar Retno Gumilar.

Disampaikan Retno Gumilar alat yang mereka rancang merupakan jam yang ada pada umumnya namun ditambahkan beberapa sensor flex yang menempel pada jari-jari difabel tuna wicara. Sehingga ketika seorang tuna wicara berkomunikasi melalui bahasa isyarat, sensor flex akan menterjemahkan bahasa isyarat menjadi suara.

Penggunaan dari alat ini pun cukup mudah. Kita hanya perlu menekan tombol penerjemah dalam jam dan bahasa isyarat akan otomatis menjadi suara lewat jam ini. “Bagi tuna wicara hanya perlu menekan satu tombol saja dan bahasa isyarat akan segera dapat dipahami oleh orang di sekitar lewat penerjemahan ke suara”, ungkapnya.

Saat ini inovasi yang mereka kembangkan memasuki tahap pembuatan aplikasi Teg Watch pada platform android dan juga pengoptimalan module GPS untuk mengetahui lokasi terkini pengguna dengan bimbingan dosen yakni Setyawan Wahyu Pratomo, S.T., M.T. Retno Gumilar dan rekan-rekan berharap inovasi ini dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat khususnya kaum difabel sehingga dapat memudahkan komunikasi serta menghindarkan mereka dari incaran pelaku kriminalitas. (ENI/ESP)

Perkembangan teknologi yang kian hari semakin canggih memotivasi mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk terus berinovasi dalam memberikan karya terbaik bagi Indonesia. Salah satunya tampak dari raihan presatasi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII di kancah internasional. Tim dari UII yaitu Tim Al-faraby yang terdiri dari Reno Dias Anggara (Teknik Industri 2015), Muhammad Iqbal Sabit (Teknik Industri 2015) dan Adinda Khairunnisa (Teknik Industri 2016) berhasil membawa nama baik UII pada ajang DESCOMFIRST 2018.

Design Competition for Industrial System dan Environment (DESCOMFIRST) 2018 merupakan acara tahunan se- Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Tahun ini, DESCOMFIRST 2018 mengusung tema “Manual Tools for Processing of Agricultural Technology”. Pada babak final, 15 tim yang lolos seleksi berkas proposal diharuskan untuk mempresentasikan hasil dari idenya pada Sabtu, (5/5) di Hotel Sunan Solo. Selain juga menunjukkan hasil karyanya berupa prototype pada kegiatan pameran yang diselenggarakan pada Minggu, (6/05) di Solo Paragon Mall.

Hasil karya mahasiswa UII yang dinamai Go-win berhasil menjadi Juara 1 pada DESCOMFIRST 2018. Go-win merupakan alat yang berupa skuter yang dapat digunakan untuk melakukan pembibitan tanaman pada bidang Agroteknologi. Go-win memiliki kemampuan menggali tanah, menaruh bibit dan mengatur jarak tanam. “Biasanya dalam menanam bibit baru, diperlukan 3 alat yang akan digunakan untuk menggali tanah, menaruh bibit dan alat yang digunakan mengatur jarak tanam. Tapi, kita berhasil menciptakan alat yang mampu digunakan untuk 3 pekerjaan itu sekaligus. Jadi setiap bagian skuter punya perannya masing-masing,” Jelas Iqbal.

Iqbal melanjutkan, Tim Al-faraby mempersiapkan Go-win sejak November 2017. Selama proses persiapan, Tim Al-faraby menyerahkan sepenuhnya kepada vendor untuk pembuatan Go-win yang juga dibantu oleh Jurasan Teknik Mesin UII dalam pembuatan prototypenya. “Kalau untuk prototype kita menyerahkan sepenuhnya ke vendor dan juga dapat bantuan dari Jurusan Teknik Mesin. Kami fokus untuk presentasi,” lanjutnya.

Kedepannya, pada tahun 2019 Tim Al-faraby berencana untuk memproduksi Go-win dan melalukan sosialisasi kepada para petani di desa-desa sehingga akan memudahkan pekerjaan mereka. “Karna Protoypenya ini udah hampir 90% layak untuk digunakan, jadi kami berencana untuk memproduksi tahun depan sehingga para petani bisa secepatnya menggunakannya,” tutupnya. (NI/RS)

Berdasar surat Direktur Kemahasiswaan, Didin Wahidin, Nomor : 1020/B3.1/KM/2018 tertanggal 3 April 2018, Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) meraih 17 atau 18% dari 92 proposal keseluruhan UII yang dinyatakan lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang untuk pendanaan tahun anggaran 2018 dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

“Kami bangga, Mahasiswa UII mampu berkompetisi di Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) ini dan berharap ke depan semakin banyak lagi Mahasiswa UII ikut serta menunjukkan kemampuan dan prestasi di bidang akademiknya,” ungkap Harwati, ST, MT, Sekretaris Program Studi Teknik Industri FTI UII melalui pesan singkatnya (04 April 2018)

Lolosnya ke 17 proposal tersebut, didominasi dari Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri sejumlah 11 proposal, selanjutnya Mahasiswa dari Prodi Teknik Kimia sejumlah 3 proposal dan 2 proposal dari Mahasiswa Prodi Teknik Elektro serta Mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin sejumlah 1 proposal

Program tersebut kerja antara Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan Rektor/Ketua/Direktur Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Koordinator Kopertis Wilayah.

UII dalam kelompok tiga besar UII meraih jumlah terbesar yaitu 92 atau 48% dari 191 jumlah total Proposal se Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta. Urutan kedua, disusul Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 25 proposal dan Universitas Sanata Dharma 14 proposal.

Jerri Irgo